Dalton Higs berpegang teguh dengan keinginannya, tidak ingin di adopsi. Belajar mandiri mengurus dirinya sendiri meski sesekali menangis mengingat orang tuanya.
Rumah peninggalan Orang tuanya dijual untuk kebutuhan sekolah dan hidupnya. Sementara ini yayasan gereja mengambil alih sebagai walinya karena tidak ada keluarga lain yang ia miliki. Penjualan rumah pun diurus oleh Yayasan Gereja-Nya. Semua kenangan pun lenyap, tetapi Dalton menyimpan semua berkas atau barang pribadi milik Ayah dan Ibunya dengan baik.
Dua tahun berlalu. Usianya kini 7 tahun namun memiliki pikiran dewasa. Ia sering di bully karena kondisinya yang tidak sempurna. Namun Dalton acuh.
Sepulang sekolah dia selalu mampir ke gereja berdoa dan membersihkan ruangan doa, halaman juga memotong rumput.
Suatu ketika dia duduk di taman, lelah sehabis menyapu halaman gereja yang besar. Jelas dia masih kecil.
Lalu ada seorang pria yang berdiri di dekatnya dengan kegirangan dan mengatakan jika sahamnya mengalami keuntungan, dia tertawa bahagia lewat telepon. Dalton duduk mengamati
Ketika pria itu telah selesai, dia duduk di samping Dalton.
"Hey nak," sapa pria itu, seumuran dengan mendiang Ayahnya.
"Kau lelah?" tanya pria itu lagi. Dalton hanya mengangguk.
"Dengar, kau boleh lelah. Tapi jika kau terlalu lama beristirahat kau akan ketinggalan kereta," ucap Pria itu
Dalton mengernyit tak mengerti
"Begini, lihat ini," si pria memperlihatkan ponselnya
"Garis ini terus bergerak, jika perhitungan mu tepat, kapan membeli dan menjual saham. Tetapi jika kau tidak rajin melihat garis ini, kau akan kalah prediksi. Dan keberuntunganmu di dapatkan oleh orang lain, apa kau paham?"
"Ada banyak faktor, yang membuat pergerakan harga saham mengalami banyak tren. Bahkan, kau juga bisa memperkirakan tren tersebut, dengan berbagai analisis. Misalnya, kapan tren pergerakan saham mengalami Bullish (tren naik), Bearish (tren turun), Sideways (tren stabil). Atau kapan kau harus hold saham, cut loss, dan lain sebagainya,"
Pria itu terus berbicara, Dalton memperhatikan meski dia kebingungan. Sama sekali tak paham. Pria yang aneh menceritakan keberuntungan yang terus dialaminya. Pria itu hanya meluapkan kebahagiaannya, meski dia berpikir anak kecil ini pasti tidak akan tahu apa yang ia sampaikan.
Satu pertanyaan yang membuat Pria itu terkejut karena sedari tadi Dalton memasang wajah bingung dan hanya diam
"Apa yang dilakukan jika harga saham terus mengalami penurunan," tanya Dalton
Pria itu terdiam
"Rupanya kau menyimak ya. Pada saat harga saham anjlok dan lebih rendah dari harga beli, maka Smart People dapat menjual saham tersebut. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar apabila harga saham terus merosot tidak terkendali. Dan perlu dicatat. Harga saham yang terus jatuh dan melemah sering dipilih perusahaan lain untuk membeli saham itu. Namun saat banyak yang tertarik untuk membeli, keadaan harga saham akan kembali menanjak. Untuk itu pentingnya kau melihat chat pergerakan saham," ucap pria itu berputar-putar.
Si cerdas Dalton tersenyum, dia memiliki ide sendiri untuk mendapatkan keuntungan. Setelah dari berbincang panjang lebar dengan Arest, pria yang ditaman, Dalton pergi ke ruang yayasan untuk meminjam komputer.
Ia mengambil buku, bolpoin lalu mencatat apapun yang dia ingat. Mencari tahu lewat internet namun tak cukup untuknya. Dalton harus memiliki buku yang mengupas hal itu sedalam mungkin.
Ia pun rela memecahkan celengannya. Bermodal nekat mempelajari bisnis yang memusingkan dirinya sendiri.
Berbulan-bulan Dalton mempelajari akhirnya dia mengerti caranya. Namun masalah datang. Dalton tidak memiliki uang untuk menanam saham.
Ia berdiri didepan bursa saham, menunggu hujan hingga reda. Lalu ada seseorang yang masuk kedalam. Pintu itu terbuka lebar, Dalton masuk ingin mencari kehangatan. Ia memperhatikan orang-orang yang terus memandang chart pergerakan saham.
Ada yang sedih dan ada yang senang. Dalton menghampiri salah satunya.
"Jangan sedih, kesempatan akan datang," ucap Dalton yang ikut menyaksikan pergerakan chart
"Kau masih kecil tidak tahu apapun?" cibir pria itu
"Kalau aku bisa membantumu, aku ingin 2 persen keuntungan," ucap Dalton tersenyum miring
Si pria yang tadinya lesu, mengangkat kepalanya serta tubuhnya. Ia memandang Dalton yang sedang berdiri.
"Hmm oke, duduklah," ucap Pria itu mengiyakan namun iya tak yakin dan menganggap remeh
"Sebentar lagi pergerakan chart akan menunjukkan pernurunan harga saham. Belilah saat dia berada di titik terendah. Siapkan ponselmu," ucap Dalton
Pria itu dengan malas mengambil ponselnya lalu tak berapa lama pergerakan mengalami penurunan drastis. Betrand nama pria itu, membelalakkan matanya. Ia langsung membelinya dengan harga yang sangat rendah. Tak berapa lama banyak orang yang juga ikut membelinya. Itu terlihat dari pergolakan yang terus meningkat.
Dalton menerima 2 persennya seminggu kemudian. Hasil yang ia terima lumayan besar. 1000 dollar (14 juta lebih). Seharusnya Dalton menerima lebih, namun Betrand menganggap Dalton hanyalah anak kecil yang tidak akan tahu keuntungan dirinya.
Perjalanan Dalton menuju kekayaan dimulai dari sini.
Begitu keluar dari kantor Betrand, Dalton di pertemukan dengan makhluk yang sangat di bencinya. Dia berada di kafe shop, tepat di seberang kantor Betrand
"Pria itu," gumam Dalton
Dia masih ingat wajah pria itu. Mana mungkin dia melupakan wajah pembunuh kedua orang tuanya. Apalagi pria itu memakai jas mantel yang sama dengan bros yang sama di ujung sakunya. Yang sangat menjadi ciri khas adalah Topi Bucket sama.
Dalton mengikuti pria yang berjalan melewati trotoar pertokoan.
"Kali ini aku tidak akan melepaskan mu!" gumam Dalton
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
Dari bapak itu Dalton mendapatkan motivasi, untuk maju dan berusaha untuk menjadi lebih baik
2024-12-14
0
ViaNa
dalton is the best
2024-11-09
0
D͜͡ ๓KURNI CACAH
waaaah hebat juga ya si dalton meskipun masih kecil
2024-09-18
0