"maaf pak saya mau kerja dulu, permisi.." ucap Nita langsung ambil langkah seribu
Semenit lagi ia bisa muntah melihat seringai Juna yang memuakkan
Selama bekerja, sebisa mungkin Davira dan Nita menghindari bandot tua itu, ia sering melecehkan karyawan wanit dengan menepuk bokong mereka atau mencubit pipi mereka.
Dan Davira maupun Nita tak Sudi di jamah pria bau tanah itu.
Karena Vira berangkat kerja diantar oleh dokter Frans, akhirnya ia pulang di antar oleh Nita, namun alih-alih pulang ,Nita malah membawa Davira ke kost an nya.
Sebenarnya Nita anak orang berada, hanya saja ia ingin mandiri dan mencari uang sendiri, sehingga wajar saja kost an dimana Nita tinggal terbilang mewah dengan fasilitas lengkap
Keesokan Harinya.
Davira mengucek matanya,ia merasa matanya sulit sekali terbuka, ia masih sangat mengantuk karena pulang larut malam.
mau bagaimana lagi, ia memerlukan uang tambahan untuk biaya operasi mamanya.
Setelah lelah bekerja semalam,
Kini ia masuk shift pagi.
waktu rasanya berdetak cepat bagi Davira, ia masih merindukan kasurnya.
Perasaan baru beberapa jam tidur tahu-tahu sudah harus bangun dan kerja lagi
Tok tok
sebuah ketukan di meja resepsionis membuat davira terkejut, matanya yang terasa berat ia buka lebar
"Vir loe di panggil pak Bambang ke ruangannya" ucap Vera rekan sesama resepsionis sinis
"Gue???". tanya Vira menunjuk dirinya sendiri
"Emang disini ada nama Vira mana lagi apa? dasar aneh kerjaannya nguap mulu, emang semalam loe ngeronda apa???" cibir Vera yang memang tak pernah menyukai Davira sejak pertama kali Davira bekerja.
Davira yang notebane nya adalah pegawai baru langsung menjadi primadona hotel karena kecantikannya, ia juga terkenal ramah dan murah senyum, banyak orang yang memujanya, dan yang paling menyebalkan adalah ia bawaan pak Bambang lngsung,.manager hotel dimana mereka bekerja.
Davira hanya menggeleng pelan melihat kelakuan rekan kerjanya, Ia tak pernah membenci Vera karena sikapnya itu.
"Haha, sensi bener non, gue tinggal dulu ya" ucap Davira namun Vera tak membalas.
Davira tahu jika Vera membencinya dan kerap berbicara ketus padanya, namu Davira mau ambil pusing.
Davira hanya ingin bekerja dan menghasilkan uang yang banyak untuk kesembuhan Mama tercintanya.
Davira berjalan menuju ruangan Bambang Dengan perasaan bingung, hatinya bertanya-tanya
"Ada apa ya om manggil gue???
apa gue buat salah??? atau dia mau kasih gue surat pemutusan kerja???
Aduh, ya Allah semoga bukan hal yang buruk" doa Vira dalam hati.
Davira sudah berada di depan ruangan Bambang, ia mengulurkan tangannya hendak mengetuk pintu, namun Davira ragu, ia kembali menarik tangannya.
Davira diliputi kecemasan.
Pekerjaan ini memiliki gaji yang besar, ini merupakan pendapatan utamanya untuk menyokong hidup mereka, sementara pekerjaan sambilan ia kumpulkan untuk operasi mamanya.
Vira menutup matanya, ia berusaha mengatur nafasnya menstabilkan detak jantungnya yang tak karuan, saat hendak mengetuk pintu ruangan Bambang ia tak melihat jika pintu tiba-tiba terbuka, dengan santainya ia mengetuk
tentu saja ketukan tangan Vira mendarat di dada bidang seorang pria yang keluar dari ruangan Bambang, manager hotel sekaligus sahabat papa nya
"kok rasanya...." Vira memegang dada pria itu dan memencetnya sambil berfikir
"Nona ,apa anda sedang mengigau??Apa sudah puas melecehkan ku????" tanya pria itu mencibir.
Davira mengerutkan alisnya, suara pria itu terdengar tak asing, ia segera membuka matanya dan terkejut.
Vira sampai mundur dua langkah saking terkejutnya
"Kauuuuuuu" teriak Davira teriak terkejut bukan main, ia sampai mengibaskan tangannya sendiri
"Kucing galak kita bertemu lagi, kau berhutang padaku" ucap pria misterius itu dengan seringai licik
"Dasar gila" umpat Davira kesal bukan main muak melihat seringai licik terpancar di wajah pria itu, ya walau harus Vira akui jika pria di depannya adalah pria tertampan yang pernah ia lihat, tapi tetap saja Vira merasa kesal melihatnya.
Setiap mengingat kejadian bertemu dengan pria itu dan mulut tajam pria itu, berhasil membuat darah Vira mendidih saat mengingatnya
wajah tampan tanpa attitude yang baik, minus.
"Kau...." nampak seorang pria lain di samping pria itu yang terlihat tak senang begitu pula pak Bambang yang melihat interaksi antara pria itu dan Vira
"Davira......." panggil Bambang yang tak meneruskan kalimatnya, ia seperti ingin mengatakan sesuatu, namun kalimatnya tak keluar dari mulutnya
ditambah ia melihat kode keras yang dikirim pria misterius itu pada pak Bambang, membuat pria paruh baya itu bungkam walau ragu
"Siapa sebenarnya pria itu???
kenapa sepertinya om Bambang sangat menghormatinya?" gumam Davira dalam hati.
Ia bisa melihat jelas interaksi pak Bambang dengan pria aneh itu
"Pak Bambang, aku akan kembali lagi nanti, makananku sudah menanti" ucap pria itu membuat bambang gelagapan dan mengangguk.
Bambang bahkan sampai mengantar kepergian pria misterius itu dengan sopan, membuat Davira makin bingung dan penasaran siapa sebenarnya pria itu.
Bambang melirik sekilas ke arah Vira, gadis cantik anak sahabatnya yang sudah ia anggap putrinya sendiri.
pria paruh bawa itu seperti khawatir terlebih melihat tatapan pria asing itu sebelum pergi.
"Vira, ayo masuk" ucap Bambang langsung mempersilahkan Vira masuk ke dalam ruanganya
"Masuklah nak, hahaha maaf om memanggilmu mendadak.
kau pasti bingung ya??" tanya bambang langsung berubah ramah.
ia harus menjaga image nya di bawah anak buahnya, namun jika hanya mereka berdua, Bambang adalah seorang pria yang hangat dan berwibawa.
Davira sangat menghormatinya.
ia jadi rindu sosok papanya .
"Loh kenapa kamu menangis???? apa om buat salah???" tanya Bambang bingung.
Bambang dengan penuh kasih sayang memeluk Davira dan mengelus puncak kepala gadis itu
lagi pula papa Davira adalah sahabat nya.
dulu saat ia susah, papa Davira lah yang membantu perekonomian keluarganya, kini saat nya ia membalas utang jasa itu.
"Aku hanya rindu dengan papa" ucap Davira lirih.
"Nak kau bisa menganggap alu papamu juga, aku sudah menganggap kamu putriku sendiri.
jangan lupa doakan papamu, beliau sudah tenang di alam sana" ucap Bambang membuat Davira terharu
"Makasih om"
"Owh ya sudah jangan nangis, nanti cantiknya hilang.
ini om ada titipan untuk mamamu.
ya gak seberapa tapi bisa nambah sedikit biaya pengobatan mamamu"ucap Bambang menyodorkan amplop berwarna coklat pada Davira
"Om....
Vira gak bisa terima.
kami sudah terlalu banyak menyusahkan om Vira takut tak bisa membalas kebaikan om" ucap Davira menundukkan kepalanya
"Hahaha Davira, davira
om ikhlas lillahi ta'alla.
Dulu papamu yang membantu om, kini gantian om yang membantu kalian.
Kita keluarga" ucap Bambang menepuk bahu Vira
"Om....."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Missheryna Sitepu
cerita menarik
2023-06-18
0
Missheryna Sitepu
cerita menarik
2023-06-18
0