Keesokan harinya. . .
Perlahan ku buka kedua mata ku yang terasa berat, dan seluruh tubuh ku sakit sekali. Hingga aku tak sanggup untuk bangun, dan aku pun melihat sekeliling ku.
Deg. . .
Saat aku melihat di sebelah ku ternyata ada laki-laki yang tak lain Kak Nathan kakak dari sahabat baik ku, yang hanya tertutupi selimut yang sama dengan ku.
Ternyata semalam itu bukan mimpi, dan itu benar-benar terjadi kepada ku. Air mata pun kembali mengalir di barengi isakan kecil dari mulut ku, kini aku kotor dan tak ada yang dapat ku berikan kelak kepada suami ku.
"Mengapa ini semua terjadi kepadaku? Apa salahku?" Ucap ku sambil menangis dan menangkupkan kedua tangan ku menutupi wajahku
Tiba-tiba ku rasakan pergerakan di ranjang.
"Si-apa kamu?" Bentak nya kepada ku.
Bukanny ma meminta maaf atau menyesal, yang ku dapat bentakan dari laki-laki inim Tanpa menjawab nya, ku memaksakan badan ini untuk bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dengan tertatih menahan sakit di sekujur tubuh ku.
"E-va?" Ucap nya terkejut.
BRAKK. .
Ku tutup kasar pintu kamar mandi dan mengunci nya, aku pun menyalakan air hangat dan berendam. Sakit sekali tubuh dan hati ku, aku pun berendam sambil terus terisak.
"Maafkan aku Bu, yang tidak bisa menjaga diri!" Ucap ku penuh sesal dengan menangkupkan kedua tangan di wajah ku.
"Kenapa? Kenapa harus aku?" Gumam ku dengan air mata yang terus mengalir, aku pun menggosok badan ku dengan kasar.
"KOTOR! BADAN INI KOTOR!" Teriak ku sambil terus menggosok badan ku hingga merah.
Tak lagi merasa sakit, tubuh ini seperti mati rasa. Pikiran ku kosong, aku telah mengecewakan Ibu. Bagaimana jika Ibu tau anaknya ini kotor? Apa yang harus aku lakukan?
Aku hanya menangis dan terus menangis, menyalahkan diriku sendiri yang tidak bisa menjaga diri. Hingga aku tak sadarkan diri di dalam kamar mandi dalam keadaan berendam.
Tak tau berapa lama aku tak sadarkan diri, saat aku terbangun badan ku mulai merasakan lebih baik dari pada saat aku bangun tidur tadi. Aku pun berusaha bangun dan aku baru menyadari, bahwa saat ini tangan ku terpasang sebuah infus
.
Aku pun hanya diam dengan air mata yang masih mengalir, yang ku harapkan ini semua hanya mimpi. Dan aku segera bangun dari mimpi buruk ku itu, namun sayang ini bukanlah mimpi.
Ceklek. . .
Tanpa perduli siapa yang masuk, aku hanya terdiam dengan pandangan kosong.
"Maaf." Ucap nya kepada ku, namun aku tak menoleh atau pun menjawab nya.
"Saya benar-benar minta maaf! Selamam saya mabuk berat, saya mengira kamu kekasih saya. Saya mohon maafkan saya dan saya akan bertanggung jawab!" Ucap nya.
"Makan dan minum obat lah dulu, setelah itu istirahat. Saya sudah mengatakan kepada Neysa, bahwa kamu sedang ada urusan mendadak. Agar dia tidak mengkhawatirkan mu." Ucap nya yang berbohong kepada adiknya sendiri.
Kemudian dia keluar dari kamar, sedangkan aku sama sekali tidak menjawab atau pun memperdulikan nya.
Saat ku rasa tubuhku mulai lebih baik lagi, aku pun membuka paksa infus yang ada di tangan ku dan mengambil tas yang tergeletak tak jauh dari ku. Aku pun berusaha melangkah menuju pintu keluar, dengan darah yang menetes dari tangan ku di sepanjang aku berjalan.
Beberapa pelayan yang memang mengenal ku mulai mengapa ku, namun aku tidak merespon dan terus berjalan menuju keluar.
Aku pun menghentikan taksi dan naik ke dalam nya, meskin tak tau tujuan ku akan ke mana. Tak mungkin rasanya aku pulang dengan kondisi yang seperti ini, akhirnya aku memutuskan untuk mencari penginapan murah.
"Tujuan nya ke mana Mba?" Tanya Sopir Taksi
"Jalan dulu saja Pak." Ucap ku, kemudian Taksi mulai melaju dan aku pun mencari di go**le penginapan murah yang terdekat.
"Pak kita ke Penginapan Mawar iya." Ucap ku.
"Baik Mba." Jawab Sopir Taksi.
Tak lama kami sampai, dan aku pun membayar Taksi. Kemudian memesan 1 kamar untuk 1 hari saja, setelah merasa lebih baik aku akan pulang.
Ceklek. . .
Hanya ada kasur kecil, meja, kipas dan kamar mandi. Namun cukup nyaman di sini, aku pun merebahkan tubuh ku di ranjang.
Mencoba menutup mata dan tak lama aku terbangun dengan berteriak, bayangan malam itu kembali berputar di kepala ku.
"JANGAN?" Teriak ku sambil membuka mata dengan keringat yang membanjiri tubuh ku.
Bayangan itu seakan menghantuiku membuat aku takut untuk menutup kedua mata ini, takut sangat takut.
"Kenapa ini terjadi kepada ku? Apa salah ku?" Ucap ku sambil menangis pilu.
"Bu maafkan anak mu ini! Aku kini kotor Bu!" Ucap ku.
Kring. . . Kring. . . Kring. . .
Ku ambil handphone dari tas ku dan ternyata sudah banyak panggilan dan pesan masuk yang belum ku baca. Berusaha menenangkan diri, aku pun mulai melihat siapa saja yang menelpon ku.
Neysa (5)
Ibu (3)
+6285780****** (21)
Ega (1)
Aku pun mengerutkan kening, melihat ada nomor baru yang menelepon ku. Dan lagi-lagi menelpon ku, aku pun mengangkat panggilan tersebut.
Kring. . . Kring. . . Kring. . .
"Kamu di mana?" Ucap tegas seorang laki-laki yang sudah merenggut kehormatan ku semalam dan tanpa banyak kata, ku matikan telpon tersebut dengan tubuh yang bergetar.
Kring. . . Kring. . . Kring. .
Lagi dan lagi Kak Nathan menelpon, namun tak ku angkat. Aku takut sekali, jika harus mendengar suaranya. Badan ini langsung bergetar ketakutan, bayangan kelam itu seakan muncul kembali.
Membuat aku histeris, aku memeluk bantal dan menangis menutupi wajah ku dengan bantal.
Semalam aku memikirkan semuanya, dan mungkin yang terbaik adalah melupakan semua nya. Tak ingin Ibu sedih dan kecewa, lebih baik tidak mengatakan semuanya kepada siapa pun. Dan berharap agar kedepannya tidak ada lagi masalah yang akan terjadi.
Setelah merasa lebih baik, aku pun memutuskan untuk pulang. Dan menutupi bekas luka di leher dan mata ku yang sembab, dengan menggunakan makeup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Rika Anggraeni
thor ini ngga akan di lanjut?
nanggung bgt tau
2023-05-26
0
Carneti Fitriani
semangat
2023-05-25
0
Dinda New
ini kapan update nya Thor???
2023-05-23
1