Episode 2 [Lelah]

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit, akhirnya mobil yang di kendarai oleh Hansen pun tiba di rumah. Keduanya bergegas masuk untuk melakukan kesibukannya masing-masing.ย 

Karena menurut Nata tak ada yang akan dilakukan setelah tiba di kediamannya, ia pun memutuskan untuk langsung menuju kamar tidur yang berada di lantai dua.ย 

"Nata," panggil Hansen dengan suara lantang hingga membuat Nata menoleh ke arahnya.ย 

Wanita itu kembali menginjakkan kaki di setiap anak tangga untuk turun.

"Ada apa?" tanyanya singkat.ย 

"Apa kau tidak mau makan malam lebih dulu denganku? Aku rasa kita perlu mengisi perut sebelum tidur," ujar Hansen tanpa berbasa-basi.ย 

"Maaf, aku lelah. Lagipula aku tidak lapar, makanlah sendiri." Ia berdalih menatap sekelilingnya, yang kemudian acuh tak acuh pada Hansen.ย 

Nata bergegas kembali ke lantai dua untuk beristirahat. Raut wajah iba nampak terpasang pada wajah Hansen.ย 

*****

Suara dering alarm terdengar sangat nyaring, hingga membangunkan Nata yang tengah tertidur lelap. Ia menguap, sembari tangannya berusaha meraih alarm yang masih berdering.ย 

Tanpa berpikir panjang, tubuhnya segera bangkit dan berjalan dengan langkah kaki yang tak beraturan.ย 

Setelah cukup lama disibukkan oleh sabun mandi serta air yang penuh berisi busa, akhirnya ia pun selesai bersiap-siap.ย 

Tak seperti biasanya, Hansen, sang suami yang biasa lebih dulu sampai di ruang makan untuk menunggunya kini tak lagi sama. Sosoknya yang memberikan senyuman lebar namun sinis itu tak lagi terlihat.ย 

"Bi, dimana Hansen?" tanya Nata yang tak sengaja berpapasan dengan salah satu asisten rumah tangganya.ย 

"Tn. Hansen sudah pergi ke perusahaan satu jam yang lalu. Tapi โ€ฆ dia pergi dengan seorang wanita," ungkapnya sembari kembali mengingat kejadian tersebut.

"Wanita yang bibi maksud itu pasti Floryn. Walaupun sedih, tapi aku tidak berhak untuk marah pada Hansen," gumam Nata. Ia kemudian mendekati sebuah mobil yang terparkir di halaman rumahnya itu.ย 

Supir pribadi yang tak biasa mengantarkannya ke perusahaan pun kini mengantarkannya dengan sepenuh hati sampai ke tempat tujuan.ย 

Tepat saat setelah ia sampai di perusahaan, hal pertama yang dilihatnya adalah sosok suaminya. Lelaki itu tengah berjalan beriringan dengan seorang wanita yang tak lain adalah Floryn.ย 

Seketika hatinya terasa perih, begitu juga dengan air mata yang mendadak keluar membasahi wajahnya. Karena seberapa keras pun ia berusaha untuk tidak meneteskan air mata itu, rasa sakit pada hatinya terus membuat matanya membendung sekumpulan cairan bening.ย 

"Tidak, aku tidak boleh menangis di sini. Ini bukan saatnya aku menangis di tempat umum," umpat Nata dengan hati gelisah.ย 

Memang sejak awal pernikahan mereka tak dilandasi dengan cinta. Tapi seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit perasaan cinta itu tumbuh pada diri Nata. Kenapa harus Nata? Wanita yang hanya akan bertindak sesuai perintah suaminya saja. Itu artinya, tak ada kemungkinan baginya untuk terus berasa disisi Hansen.ย 

Beberapa saat setelahnya, terlihat Nata yang tengah disibukkan oleh beberapa tumpukan berkas yang berada di atas mejanya.

Nampak seorang pekerja yang begitu familiar baginya perlahan memasuki ruangan di mana ia sedang duduk.

"Silahkan diminum kopinya," ujarnya sembari meletakkan kopi di atas meja kerja Nata.

"Terima kasih Janse," ucap Nata.

"Sama sama ... oh ya, ngomong ngomong ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Kalau tidak salah, dia itu kakak Tn. Hansen. Dia sudah menunggumu di kantin perusahaan," wanita yang disebut-sebut sebagai Janse itu memberitahukan.

Tentu ia langsung teringat oleh seorang lelaki bernama Harwell Gard, kakak dari Hansen Gard. Walaupun keduanya adalah saudara, namun hubungan mereka tak seperti kakak dan adik pada umumnya.

Ditambah, mereka selalu bersaing untuk memperebutkan warisan dari sang kakek.

Perlahan ia meneguk secangkir kopi di hadapannya. Tanpa berpikir panjang, kakinya melangkah keluar dari ruangan tersebut untuk menemui Harwell.

*****

"Selamat siang, Kak Harwell ... " sapa Nata yang kemudian duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Warwell.

"Ah, akhirnya kau datang juga, Nata."

"Apa yang ingin Kakak bicarakan denganku di sini? Setahuku Kak Harwell sangat sibuk," cakap Nata membuka pembicaraan di antara keduanya.

"Aku kesini hanya ingin mengingatkanmu mengenai pernikahan kalian yang sudah menginjak dua bulan. Jangan bilang kau lupa," seloroh Harwell sambil memperlihatkan senyuman licik.

Nata menepuk dahinya dengan pelan. Perlahan ia memperlihatkan senyuman kecil yang tak biasa di perlihatkannya.

"Sudah kuduga kau lupa, itu sebabnya aku kesini untuk memberitahumu," imbuhnya.

"I-- iya, terima kasih Kak Harwell. Karena terlalu sibuk, aku jadi lupa."

"Baiklah kalau kau sudah mengingatnya. Sekarang aku harus kembali," ucap Harwell yang kemudian beranjak dari kursinya sambil melambai-lambai kan tangan.

Nata mengangguk kecil. Sesuatu melintasi pikirannya sejenak.

"Kenapa kak Harwell sangat peduli padaku? Bahkan, suamiku saja tidak pernah memerhatikanku dengan lebih," pikir Nata.

Keduanya memang sudah tidak bertemu sejak Nata dan Hansen pindah rumah. Tentu Nata juga merasa sedikit canggung akan hal itu.

*****

Malam semakin larut, langit yang awalnya terlihat cerah pun kini terlihat semakin gelap. Nata memandang jarum jam yang berada di tangannya. Terlihat waktu sudah menunjukkan pukul 21.12 waktu setempat.

Sesegera mungkin ia merapikan berkas-berkas yang belum terselesaikan ke dalam laci mejanya.

"Aku harus mampir ke toko kue sebelum pulang, ku harap masih ada beberapa toko yang buka," ucapnya pada diri sendiri.

Seperti inisiatifnya beberapa waktu lalu, ia pun mendatangi sebuah toko kue ternama yang kebetulan masih buka.

Nampak beberapa kue anniversary yang dirasa adalah selera suaminya.

"Bu, saya ingin membeli kue yang ini. Langsung di bungkus saja, ya ... " kata Nata sembari mengeluarkan uang dari dompetnya.

"Ah, baik. Sepertinya pernikahan kalian berdua sangat romantis. Semoga kalian akan bersama sampai akhir," tutur pegawai toko.

Ia tak menggubris perkataan pegawai itu, hanya senyuman kecil yang di perlihatkannya sebagai jawaban.

Setelah cukup lama menyibukkan diri di toko kue itu, ia pun kembali menaiki taksi yang mengantarkannya sampai rumah.

Suara langkah kaki yang menggema terdengar mengisi ruangan. Lampu-lampu ruangan yang tak menyala tentu membuat suasana terasa menyeramkan. Namun hal itu tak mengurungkan niat Nata untuk memberikan kue anniversary tersebut pada Hansen, suaminya.

"*Hahaha!! Hati-hati, kakiku sakit ... "

"Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu*."

Tawa menggeliat serta obrolan yang terdengar asing baginya sontak membuat Nata menghentikan langkah kakinya.

"Suara wanita itu ... "

Nata yang tadinya berhenti tepat didepan ruangan kamar Hansen perlahan meletakkan tangannya pada pintu tersebut.

Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin bercucuran membasahi tubuhnya yang bergetar hebat.

Ia berharap tebakannya mengenai Hansen yang tengah bersenang-senang di dalam kamar bersama wanita lain tidaklah benar.

Kriettt***

"Hansen, kau ... "

Namun takdir berkata lain. Kue dengan posisi lilin yang menyala terjatuh dalam sekejap. Nata terdiam mematung begitu mendapati suaminya yang tengah berhubungan dengan wanita lain di ranjang.

"Na-- Nata ... "

"Ini ... bukan mimpi, kan? Tidak, ini semua pasti hanya delusi ku saja! Ini semua tidak benar!!!!"

"Nata, tenanglah!!!"

"Bagaimana aku bisa tenang setelah melihatmu berhubungan dengan wanita lain di atas ranjang, Hansen?!!!" sanggahnya dengan wajah yang di penuhi air mata.

"Walaupun pernikahan kita hanya sebatas untuk kepentingan politik saja, tapi aku tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Hansen, lanjutkan saja ... " imbuh Nata. Kakinya dengan cepat berlari menuruni anak tangga.

๐™ฑ๐šŽ๐š›๐šœ๐šŠ๐š–๐š‹๐šž๐š—๐š....

๐šƒ๐šŽ๐š›๐š’๐š–๐šŠ ๐š”๐šŠ๐šœ๐š’๐š‘ ๐š๐šŽ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š–๐šŽ๐š–๐š‹๐šŠ๐šŒ๐šŠ ๐šœ๐šŠ๐š–๐š™๐šŠ๐š’ ๐šŠ๐š”๐š‘๐š’๐š›, ๐š“๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š•๐šž๐š™๐šŠ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š’๐š”๐šŠ๐š— ๐š๐šž๐š”๐šž๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š‹๐šŽ๐š›๐šž๐š™๐šŠ ๐š•๐š’๐š”๐šŽ, ๐š๐š’๐š๐š, ๐š”๐š˜๐š–๐šŽ๐š—, ๐šŸ๐š˜๐š๐šŽ ๐š๐šŠ๐š— ๐š๐šŠ๐šŸ๐š˜๐š›๐š’๐š! ๐š‚๐šŠ๐š–๐š™๐šŠ๐š’ ๐š“๐šž๐š–๐š™๐šŠ ๐š๐š’ ๐šŽ๐š™๐š’๐šœ๐š˜๐š๐šŽ ๐šœ๐šŽ๐š•๐šŠ๐š—๐š“๐šž๐š๐š—๐šข๐šŠ!!!๐™น๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š•๐šž๐š™๐šŠ ๐š๐šž๐š”๐šž๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š๐šŠ๐š— ๐šœ๐šŠ๐š›๐šŠ๐š— ๐š—๐šข๐šŠ ๐šข๐šŠ๐Ÿ€

Terpopuler

Comments

๐ŸทAsisten Cesliea๐Ÿท

๐ŸทAsisten Cesliea๐Ÿท

Kasian banget sih Natalia!! Fix, Hansen emg kek dajjal

2023-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 [Pernikahan]
2 Episode 2 [Lelah]
3 Episode 3 [Memutuskan Untuk Pergi]
4 Episode 4 [Tanpa Pengecualian]
5 Episode 5 [Memulai Kehidupan Baru]
6 Episode 6 [Jangan Salahkan Aku]
7 Episode 7 [Penolakan]
8 Episode 8 [Kebetulan]
9 Episode 9 [Jangan Lagi Berharap]
10 Episode 10 [Bukan Masalah Besar]
11 Episode 11 [Sekumpulan Pria]
12 Episode 12 [Uang Tebusan]
13 Episode 13 [Kecelakaan Kecil]
14 Episode 14 [Bukan Kesengajaan]
15 Episode 15 [Tidak Akan Pernah]
16 Episode 16 [Bukan Waktu Yang Tepat]
17 Episode 17 [Kenyataan]
18 Episode 18 [Pengakuan Nata]
19 Episode 19 [Dinner Perang Dingin]
20 Episode 20 [Permulaan Dari Balas Dendam]
21 Episode 21 [Persiapan]
22 Episode 22 [Malam Yang Hanya Ada Satu]
23 Episode 23 [Indahnya Kebahagiaan]
24 Episode 24 [Kebahagiaan Atau Dendam]
25 Episode 25 [Kecelakaan Besar]
26 Episode 26 [Hilang Ingatan Sementara]
27 Episode 27 [Pengakuan]
28 Episode 28 [Ingatan Yang Kembali]
29 Episode 29 [Rencana 1]
30 Episode 30 [Rencana 2]
31 Episode 31 [Pertengkaran]
32 Episode 32 [Rencana 3]
33 Episode 33 [Terjebak Dalam Perangkap]
34 Episode 34 [Penentuan]
35 Episode 35 [Perselisihan Keluarga]
36 Episode 36 [Ketahuan]
37 Episode 37 [Pembelaan]
38 Episode 38 [Kedatangan Tamu Spesial]
39 Episode 39 [Keberhasilan]
40 Episode 40 [Hari Yang Berbeda]
41 Episode 41 [Keputusan]
42 Episode 42 [Meninggalnya Tuan Besar]
43 Episode 43 [Hari Yang Melelahkan]
44 Episode 44 [Apakah Ini Yang Dinamakan Takdir?]
45 Episode 45 [Kehilangan Adalah Hal Terberat Dalam Hidup]
46 Episode 46 [Melenyapkan Parasit]
47 Episode 47 [Kebahagiaan Dimasa Mendatang]
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Episode 1 [Pernikahan]
2
Episode 2 [Lelah]
3
Episode 3 [Memutuskan Untuk Pergi]
4
Episode 4 [Tanpa Pengecualian]
5
Episode 5 [Memulai Kehidupan Baru]
6
Episode 6 [Jangan Salahkan Aku]
7
Episode 7 [Penolakan]
8
Episode 8 [Kebetulan]
9
Episode 9 [Jangan Lagi Berharap]
10
Episode 10 [Bukan Masalah Besar]
11
Episode 11 [Sekumpulan Pria]
12
Episode 12 [Uang Tebusan]
13
Episode 13 [Kecelakaan Kecil]
14
Episode 14 [Bukan Kesengajaan]
15
Episode 15 [Tidak Akan Pernah]
16
Episode 16 [Bukan Waktu Yang Tepat]
17
Episode 17 [Kenyataan]
18
Episode 18 [Pengakuan Nata]
19
Episode 19 [Dinner Perang Dingin]
20
Episode 20 [Permulaan Dari Balas Dendam]
21
Episode 21 [Persiapan]
22
Episode 22 [Malam Yang Hanya Ada Satu]
23
Episode 23 [Indahnya Kebahagiaan]
24
Episode 24 [Kebahagiaan Atau Dendam]
25
Episode 25 [Kecelakaan Besar]
26
Episode 26 [Hilang Ingatan Sementara]
27
Episode 27 [Pengakuan]
28
Episode 28 [Ingatan Yang Kembali]
29
Episode 29 [Rencana 1]
30
Episode 30 [Rencana 2]
31
Episode 31 [Pertengkaran]
32
Episode 32 [Rencana 3]
33
Episode 33 [Terjebak Dalam Perangkap]
34
Episode 34 [Penentuan]
35
Episode 35 [Perselisihan Keluarga]
36
Episode 36 [Ketahuan]
37
Episode 37 [Pembelaan]
38
Episode 38 [Kedatangan Tamu Spesial]
39
Episode 39 [Keberhasilan]
40
Episode 40 [Hari Yang Berbeda]
41
Episode 41 [Keputusan]
42
Episode 42 [Meninggalnya Tuan Besar]
43
Episode 43 [Hari Yang Melelahkan]
44
Episode 44 [Apakah Ini Yang Dinamakan Takdir?]
45
Episode 45 [Kehilangan Adalah Hal Terberat Dalam Hidup]
46
Episode 46 [Melenyapkan Parasit]
47
Episode 47 [Kebahagiaan Dimasa Mendatang]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!