Malam harinya, ketika Rafa baru pulang bekerja, Ayu bersikap seperti biasanya. Menyambutnya pulang bekerja, mencium punggung tangannya, seolah tak terjadi apa-apa.
Dia baru saja selesai masakan untuk makan malam mereka.
"Gimana di kantor, Mas?" tanya Ayu sambil memegangi jas dan tas kerja sang suami.
"Ya, gitulah, Sayang. Hari ini Mas lumayan capek soalnya banyak pertemuan dengan beberapa klien."
"Iya, Mas, aku tau Mas capek, makanya aku udah menyediakan air hangat untuk mandi Mas. Buruan mandi, gih, habis itu kita makan malam sama-sama."
"Iya, Sayang, aku mandi dulu, ya." Rafa langsung menuju ke kamar dan membersihkan dirinya. Air hangat membuat tubuhnya menjadi lebih rileks.
Selesai mandi, Rafa pun pergi ke ruang makan karena Ayu sudah menunggunya di sana. Seperti biasa, Ayu mengambil makanan ke piring Rafa. Menuangkan air putih, hingga memberikan serbet untuknya.
"Enak banget, kamu baru belajar resep baru lagi, ya?" tanya Rafa setelah mencicipi resep baru Ayu.
"Iya, Mas, tadi aku lihat di internet ada resep baru, jadi aku cobain, deh. Syukurlah kalau kamu suka."
"Iya, kamu rajin banget masak, ya, Sayang. Udah gitu masakannya enak. Jangan-jangan dulu cita-cita kamu menjadi chef, ya?" goda Rafa yang rupanya langsung mendapatkan anggukan dari Ayu.
"Hah? Jadi cita-cita kamu sejak dulu ingin menjadi chef? Kok nggak dilanjutkan?"
"Mama dan papa nggak setuju kalau aku jadi chef. Mereka maunya aku jadi pebisnis aja. Tapi, rupanya aku hanya bisa menikmatinya selama dua tahun karena aku harus resign agar bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik." Ayu tersenyum kecil. Menurut Rafa, senyumannya tidak seceria biasanya. Namun, mungkin saja Ayu sedang lelah karena seharian di rumah.
"Kamu yang sabar, ya. Untuk sekarang, kamu nggak usah kerja dulu. Biar aku yang memenuhi kebutuhan rumah tangga kita. Dan kamu nggak perlu capek-capek bekerja. Hanya duduk di rumah dengan manis."
"Ya tapi bosen juga, sih, Mas. Coba aja ada anak, pasti aku nggak kesepian," ucap Ayu sambil menghembuskan nafas panjang. Dia memang sengaja mengatakan hal itu karena ingin tahu tanggapan dari Rafa.
Rafa yang sedang meneguk air minumnya pun langsung batuk karena mendengar kalimat Ayu.
"Astaga, kalau minum hati-hati, Mas," ucap Ayu sambil mengusap punggung suaminya.
"Maaf, Sayang."
"Ngapain minta maaf, kamu kan nggak salah. Lucu banget sih, kayak lagi selingkuh aja sampai minta maaf segala."
Uhukk uhukk! Rafa kembali terbatuk-batuk karena mendengar kalimat seperti itu dari Ayu.
"Lah, kok malah batuk lagi? Aku kan cuma ngomong. Lagian, mana mungkin suamiku yang baik dan setia ini selingkuh. Dia kan sayang dan cinta sama aku. Iya, kan, Sayang."
"I-iya, Sayang." Rafa terlihat meringis karena mengiyakan kalimat Ayu.
"Ya udah, lanjut dulu makannya. Aku udah selesai. Aku mau sholat dulu," ucap Ayu yang langsung membuat Rafa terheran-heran.
"Kamu sholat?"
"Iya, kenapa, Sayang? Mau ikut? Yuk, imamin aku."
"Eh, iya, kamu duluan aja, nanti aku nyusul."
"Iya, Sayang. Jangan lupa doakan rumah tangga kita agar tetap langgeng, ya. Tanpa pelakor, pebinor, atau demit-demit lain."
"Eh, i-iya."
Ayu pun tersenyum dan berjalan menaiki anak tangga untuk mencapai kamar mereka. Namun, sesampainya di dalam kamar, air matanya pun jatuh menetes karena sejak tadi harus menahan luka akibat berpura-pura bahagia.
"Lihat saja, Mas, aku akan menangkap basah dirimu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
y Allah,,,,itu lama menyelesaikan masalah rumah tangga sulit dan sakit, pada akhir y suami selalu egois tak mau kalah
2024-08-12
0
Yunerty Blessa
sabar Ayu....
2024-06-04
0
Al Fatih
kalo mmg ad yg lain,, knpa hrs nikahi ayu...,, mas eee
2023-07-19
0