Besok paginya, Sungjong bangun sambil menguap kecil. Badannya terasa sangat segar. Melihat langit pagi Bandung sudah mulai terlihat birunya. Cowok Korsel itu masuk ke kamar mandi dan mencuci mukanya agar matanya lebih segar lagi.
Namun saat akan keluar kamar mandi...
"Pagi, Sungjong!" seru Gena dengan semangat.
"Gyaaa!" seru Sungjong terkejut hebat. Bahkan saking kagetnya, ia nyaris jatuh ke lantai.
Untungnya tidak jadi karena berhasil ditahan dengan berpegangan pada lubang pintu. Saat berdiri, cowok itu mengatur nafas sambil mengusap dadanya. Mencoba sabar menghadapi roh cewek cantik itu.
"Kau ini, buat kaget saja!" keluhnya sedikit kesal.
Gena hanya tertawa cekikikan. Cewek yang meninggal tahun 2012 lalu itu kemudian mengikuti langkah Sungjong keluar kamar. Ia berjalan menuju kamar sebelah kanan. Itu kamarnya Woo-hyun. Ia tidur sendiri.
Sungjong membangunkan Woo-hyun. Cowok berambut hitam dengan sedikit warna coklat gelap itu menggoyang-goyangkan badannya Woo-hyun. Woo-hyun hampir sama seperti Dongwoo, sangat susah dibangunkan kalau bangun tidur pagi hari.
"Dia dan Dongwoo susah kalau dibangunkan pagi-pagi," kata Sungjong nyaris menyerah.
Gena berlagak seperti orang berpikir. Hingga ia pun bergaya seperti orang yang memiliki ide. Sungjong melihat gadis arwah penasaran itu ke berjalan ke kamar mandi di kamar Woo-hyun ini. Ia mengerutkan kening, bertanya-tanya apa yang akan Gena lakukan.
Begitu ia melihat Gena membawa seember kecil air, Sungjong tertawa cekikikan. Ia sekarang mengerti apa yang akan Gena lakukan. Dan dugaannya tepat.
Gena membanjur Woo-hyun dengan air di ember kecil itu. Tidak terlalu penuh isinya, tapi mampu membuat Woo-hyun terkejut hebat dan melompat dari kasur hotel.
Melihat Woo-hyun jadi berlagak seperti orang kaget karena digigit anjing besar tiba-tiba, Sungjong dan Gena tertawa terbahak-bahak. Keduanya tertawa geli sampai sakit perut. Sementara Woo-hyun jadi sangat kesal dan nampaknya marah juga.
"Kalian ini! Lihat, bajuku sampai basah kuyup dengan ranjangnya!" keluh Woo-hyun kesal dan marah besar, sambil menunjukkan baju kaus tidurnya dan kasurnya sudah basah hebat.
"Supaya kau mudah dibangunkan. Kasihan Sungjong lelah membangunkanmu," balas Gena memberikan alasan.
"Kau sudah mati pun masih bisa nakal, ya!"
"Saat masih hidup dulu, aku memang dikenal iseng dan nakal."
Woo-hyun masih sangat kesal dan marah. Ia pun mengambil handuknya dari kastop di kamar mandi dan menyeka air banjur di wajahnya dengan handuk itu sampai kering. Melihat itu, Sungjong dan Gena kembali tertawa terbahak-bahak. Dan mereka saling melakukan 'tos' tangan.
Ketika keluar kamar, ketiganya mendapati sudah ada Sunggyu dan Myunsoo terbangun. Yang tersisa berarti hanya tiga orang yang belum bangun, yaitu Sungyeol, Dongwoo dan Hoya.
"Hoya bilang jangan dibangunkan. Nanti dia bangun sendiri, dia masih mau tidur," kata Sunggyu pada yang lainnya. Ia yang satu kamar dengan Hoya.
"Berarti, tinggal Sungyeol dan Dongwoo yang harus kita bangunkan," balas Gena.
"Ya sudah, ayo!" ajak Sungjong.
"Kau, Myunsoo, Woo-hyun dan Gena duluan saja. Biar aku yang bangunkan mereka berdua!"
Myunsoo, Sungjong, Woo-hyun dan Gena menuruti perintah Sunggyu. Mereka pun menuju lantai dasar untuk menuju ke bagian restoran hotel. Menggunakan lift untuk turun.
Sesampainya di lantai dasar, mereka keluar lift dan berjalan ke restoran. Restoran sudah ramai ketika mereka masuk. Ada yang sudah rapi, ada juga yang belum mandi seperti mereka.
"Kalian duduk saja duluan! Aku yang pesan," pinta Myunsoo.
Woo-hyun, Sungjong dan Gena menurut. Setelah menemukan kursi dan meja makan, mereka pun terduduk, kecuali Gena. Ia tahu tak akan ada yang bisa melihatnya selain 7 artis Korsel ini.
"Kau tidak mau duduk?" tanya Sungjong.
"Aku ini hantu. Dan hantu tidak makan. Jadi, aku berdiri saja. Lagipula, selain kalian tidak ada yang bisa melihatku," jawab Gena santai.
"Benar juga katanya," balas Woo-hyun.
Sungjong pun mengangguk paham. Lalu sarapan pun datang. Myunsoo membawa nampan yang terdapat empat piring nasi goreng yang memakai kecap.
"Apa ini nasi?" tanya Sungjong polos.
"Iya, inilah nasi goreng yang memakai kecap di negara ini," jawab Gena.
Sungjong mengangguk paham lagi, lalu ikut kedua kakaknya makan. Myunsoo yang sudah melahap satu sendok nasi goreng, melihat Gena tidak duduk dan makan nasi goreng itu.
"Kau tidak makan?" tanyanya setelah menelan nasi goreng itu.
"Aku sudah meninggal. Apa orang mati masih bisa makan?" jawab Gena dengan balik tanya.
Myunsoo pun mengerti. Jadi nasi goreng itu ia putuskan untuk Sunggyu saja nanti, sebagai member yang paling tua di rumah boyband ini.
Saat tengah makan, Myunsoo melihat kerah kaus tidurnya Woo-hyun seperti ada bekas serapan air yang besar. Seperti bekas basahan.
"Woo-hyun, kau berkeringat? Bajumu basah," tanya Myunsoo.
Mendengar pertanyaan itu, kesal dan amarah Woo-hyun kembali datang. Ia menceritakan apa yang Gena lakukan padanya barusan saat membangunkannya. Ia lebih kesal lagi karena Sungjong ikut mentertawakan, bukannya membantu mengeringkan basah kuyup karena banjuran air itu.
"Saat masih hidup saja iseng, apalagi saat sudah jadi hantu begini. Semakin tinggi isengnya," tambahnya dengan tatapan mata kesal pada Gena.
Gena dan Sungjong hanya tertawa. Myunsoo yang mendengarnya juga ikut tertawa. Melihat itu, Woo-hyun hanya kesal saja sekarang. Ia teruskan makannya sambil mengunyah dengan cepat.
Saat itulah, datang empat member lainnya. Mereka memesan nasi goreng yang sama. Namun, untuk yang satu lagi sudah benar-benar didapat oleh Sunggyu. Empat member yang baru datang itu tertawa terbahak-bahak mendengar momen Woo-hyun dibanjur Gena yang diceritakan oleh Myunsoo.
"Kalian sama menyebalkannya ternyata dengan gadis arwah iseng ini!" seru Woo-hyun kesal.
"Maaf, Bung! Habisnya sungguh-sungguh lucu. Kau dan Dongwoo memang sama-sama susah bangun pagi," balas Sunggyu meminta maaf, dan lanjutkan tawanya.
"Benar. Apalagi, kau dibanjur hantu," tambah Hoya, dan disusul juga dengan lanjutan tawanya.
Woo-hyun jadi makan seperti harimau yang marah. Teman-teman grupnya meminta maaf. Gena juga ikut meminta maaf, walau tawanya masih belum bisa dihentikan. Seperti sulit baginya untuk menghentikan tawanya.
Dengan kesal tapi kali ini dengan senyumnya sedikit, Woo-hyun menghampiri Gena dan memeluknya kuat-kuat. Ia seperti mau menggelitik tubuhnya Gena yang dingin itu.
"Sini, ku balas perbuatanmu!" serunya sambil memeluk Gena dan menggelitik lehernya.
Gadis arwah itu tertawa geli sambil berkata, "Ah, Woo-hyun! Aduh, hentikan! Stop! Akh, geliii!!!"
Woo-hyun kini tidak kesal. Ia tertawa puas, bersama member lainnya. Hingga pada Sungjong, cowok itu tersenyum bahagia. Cowok muda yang terkadang kalem santai itu juga tersenyum bahagia melihat Gena.
Hingga ia merasa ada yang asing dihatinya. Seperti ada perasaan lembut pada Gena. Seperti perasaan...
...Naksir!...
...^^^...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments