Bab 5 : Ulang Tahun Sang Mantan Kekasih

Gena terus mengikuti kemanapun grup vokal laki-laki ini pergi. Ia senang bisa bersama dengan 7 pria idamannya itu. Namun 7 pangerannya ini harus berhati-hati jika bersama Gena di tempat umum. Karena Gena sudah menjadi hantu yang tidak semua orang bisa melihatnya. Jika mereka bicara atau tertawa karena Gena di depan umum, bisa-bisa mereka disangka 'gila'.

Gena menceritakan tentang Bandung. Ia bercerita banyak hal di sini, mulai dari tempat bermain yang menyenangkan, makanan khas yang enak, juga tempat yang sangat ia sukai. Dan sampailah mereka ke gedung sate.

"Kenapa tempat ini di sebut gedung sate?" tanya Dongwoo.

"Lihat di puncak atapnya yang paling tinggi itu!" jawab Gena sambil menunjuk ke atap gedung tempat gubernur Jawa Barat itu bekerja.

Terlihat seperti ada duri yang di bawahnya terdapat bulatan-bulatan kecil. Layaknya sate yang menusuk beberapa lapis daging. Mereka pun memahami kenapa di sebut gedung sate.

"Jadi, karena itu kalian sebut gedung sate?" tanya Myunsoo.

"Benar. Karena di puncak atapnya seperti ada tusuk satenya. Di Indonesia makanan daging yang ditusukkan lalu dibakar, kami sebut dengan sate. Makanan yang enak sekali rasanya."

"Aku penasaran rasa sate seperti apa," kata Sungjong tak sabar.

"Aku juga. Apa ada yang berjualan sate di sini?" tanya Sungyeol.

"Biasanya yang berjualan sate itu di sini malam hari. Jadi, jarang-jarang ada. Kalau mau harus di restoran."

"Kalau begitu, ayo kita cari! Aku sudah tak sabar!"

"Di restoran hotel kalian menginap saja. Pasti ada."

Benar juga kata Gena. Mereka pulang ke hotel dan segera menuju ke restoran. Di restoran hotel yang kini semakin ramai, menjadikan mereka bertujuh semangat untuk makan.

"Kalian duduk saja, biar aku yang pesan!" perintah Sunggyu, kemudian ia pergi.

Sambil menunggu Sunggyu, semuanya mengobrol. Hingga Gena mendekati salah satu dari mereka. Yang ia dekati adalah Myunsoo. Cowok yang biasanya dipanggil 'L' di grup itu dipeluknya dari belakang.

Anggota grup yang melihat mulai heboh. Bahkan Woo-hyun sampai bersiul ala orang yang melihat pasangan kekasih yang tengah romantis.

"Wah, wah! Ada yang akan menjalin hubungan asmara!" seru Dongwoo.

"Benar. Kita harus merayakannya!" seru Hoya.

"Pasti asyik, Bung!" seru Sungyeul.

Gena hanya tersipu malu. Arwah penasaran itu mulai memerah wajahnya. Myunsoo juga ikut memerah wajahnya. Namun, cowok itu berusaha memperingatkan Gena agar tidak melakukan itu.

Namun Gena bersikeras tidak mau melepaskan Myunsoo. Ia malah ingin makin lengket dengan Myunsoo. Tapi Myunsoo tetap ingin Gena berhenti melakukan itu.

"Jangan seperti itu, Myunsoo! Nanti dia menangis," kata Woo-hyun disusul dengan tawa.

Tapi, ini semua tidak berlaku untuk reaksinya Sungjong. Cowok muda itu tidak menunjukkan reaksi senang. Reaksi yang malah menggoda Gena dan Myunsoo seperti member yang lain. Wajahnya yang semula ceria, tiba-tiba jadi tidak cerah. Jadi mendung.

Tak ada yang mempedulikannya. Namun ia ditanya oleh Dongwoo, "Sungjong! Bukankah mereka pasangan serasi?"

Sungjong yang tiba-tiba sedikit goyah dari lamunannya karena kaget, hanya menjawab dengan senyuman kecil dan anggukan kecil juga. Dongwoo pun ikut tertawa dengan teman-teman grupnya yang lain.

Hingga Sunggyu pun datang. Sate yang dipesan adalah sate ayam. Aroma bakar dan bumbunya tercium. Amat sangat menggoda lidah siapa saja yang mencium aromanya. Segera saja mereka serbu dengan nasi di piring masing-masing.

Gena melepaskan pelukannya dan berkata, "Selamat makan! Semoga kalian suka dengan sate."

Semuanya makan dengan lahap. Sungguh amat lahap dan cepat semuanya. Sampai Woo-hyun dan Myunsoo saja menambah lagi satenya ketika nasi mereka sudah sedikit lagi mau habis di piring mereka. Khususnya Myunsoo, ia minta nambah lagi. Ia memang dikenal paling suka makan.

"Benar-benar enak sekali makanan ini!" seru Dongwoo sambil mengunyah nasi dan satenya.

"Benar. Makan steak saja tidak seenak ini rasanya. Ini lebih sedap!" seru Myunsoo, juga sambil mengunyah nasi dan satenya.

"Kalian akan lebih senang lagi pasti kalau daging satenya adalah daging sapi," kata Gena dengan senyuman.

"Kami tak terlalu suka daging sapi, Gena. Kami lebih suka ayam," balas Sunggyu.

Gena menepuk keningnya. Ia berlagak seperti orang lupa sesuatu dan berkata, "Oh iya, lupa! Iya, kalian lebih suka ayam daripada daging lainnya."

"Tepat!" balas Woo-hyun.

Walau nampaknya enak dan nyaman di lidah Sungjong, tapi cowok itu tetap saja makan biasa saja. Santai, kalem. Ia hanya tersenyum kecil saja melihat Gena yang tertawa bersama kakak-kakak di grupnya.

Entah kenapa seperti ada yang aneh. Dari hatinya seperti ada rasa yang tidak biasa. Seperti rasa cemburu. Di tambah lagi melihat Gena yang tetap berada di samping Myunsoo, dan lebih meladeni pria itu, meskipun ia sudah melepas pelukannya.

Sepertinya, memang Gena mulai ada rasa pada Myunsoo. Tak hanya sekedar menjadikan Myunsoo idolanya, tapi juga seakan-akan seperti akan menjadikan Myunsoo kekasih yang berikutnya, meskipun Gena sudah meninggal.

...***...

Gena ikut masuk ke kamarnya Myunsoo. Di kamar Myunsoo ada kalender. Gena melihat kalender itu. Hingga ia sedikit terkejut dengan tanggal hari ini.

Myunsoo yang baru saja keluar kamar mandi, tiba-tiba merasa aneh melihat Gena mulai bersedih. Tiba-tiba wajahnya murung. Badannya membatu.

Sambil menyeka lehernya yang basah setelah mandi dan memakai pakaiannya di kamar mandi karena menghormati Gena sebagai perempuan, walaupun dia hantu, Myunsoo berjalan mendekatinya. Lalu terduduk di sebelah Gena dan bertanya.

"Ada apa, kenapa kau jadi murung begitu?"

Lamunan Gena goyah dan menghapus air matanya, yang sempat sedikit menetes. Gena menjawab hanya dengan menggelengkan kepalanya dan senyuman. Yang mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.

"Kau yakin tidak apa-apa? Wajahmu habis menangis."

"Tidak, I'm fine. Aku benar-benar baik-baik saja," balas Gena. Meskipun air matanya kembali menetes.

Gadis itu berusaha untuk kuat, tidak mau menangis. Hingga Myunsoo mengambil sehelai tissue dari meja riasnya, lalu membantu Gena menghapus air matanya. Gadis itu terdiam dan melirik Myunsoo.

Cowok yang paling diincar oleh Kaum Hawa yang menyukai grupnya itu membalas tatapan mata Gena, tapi hanya dengan senyuman. Setelah dirasa membaik, Gena menunjukkan senyumannya. Myunsoo juga ikut senang, dan membuang tissue itu ke tempat sampah.

"Jujur saja! Apa yang membuatmu menangis hari ini?" tanya Myunsoo.

Gena terdiam sejenak dan menjawab, "Ini...hari ulang tahun mantan kekasihku itu. Aku...jadi ingin bertemu dengannya."

Myunsoo mengangguk paham. Ia pun merangkul Gena dan membalas, "Kau tak perlu khawatir! Nanti akan kami bantu mencari lokasi kekasihmu dan dimana jenazahmu sesungguhnya. Okey?"

Gena merasa lebih baik lagi saat ini. Ia tersenyum bahagia dari sebelumnya. Ia bisa dibuat tertawa sekarang oleh Myunsoo.

Rupanya, mereka diintip oleh seseorang dari balik pintu kamar Myunsoo yang terbuka sedikit. Dan tak asing lagi, dia adalah Sungjong. Cowok itu merasa ada kecemburuan.

Tapi ia tahan dengan kesedihannya. Air matanya yang tiba-tiba menetes segera ia hapus. Dan senyuman kembali terbit di wajahnya, walaupun kecil. Agar tidak diketahui siapapun kalau dirinya tengah mengintip Gena dan Myunsoo, ia pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

...^^^...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!