Perasaan Sinta

Setelah beberapa saat menunggu akhirnya Sinta keluar juga dari kamarnya. Perlahan tapi pasti Sinta segera keluar menghampiri Reza dan juga Ferdi yang sejak tadi sudah menunggu.

"Lama banget sih, ngapain aja loe!" pekik Ferdi saat adiknya baru selesai berdandan.

"Ish kakak apaan sih, namanya juga cewek maklum aja kali," ujar Sinta yang merasa kesal.

"Sudah-sudah ayo kita berangkat," ajak Reza.

"Iya kak ayo!" timpal Sinta sambil mengekor di belakang Reza.

Melihat Reza dan Sinta yang sudah bergegas keluar rumah, Ferdi pun segera menyusul mereka menuju mobilnya. Reza dan Sinta duduk di kursi depan, sedangkan Ferdi terpaksa duduk di kursi belakang karena tempat duduknya diambil alih oleh Sinta.

Sinta merasa sangat senang karena akhirnya ia bisa jalan bareng Reza. Kebetulan hari ini Sinta tidak ada kuliah, makanya ia tidak menyia-nyiakan kesempatan saat Reza mengajaknya pergi.

Sinta menyukai Reza sejak ia masih sangat kecil. Mungkin karena Reza yang sering berkunjung ke rumahnya untuk menemui kakaknya yang membuat Sinta akhirnya jatuh cinta pada Reza.

Kebaikan dan ketampanan Reza juga yang membuat Sinta semakin jatuh cinta pada Reza. Hampir satu jam mereka berada dalam perjalanan. Tak berapa lama akhirnya mereka tiba di sebuah taman yang begitu indah.

"Wah tempatnya indah sekali," ujar Sinta saat mereka tiba di salah satu taman kota.

Taman yang begitu indah serta terdapat sebuah danau di tengahnya semakin menambah keindahan taman itu. Selain itu terdapat bunga yang ber warna-warni di sisi-sisi taman.

"Kamu suka tempat ini?" tanya Reza.

"Suka sekali kak," jawab Sinta sambil terus memandangi pemandangan ke sekeliling taman.

"Baguslah kalau begitu," timpal Reza lagi.

Ferdi yang sejak tadi menyaksikan mereka berdua pun merasa kesal karena sejak dari rumah tadi mereka selalu bersama. Sedangkan Ferdi di tinggal seorang diri.

"Eh, Eh kalian mau kemana?" tanya Ferdi saat melihat mereka berdua berjalan ke jalan yang berbeda.

"Jangan ganggu kita mau jalan berdua," pekik Reza.

"Awas aja loe berdua!" tukas Ferdi yang merasa kesal karena mereka meninggalkannya sendiri sambil menendang kerikil kecil yang berada di hadapannya.

"Seneng loe Sin bisa berduaan bareng Reza," gumam batin Ferdi yang merasa senang melihat adiknya senang.

Ferdi sendiri sudah mengetahui jika adiknya sangat menyukai Reza. Makanya dia tidak merasa keberatan saat mereka bisa bersama. Ferdi justru merasa senang karena akhirnya Sinta bisa jalan bareng bersama Reza.

Sinta dan Reza pun berkeliling melihat pemandangan danau yang begitu indah. Dalam hatinya Sinta merasa sangat senang karena akhirnya dia memiliki kesempatan untuk bisa bersama dengan Reza.

"Apa kakak memiliki perasaan yang sama kak?" gumam batin Sinta.

Melihat Sinta yang tiba-tiba terdiam membuat Reza merasa ada yang aneh. Reza melihat Sinta seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa Sinta? Apa kamu tidak menyukai tempat ini?" tanya Reza yang menautkan kedua halisnya.

"Tidak kak, aku sangat menyukai tempat ini. Tempat nya begitu indah dan sejuk," jawab Sinta antusias.

"Tapi kenapa kakak merasa jika kamu sedang memikirkan sesuatu," tambah Reza.

"Ah tidak juga kak, itu cuma perasaan kakak saja," ucap Sinta yang mencoba menutupi perasaannya.

"Sebenarnya aku sangat mencintai kakak, gumam batin Sinta.

Namun Sinta tidak ingin Reza mengetahui akan perasaannya karena ia takut jika tidak memiliki perasaan yang sama. Yang Sinta tahu Reza memang menganggap Sinta hanya sebagai adiknya saja.

Reza yang merupakan anak satu-satunya memang tidak memiliki kakak atau pun seorang adik. Karena itulah Reza sudah menganggap Sinta sebagai adiknya sendiri. Reza memang hidup seorang diri karena orang tuanya telah meninggal saat dia masih sangat kecil.

Ya orang tua Reza meninggal dunia karena kecelakaan. Namun Reza masih beruntung karena ia masih memiliki paman yang mengurusnya sejak masih kecil. Dia lah Budi yang merupakan adik dari almarhum ayahnya.

Budi yang merupakan pengusaha yang sukses serta memiliki restoran yang mewah memang terbilang sukses. Akan tetapi kesuksesannya masih kurang karena sampai saat ini dia masih belum di karuniai seorang anak.

Untuk itu Budi sudah menganggap Reza sebagai anak kandungnya sendiri. Budi juga sangat menyayangi Reza sebagai anaknya sendiri.

Tidak lupa mereka mengabadikan kebersamaan mereka di tempat yang indah itu. Untuk beberapa kali Reza mengambil gambar Sinta. Mereka juga tidak melewatkan foto bersama.

Selain bersama Reza, Sinta juga tidak lupa mengajak kakaknya berfoto bersama. Kebahagiaan terlihat jelas di mata Sinta karena ia bisa berfoto bersama orang yang ia cintai.

Meski Reza tidak pernah menyadarinya tapi Sinta tidak pernah ingin mengungkapkan perasaannya. Tak terasa hampir seharian penuh mereka berjalan-jalan di taman itu.

"Kak aku lapar," ujar Sinta sambil memegangi perutnya yang sudah keroncongan.

"Ya udah ayo kita cari makan!" ajak Ferdi.

Meski Ferdi memiliki sifat yang keras dan terkadang menyebalkan, tapi dia sangat menyayangi adiknya. Sejak kecil Ferdi selalu ada untuk Sinta. Bahkan dia rela berbuat apa saja demi adiknya Sinta.

"Ayo kita cari makanan yang enak dekat sini," timpal Reza yang segera bergegas pergi bersama mereka.

Setelah puas berfoto ria, mereka bertiga pun akhirnya bergegas pergi dari taman itu. Kali ini Ferdi yang mengendarai kendaraannya karena Reza merasa lelah. Namun Sinta masih tetap duduk di kursi paling depan.

Tak berapa lama setelah berjalan beberapa meter ada sebuah tempat makan yang begitu ramai di kunjungi banyak orang.

"Kak kayanya makanan disana enak, itu banyak orang yang makan disana!" tunjuk Sinta ke sebelah kiri jalan.

Di tempat itu memang sedang banyak orang yang berkunjung sehingga membuat Sinta merasa tertarik saat melihat tempat itu.

"Boleh juga tuh!" timpal Ferdi yang segera masuk ke dalam parkiran tempat itu.

Mereka segera turun memesan makanan yang tersedia di restoran itu. Ternyata bukan hanya makanan lokal saja, makanan barat juga tersedia di tempat itu. Melihat orang-orang yang sedang makan seafood membuat Sinta menelan ludah.

Rasanya sangat tergiur saat melihat orang-orang makan seafood. Karena Sinta juga akhirnya Reza dan Ferdi memesan makanan yang sama. Tidak lupa mereka pun memesan cemilan yang akan mereka makan setelah makanan utama mereka habis.

Tidak menunggu waktu yang lama akhirnya pesanan mereka datang juga. Sinta yang sudah merasa lapar sejak tadi langsung mengeksekusi makanan yang berada di hadapannya.

Nasi hangat serta udang bakar yang dibumbui dengan bumbu spesial membuat selera makan Sinta menjadi bertambah.

"Pelan-pelan kali makannya," ujar Ferdi mengingatkan.

"Habisnya ini enak banget kak, cobain deh!" tukas Sinta yang begitu lahap saat sedang makan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!