Perasaan dokter Frans

Cynthia merasa bersalah pada putrinya karena sudah membuat davira harus putus sekolah dan bekerja untuk menghidupi keluarga mereka dan juga untuk pengobatan dirinya.

Ia merasa sudah gagal menjadi seorang mama karena tidak bisa melindungi putrinya sendiri.

"Ma, please jangan berkata itu lagi, Davira hanya ingin merawat mama, hanya mama keluarga yang Vira punya di dunia ini

Jika mama gak ada, Davira gak sanggup hidup sendirian ma" ucap davira menangis sambil memeluk mamanya.

Sudah lama Cynthia tidak melihat putrinya menangis seperti itu.

Terakhir kali ia melihat davira menangis saat  pemakaman papanya, dan sejak itu Cynthia tidak pernah melihat lagi putrinya  bersedih.

Davira selalu ceria walau dalam keadaan susah. Cynthia merasa sangat bersalah karena berkata yang tak seharusnya ia katakan. Cynthia merasa bersalah karena membuat davira menangis. Iya tahu betapa kerasnya putrinya mencari uang demi mereka.

Cynthia hanya frustasi, ia tertekan dengan penyakit dan keadaan. terlebih ia tak tega melihat putri kesayangannya menderita karena nya.

"Maafkan mama, mama hanya merasa bersalah.

Kamu harus putus kuliah dan bekerja keras. sedang mama hanya bisa menghabiskan jerih payahnya huhuhu" Cynthia menangis pilu.

sejak Adrian meninggal dunia dan dia di vonis kanker, dunia nya terbalik.

mereka hidup serba kekurangan.

putri yang mereka besarkan dengan kemanjaan dan bergelimang harta kini harus mengais rezeki demi bertahan hidup

"Kita hadapi bersama ya sayang, maafkan mama, jangan menangis.

mama tak sanggup melihatmu menangis" ucap Cynthia sambil menghapus air mata davira.

"Kita berjuang ya ma"

Davira tak merasakan sakit yang Mama derita tapi dari Vira mohon mama kuat dan berjuang untuk kesembuhan penyakit mamah. Devil hanya ingin Mama sembuh Dan kita bisa berkumpul lagi walau hanya makan seadanya"

"Iya sayang Mama akan berjuang untuk kamu untuk kita"

"Terima kasih ma, Vira sayang mama"

"Mama juga sangat sayang sama kamu Vira"lalu keduanya berpelukan saling menguatkan,

Beberapa saat kemudian mereka membuka paper bag yang di berikan Rere, saat mengeluarkan box makan, mereka melihat amplop putih di dasar paper bag.

Davira dan mamanya saling pandang menatap amplop putih yang bina selipkan di dalam paper bag tersebut.

Dengan dengan perasaan yang campur aduk Cynthia mengambil amplop tersebut, di dalamnya ada beberapa lembar uang seratus ribu dan surat.

Davira dan mamanya kembali menangis, mereka merasa malu juga bersyukur, di saat semua kerabat dan teman menjauh, masih ada orang baik yang mau membantu.

Davira menyuapi mamanya makan, setelah sholat, ia langsung tertidur di sofa yang ada di dalam ruangan tersebut.

Suara nafas beraturan menandakan Davira  tidur dengan lelap

"Maafkan mama sayang, maafkan mamamu yang menyusahkan ini.

Mama akan berjuang melawan penyakit mama demi kamu" ucap Cynthia lirih sambil menatap sendu Davira, putri kesayangannya

Cynthia menatap putrinya yang tertidur pulas di atas sofa, ia melihat Davira yang terlihat sangat kelelahan. Dalam setiap doa Cynthia ia memohon pada sang kuasa untuk diberi kesempatan dapat melihat putrinya menikah.

Jika Tuhan ingin mengambil nyawanya Cynthia ikhlas karena merasa tenang putrinya sudah ada yang menjaga sehingga tak ada penyesalan.

Air mata Cynthia menetes, ia terisak kecil sambil menutup mulutnya agar putrinya tak mendengar.

Kehidupan yang serba kecukupan kini berganti dengan kehidupan yang penuh derita dan air mata.

Bahkan tak ada seorangpun yang Sudi membantu mereka.

Hanya Bambang sahabat suaminya yang masih membantu mencarikan pekerjaan untuk davira. Sementara sahabat suaminya yang lain lebih memilih menjauh karena tak ingin dimintai tolong oleh Cynthia.

Cynthia meremas dadanya, rasanya sakit sekali.

Ia hanya bisa melihat tanpa bisa membantu, ia tak berdaya di bawah penyakitnya..

Kini putrinya kerja mati-matian demi mencari uang untuk operasinya.

Cynthia merasa sangat .....

Satu jam kemudian, davira terbangun dan langsung memeriksa jam di pergelangan tangannya.

Ia sontak bangkit dan berjalan menuju wastafel membuat Cynthia terkejut

"Astaghfirullah, mama kenapa gak bangunin aku?"

"Kamu lagi asik tidur mana tega mama bangunkan. Memangnya tidak bisa sehari saja kau tidak bekerja Sayang" tanya Sintia menatap putrinya dengan wajah kasihan.

Sementara kedua tangannya sedang asyik memintal benang.

Kegiatan Cynthia di waktu luangnya kini adalah merajut. Iya tak mau berpangku tangan sementara putrinya sibuk mati-matian mencari uang demi dirinya.

Walaupun penghasilannya tidak seberapa tapi Cynthia setidaknya bisa meringankan sedikit beban Putri kesayangannya.

"Mama kenapa gak tidur malah merajut lagi, istirahat.

Davira tidak mau mama kelelahan.

Serahkan semuanya sama Davira mah.

Davira tahu Mama khawatir. tahu mama khawatir, tapi kondisi mama yang paling utama, Devira akan khawatir kalau mama sakit lagi" ucap Devira

"Iya-iya, mama gak akan membantah.

Kamu cepat mandi dan jalan kerja, habis itu mama istirahat"ucap Cynthia yang tak mau putrinya mengkhawatirkannya.

"Aku mandi dulu ya mah" ucap ucap Davira lalu masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruang perawatan tersebut Tak lama kemudian ia sudah keluar memakai pakaian rapi dan langsung berpamitan pada mamanya.

Davira bergegas menuju parkiran namun saat davira tiba di lobby ia bertemu dengan dokter Frans

Ia lupa jika dokter tampan itu mencarinya.

Dokter Frans adalah dokter yang menangani mamanya selama ini.

Sudah 2 tahun lebih Frans menjadi dokter langganan Cynthia sehingga mereka sudah saling kenal terlebih davira sering meminta pendapat mengenai pengobatan mamanya.

Diam-diam dokter Frans juga membantu davira meringankan biaya perawatan Cynthia.

Bukanya Davira tak tahu jika Frans menyukainya hanya saja saat ini davira tidak ingin memikirkan tentang percintaan.

Tujuan hidupnya hanya satu untuk kesembuhan mamanya.

"Vira, kamu udah mau berangkat kerja?????"tanya Frans begitu mereka berpapasan

"Iya dok, Vira jalan dulu ya Dok karena sudah telat"

"Eh, suster Mila tidak memberitahumu jika aku mencarimu??????" Tanya Frans penasaran

"Astagfirullah Maaf ya Dok tadi Vira ketiduran jadi lupa deh hehehe.

Memangnya ada sesuatu yang penting tentang penyakit mama?????" Tanya davira langsung berubah serius jika menyangkut mamanya

"Penting gak penting, Ya udah saya antar ya, sekalian saya mau pulang, tunggu lima menit aja" ucap dokter Frans,

"Vira bisa naik motor sendiri kok dok"

"Saya memaksa tunggu sebentar"ucap dokter Frans tak mau ditolak. Dengan terpaksa davira menanti dokter Frans di lobby.

Ia sungguh tak mau berhutang budi terlebih pada dokter Frans yang sudah banyak membantu mamanya.

Terpopuler

Comments

Retno Elisabeth

Retno Elisabeth

semangat thor

2023-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!