4. Sekumpulan Hama

Demetrio hanya duduk memandangi jejak kepergian Larisa itu. Ujung telunjuknya mengetuk-ngetuk permukaan meja, berpikir apa alasan wanita itu memilih waktu empat hari.

Pernikahan keluarga sebesar Lawrence dalam waktu empat jari. Hah, sungguh konyol. Bahkan dibutuhkan persiapan yang memakan waktu satu dua tahun untuk menciptakan konsep pernikahan sempurna, tapi dia memintanya dalam empat hari.

"Aku rasa dia dendam soal pembatalan kemarin." Demetrio bergumam tanpa bisa menahan senyumnya. "Baiklah. Karena menyenangkan, aku terima."

"Tuan Muda."

Asisten Demetrio yang berdiri di sana mendengarkan percakapan tadi jelas langsung bersuara. Meminta klarifikasi bahwa tuannya mungkin sedang bercanda lagi.

"Lakukan seperti kata Larisa. Empat hari."

"Tuan Muda, saya rasa keluarga besar Anda akan menentang. Tuan Besar dan Nyonya juga tidak akan setuju."

Demetrio menyerjngai. "Apa mereka punya pilihan?"

Keluarga besarlah yang meminta Demetrio segera menikah, walau Demetrio yang memutuskan sendiri bahwa ia akan menikahi Larisa lagi.

Alasannya karena dalam dua tahun terakhir, ada tiga dari anggota keluarga mereka yang mati. Satu di antaranya adalah saudara Demetrio, tepatnya adik keduanya yang menderita sakit parah dan mati saat dirawat di rumah sakit Singapura.

Dua sisanya adalah sepupu Demetrio yang usianya juga sekitaran usia Demetrio. Mereka kecelakaan di waktu yang sama, mati di waktu yang nyaris sama pula.

Ini adalah berita duka bagi keluarga Lawrence tapi juga sekaligus sebagai tanda bahwa Demetrio harus segera menikah untuk menambah keturunan.

"Empat hari, siapkan pernikahan megah yang memuaskan. Aku tidak peduli memakan anggaran sebanyak apa."

Bukankah calon mempelai pria biasanya menyiapkan dana yang dibutuhkan untuk pernikahan bersama mempelai wanita? Jadi, Demetrio tidak peduli.

Toh, urusan pernikahan ini adalah masalah keluarga jadi anggarannya diturunkan dari kepala keluarga, bukan milik Demetrio pribadi.

"Dia jadi sedikit lebih menarik setelah patah hati." Demetrio tertawa kecil memikirkan akting Larisa tadi. "Kira-kira balas dendam macam apa yang dia siapkan untuk pujaan hatinya ini?"

*

"Kerja bagus." Paman Erwin langsung tersenyum lebar mendengar laporan Larisa mengenai pernikahan itu. "Kamu melakukannya dengan baik, Larisa. Itu harus dilakukan agar Demetrio tidak membatalkannya lagi."

"Ya, Paman." Larisa tersenyum juga.

Tentu saja bukan karena ia senang dipuji atau bangga sudah melakukan tugasnya sebagai boneka. Tapi ia hanya menikmati bagaimana alur ini berjalan.

"Jangan membuat Demetrio bosan lagi." Ibu menyahut dari sofa tempatnya duduk. "Anak itu menyukai hal-hal menyenangkan jadi pastikan menyenangkan hatinya. Kamu mengerti?"

"Ya, Ibu."

Peduli setan soal Demetrio gila. Yang jelas dia senang dan hubungan keluarga mereka menjadi erat. Itu adalah prioritas keluarga ini pastinya.

"Tapi, Paman," Larisa menatap pemimpin keluarga yang tampaknya sedang sangat senang karena pernikahan itu, "lebih baik untuk tidak menyebarkan berita apa-apa dulu. Akan lebih baik jika keluarga Lawrence saja yang berbicara mengenai pernikahan kami."

Paman Erwin tampak termenung sejenak sebelum mengangguk. "Benar. Itu akan memalukan jika Demetrio membatalkannya lagi."

"Tapi bagaimana dengan undangan pernikahan?" timpal Ibu.

"Aku berencana melangsungkan acara resepsi pernikahan sekali lagi setelah pernikahan, Ibu." Larisa tersenyum selayaknya anak berbakit. "Tentu saja dengan uang Demetrio."

Paman Erwin dan Ibu tertawa senang mendengarnya.

"Kamu jadi semakin pintar sekarang. Itu bagus." Paman Erwin beranjak. Mendekati Larisa untuk menepuk kepalanya. "Jika kamu bersikap begini, maka segalanya akan lebih mudah bagi semua pihak."

"Terima kasih, Paman."

Walau tersenyum, tatapan Larisa langsung berubah dingin akibat tepukan lembut di kepalanya.

Beraninya hama ini menyentuh Larisa seenak hati. Siapa juga yang butuh pujian?

Tapi Larisa juga tidak bisa menolak keras, sebab hierarki di keluarga ini menunjukkan bahwa Larisa hanyalah alat untuk semua orang.

Aku akan menikahi Demetrio dan menjadi atasan semua orang. Larisa tersenyum manis. Kira-kira harus bagaimana mempermainkan para serangga ini, yah?

*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!