Sugar Baby Kakak Sahabat part 5
Sagara yang terlelap karena berolahraga membuka matanya perlahan melihat sosok wanita yang baru saja digagahinya beberapa jam lalu itu tersenyum, ia ingat betul bagaimana kakunya Ara disaat dirinya meminta pelayanan pertamanya sebagai seorang sugar baby.
Ara yang begitu kaku ketika menerima stimulus berupa c*uman baik di bibir maupun di titik sens*t*f namun karena pengalaman Sagara yang cukup maka dia bisa mengimbangi dan membimbing Ara agar mau membalas r*ngs*ng*n yang diberikan oleh Sagara dan ternyata yang dirinya kira monoton justru sangat mengasyikan jangan lupakan ada sensasi tersendiri yang tercipta menurut Sagara.
Di Usia Sagara yang sekarang, bukan hal tabu yang namanya bercinta, saat masih kuliah dulu di luar negeri hal semacam ini sudah menjadi rutinitas dikala jenuh dengan mata kuliah dan ketika kembali ke dalam negeri, berbisnis dan pebisnis tidak bisa jauh yang namanya permainan panas, banyak sekali rekanan bisnis memberikan pelayanan plus-plus demi memuluskan tender dengan wanita high class baik seorang publik figur maupun model papan atas asalkan bisnis lancar semua tak masalah.
Tak jarang juga ketika berkumpul dengan teman-teman seperti Dion, saat keduanya sudah tipsy, mereka akan mencari j*l*ng yang bisa memenuhi h*sr*t.
Sagara bukan pria single yang polos dan lugu, dia sudah sepro itu dalam interaksi yang menyebabkan peluhnya terkuras di area ranjang. Namun untuk bermain dengan seorang per*w*n adalah yang pertama kalinya karena memang biasanya Sagara bermain dengan wanita yang sudah tidak bersegel.
Pantas saja harga per*w*n begitu mahal, di zaman sekarang ini, perawan sudah sulit ditemui dan harusnya Sagara bersyukur bisa merasakannya dan mulai sekarang sepertinya Sagara akan menjadikan Ara sebagai candunya kenapa dia bisa katakan demikian? Karena semalam saja setelah mendapatkan beberapa cakaran dan teriakan dari Ara karena rasa sakit yang amat menyakitkan akibat dibobol oleh Sagara, bukannya memberi kesempatan untuk bernafas tapi malah kembali dihajar sampai Ara tak sanggup dan tak sadarkan diri, sudah lama absen tabur benih eh sekali dapat malah perawan ya sudahlah jangan salahkan Sagara yang tak bisa berhenti.
Ara begitu kelelahan, Sagara tak menyangkal itu dia segera bergegas untuk membersihkan diri, dia kira Ara akan bangun lebih dahulu sebelum dirinya karena rencananya sebelum pergi ke kantor dia mau charge dan buat bekal minimal dua ronde tapi sepertinya tidak bisa karena Ara begitu kelelahan.
Setelah membersihkan diri, Sagara menghubungi service room untuk memesan makanan dan teh hangat untuk Ara agar sedikit membaik.
Sedang Ara, dirinya terbangun dengan mengerjapkan mata, melihat keadaan asing dan tak lama dirinya ingat akan semalam yang sudah melepas apa yang dia jaga selama 21 tahun ini, sudah tidak ada yang bisa dia banggakan sekarang dan itu membuat Ara harus tahu diri untuk tidak lagi mencintai Alen dan berharap pada Alen, karena dirinya sudah tak lagi per*w*n, bisa-bisa Alen akan kecewa jika tahu dirinya sudah menjadi ****** pribadi seorang Sagara.
Tak ada Sagara disini, dimana dia? apakah dirinya sudah ditinggalkan pria dewasa itu pergi? hah rasanya sesak betul benar-benar definisi ****** sepertinya dia, mencoba bangkit untuk membersihkan diri yang sudah lengket semalaman akibat peluh dan b*nih Sagara yang dibuangnya sembarangan namun rasa dibagian inti begitu sakit bahkan Ara hanya mampu duduk diranjang tanpa bergerak turun karena memang sedahsyat itu efek sampingnya.
“ Kau sudah bangun?”
Suara tersebut datang dari arah pintu kamar luar, ternyata dugaan Ara salah jika Sagara belum pergi meninggalkan dirinya.
“ Hmm.”
Hanya itu yang mampu Ara katakan, wajahnya bersemu merah ketika melihat Sagara, dirinya ingat ketika Sagara mer*ngs*ngnya dengan sentuhan dan untaian kata indah sehingga Ara yang memang tidak pernah mendapatkan hal tersebut sebelumnya cukup terbuai namun ketika benda tumpul yang menegak dikeluarkan Sagara, Ara syok bukan main besar dan berurat dan jangan lupakan benda sebesar itu masuk kemilik Ara yang begitu kecil dan juga tersegel sungguh membuat Ara menangis bahkan mungkin Sagara menerima aksi kekerasan darinya karena demi menyalurkan rasa sakitnya tersebut, Ara mencakar punggung Sagara dan untungnya Sagara tidak marah maupun protes, mungkin sudah tahu jika itu merupakan efek samping mengg*gahi wanita sepertinya.
Sagara melangkah menghampiri Ara yang termenung, lalu Sagara mencium bibir Ara sekilas membuat sang pemilik tubuh terkejut dan melotot ke arah Sagara.
“ Mikir apa hayo?”
Sagara menggoda Ara justru Ara semakin tidak kuasa menatap Sagara yang masih saja menatapnya dengan intens, Ara mencoba mengalihkan pandangan dengan cara bergegas kekamar mandi namun sayangnya bagian intinya sangat perih dan sulit untuk dibawa jalan sepertinya.
“ Mau kemana?”
Sadar jika Ara hendak pergi namun tidak bisa karena sepertinya bagian intinya begitu sakit, Sagara bertanya.
“ Mau kekamar mandi.”
Sagara tak bertanya lagi, dia langsung menggendong ala bridal style dan bergegas pergi menuju kamar mandi, Ara yang terkejut refleks memegang leher sambil protes, “ Kak Sagara mau apa?”
Sagara berdecak, “ Aku cukup peka kamu tidak bisa jalan sendiri efek malam pertama tadi.”
Malam pertama? rasanya menggelikan sekali keduanya memang melakukan malam pertama namun sayangnya dalam ikatan yang salah, tapi apa daya hanya itu yang Ara dapat lakukan karena dirinya membutuhkan banyak uang untuk biaya kuliah dan hidupnya.
Ara didudukan di atas kloset dan berjongkok didepannya, Ara yang masih malu-malu hanya mampu menatap kearah bawah namun Sagara justru salah sangka berpikir jika Ara masih mau melihat little kebanggaannya.
“ Kenapa hmm? mau lagi?”
Eh.
Ara tak tahu apa-apa tiba-tiba ditanya begitu, “ Maksudnya?”
“ Gak usah pura-pura nggak mau, lihat kamu begitu little udah ngajakin gelut ih salah sendiri dibikin baper.”
Ara yang diajak berbicara dengan bahasa lain pun masih mencerna little? siapa? kenapa dia bisa membuatnya baper? padahal disini hanya ada Ara dan Sagara tidak ada siapapun. Sadar jika Ara tak paham langsung saja Sagara menyambar b*bir ranum Ara dan beralih ke leher jenjangnya, bercak merah yang semalam dirinya buat sudah banyak dan kali ini Sagara akan menimpanya agar maha karyanya semakin bagus.
Ara hanya mampu melenguh dan juga mendesah dengan apa yang dilakukan Ara namun herannya ketakutan akan rasa sakit itu sirna seiring dengan stimulus yang diberikan oleh Sagara.
“ Kak.”
“ Jangan salahin aku little minta masuk.”
dan pada akhirnya suara l*ng*han dan d*s*h*n terdengar dari arah kamar mandi, niat hati ingin membersihkan diri justru malah memancing sesuatu yang tidak seharusnya bangun.
Ajang membersihkan diri yang harusnya hanya memakan waktu kurang dari tiga puluh menit kini menjadi hampir dua jam, bahkan service room yang mengantarkan makanan sudah tiga kali balik namun tak ada sahutan alhasil dirinya tak lagi kembali dan mengira jika penghuni kamar sedang keluar.
Ara cemberut, tubuhnya lemas dan sela*ngk*ng*nnya masih saja sakit tapi herannya tak sesakit diawal, lucu harusnya tambah sakit karena dihajar namun justru sebaliknya.
Sedangkan Sagara tampak cerah, melihat mahakarya dibagian leher jenjang Ara ditambah wajah cemberut Ara yang menatap kearahnya sungguh menggemaskan bagi Sagara. Sagara pun selesai mengenakan kemejanya lalu menghampiri Ara yang masih saja manyun menatapnya menyamakan tinggi Ara yang sedang duduk ditepi ranjang.
“ Kenapa hmm? minta dicium?”
Ara baru tahu siapa little dan kenapa dia membuatnya baper setelah selesai bercinta di kamar mandi, dengan entengnya Sagara memperlihatkan little yang sudah lemas karena bisanya sudah dikeluarkan dari sarangnya.
“ Kamu lihat ini, inilah little yang aku maksud dan kenapa aku bilang kamu buat dia baper? karena dia begitu suka dengan apapun yang ada di diri kamu.”
Jika saja Ara adalah istri sahnya sudah tentu dia akan senang mendapatkan pujian hanya saja Ara sadar siapa dia, baper? tentu saja namun sebisa mungkin dirinya bersikeras berpikir untuk tidak menggunakan hati seperti poin yang ada di surat perjanjian itu.
“ Service room sepertinya tidak jadi antar makanan, dan aku harus ke kantor kamu masih mau disini? aku bisa perpanjang masa sewanya.”
Ara langsung menggelengkan kepalanya menolak ada banyak yang harus diurus salah satunya Alen yang sudah menghubunginya puluhan sejak semalam.
Sagara mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, “ Ini black card gunakan untuk keperluanmu dan aku sudah transfer sebagai kesepakatan di awal, seratus juta.”
Buru-buru Ara mengecek mobile bankingnya, benar ada uang masuk sebesar seratus juta, Ara mendadak menjadi jutawan dan Ara mengucapkan terimakasih kepada Sagara, hanya saja menatap black card dari Sagara dan katanya gunakan untuk keperluannya, Ara masih sedikit bingung.
“ Ini untuk apa? Aku sudah dapatkan uangnya.”
“ Untuk apapun, jangan gunakan uangmu.”
Sagara bergegas, Ara ingat jika dirinya tak punya uang cash, “ Kak Sagara.”
Sagara yang hendak membuka pintu kamar pun berhenti dan menatap Ara dengan alis terangkat seolah bertanya.
“ Emm boleh aku minta uang cash seratus ribu saja?”
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments