Mendadak Menikah
Luna seorang gadis yang berparas cantik, berusia 19 tahun harus menjadi tulang punggung untuk keluarga nya, Luna berkerja di sebuah cafe kecil dekat rumah nya setiap hari dia berangkat menggunakan motor metik kesayangan nya, Luna gadis yang sangat ceria dan polos, Luna mampu menyembunyikan kesedihan nya dengan tertawa dan tersenyum manis di depan orang lain dan keluarga nya tapi tidak dengan sahabat nya yang bernama Vina yang selalu ada di saat Luna senang dan sedih begitu pun sebaliknya.
mereka bersahabat sejak masih duduk di bangku SD hingga sekarang, walaupun Vina seorang gadis yang kaya raya tapi dia tidak sombong dan angkuh seperti orang kaya lain nya dan cafe yang di tempati Naura berkerja itu milik keluarga Vina.
Luna memiliki seorang adik cowok berumur 18 tahun bernama Arka, hanya Arka yang baik dan sayang dengan Luna sedangkan papa Luna hanya bisa mabuk" kan dan mama Luna yang mempunyai gaya selangit dengan cara berhutang kiri kanan.
dan kini Luna harus membayar semua utang orang tua nya dengan berkerja siang malam, sebelum berangkat ke cafe Luna berkerja sebagai pengantar koran setiap pagi, walaupun Luna banting tulang demi orang tua nya tetap saja Luna selalu di marahin dan di pukul, bahkan ngak di kasi makan seharian.
"Dasar anak sialan kamu" kata Anton dengan sangat marah karena Luna belum memberikan uang yang di minta nya kemarin malam.
"Maaf pa bukan nya Luna ngak mau ngasi tapi uang ini buat Arka pa, dia butuh uang" jawab Luna dengan lirih
"mana uang nya biar papa yang kasi ke Arka" tanya Anton sambil mengeledah kamar Luna "kamu taruh di mana uang nya" bentak Anton karena iya tak dapat menemukan uang itu
"uang nya ada di dalam tas Luna pa"
kini Anton langsung mencari uang itu kedalam tas tapi Anton tidak menemukan uang itu "dasar anak sialan, berani kamu berbohong ya" ucap Anton dengan melayang kan tamparan di pipi kanan Luna.
"Luna ngak bohong pa, Luna bersumpah tadi uang nya Luna simpan di tas ini" ucap Luna dengan menunjuk tas yang iya pakai sehari hari
"Terus mana uang nya kalo emang ada di sini, hah" ucap Anton yang sangat emosi dan melayangkan satu tamparan di pipi kiri Luna "kalo kamu Masi bohong, saya bakal ngelakuin hal yang ngak pernah kamu pikir kan" senyum licik terukir di bibir Anton
"Luna ngak bohong pa, uang nya beneran ada di sini tadi" ucap Luna sambil mengelus ke dua pipi nya yang panas akibat tamparan tadi
"DASAR ANAK SIALAN" bentak Anton ke Luna
"kak Luna" ucap Arka yang baru pulang sekolah dan mendengar ada keributan di kamar Luna "kak Luna kenapa" tanyak Arka sambil memeluk Luna
"heh bocah ngak usah ikut campur kamu" ucap Anton
"kenapa papa nyiksa kak Luna lagi"
"kakak ngak papa dek, kamu pergi mandi gih abis itu makan" senyum manis terukir di bibir Luna, ya Naura ngak mau adik kesayangannya ikut dalam masalah ini.
"LUNA cepat katakan di mana uang itu" bentak Anton
"uang, jadi cuman gara gara uang papa mukul kak Luna lagi" kini Arka tersenyum sinis melihat Anton yang tergila gila uang hanya untuk mabuk mabukan "tadi pagi Arka liat mama ambil uang di tas kak Luna, kata mama uang itu untuk ujian Arka nanti" jawab Arka
"aaarrrgghh, dimana mama kamu sekarang" tanya Anton
"ke salon pa" Jawab Luna
Tring tring tring di sela pembicaraan mereka tiba tiba saja ponsel Arka berdering dan dengan cepat Arka menjawab panggilan tersebut
"Assalamualaikum apa benar ini Arka anak nya buk Amel" tanya seorang wanita si sebrang telpon
"Ya saya sendiri, anda siapa dan ada apa anda menelfon saya"
"maaf dek kami dari rumah sakit Medika ingin memberikan kabar bahwa ibu Amel mengalami kecelakaan dan sekarang berada di ruangan UGD" ucap seorang suster
"Hah, jadi gimana keadaan mama saya dok" tanyak Arka dengan sangat terkejut
"ada apa dek, mama kenapa" tanyak Luna yang sangat khawatir
"Untuk sementara ibu Amel Masi di tangani oleh dokter" jawab suster
"saya akan ke sana sekarang juga dok" jawab Arka dan Langsung mematikan telfon nya
"papa dan kak Luna ikut Arka sekarang" kata Arka
"kemana" Ar
"ke rumah sakit pa, mama kecelakaan"
"apa, terus gimana keadaan mama dek" ucap Luna yang mulai menitik kan air mata
"untuk sekarang mama Masi di tangani dokter kak" jawab Arka sambil berjalan keluar kamar "ayo kita ke rumah sakit kak" ucap Arka lagi.
Kini Luna, Arka dan pak Anton sudah berada di sebuah rumah sakit, mereka bertiga bergegas mencari ruangan UGD dan ternyata buk Amel sudah di pindahkan di kamar rawat inap VIP.
"Mama" teriak Luna saat melihat buk Amel terbaring lemah "mama kenapa bisa kek gini" ucap Luna lagi sambil memeluk buk Amel
"permisi apakah anda ada hubungan keluarga dengan dia" ucap Megha dan membuat luna terkejut karena Luna ngak sadar sedari tadi ibu Megha memperhatikan nya
"saya anak nya" ucap Naura "Anda siapa" tanya Luna
"Nama saya Megha" ucap ibu Mega sambil mengulurkan tangannya "maaf, saya benar benar tidak sengaja menabrak ibu ini tapi tenang saja saya akan bertanggung jawab" ucap Mega
"ngak papa buk, saya ngerti kok" ucap Luna dengan pasrah, menurut Luna buat apa marah kan udah terlanjur, mau marah pun ngak membalikkan keadaan "oh iya apa kata dokter" tanya Luna lagi
"kata dokter untuk sementara tangan mama kamu ngak bisa di gerakan" ucap Mega sambil menunduk dan merasa bersalah karena telah ceroboh dalam berkendara "saya berjanji akan memberikan perawatan terbaik untuk mama kamu dan ini kartu nama saya" ucap ibu Mega dan memberikan kartu nama nya ke Luna tapi langsung di rampas oleh Anton
"Biar saya yang urus nak, kamu jaga mama kamu aja" ucap Anton dan tersenyum manis di hadapan orang lain
"kalau begitu saya permisi karena ada urusan penting, kalo ada apa apa silahkan hub saya pak atau langsung datang ke perusahaan itu aja" ucap ibu Mega sambil mengulurkan tangan dan di balas senyum kemenangan oleh Anton
"kek nya dia orang kaya deh, bisa gue manfaatin nih" batin Anton dan tersenyum licik.
beberapa menit kemudian Amel pun sadar dan betapa terkejut nya Amel saat mendengar berita bahwa untuk sementara tangan nya tidak bisa di gerak kan
"Mama ngak mau cacat pa" ucap Amel sambil menangis histeris "apa kata teman teman mama nanti kalo mama cacat, mereka pasti jauhin mama" ucap Amel lagi
"mama tenang dulu" ucap Arka menenangkan Amel
"iya ma kata dokter kan hanya Sementara" lanjut Luna
"apa kamu bilang, hanya sementara" ucap Amel dengan sangat jutek dan sinis "kenapa bukan kamu aja yang kecelakaan, kenapa mesti mama Hah ," kata Amel lagi sambil terisak
"bukan gitu ma maksud luna" ucap Luna dan ingin memeluk Amel
"mau apa kamu" ucap Amel saat melihat Luna mendekati nya "jangan pernah kamu sentuh saya" ucap Amel lagi
"emang apa salah nya kak Naura peluk mama"
"Mama nggak mau di peluk sama dia" ucap Amel dengan jutek
"kak Luna kan anak mama juga"
"siapa bilang dia anak mama" ucap Amel membuat Arka begitu terkejut hingga diam membisu
bagaikan petir di malam hari Luna mendengar ucapan Amel yang sangat menusuk hati tapi Luna tetap berusaha tenang dan tersenyum.
"Aku memang bukan anak mama tapi aku anak papa, iya kan pa" ucap luna dengan senyum manis nya dan melihat ke arah Anton yang sedang tertidur pulas.
"Cih, dasar ngak tau diri" lirih amel tapi Masi bisa di dengar oleh Luna karena jarak mereka hanya 1 meter
"dek kaka ke luar dulu ya, kamu jagain mama di sini" ucap Luna sambil berjalan menuju pintu
"kak luna"
"Kenapa dek"
"Arka temani yah, Arka malas di sini"
"kalo kamu ikut siapa yang jagain mama dek, kamu di sini aja" ucap Luna dan pergi meninggal Arka
alasan luna tidak mau di temani oleh Arka karena luna ingin berjalan sendiri dengan tujuan yang entah kemana kaki nya melangkah, di sepanjang jalan Luna terus berfikir apakah dia memang bukan anak kandung amel, tampa terasa Luna terus berjalan menuju sungai yang sangat sepi dan duduk di pinggir sungai sambil menangis meratapi nasibnya.
beberapa menit kemudian Luna melihat ada seorang gadis yang dikejar oleh 2 preman, gadis itu terus berlari dan berteriak minta tolong Tampa pikir panjang luna langsung menolong gadis tersebut dengan menelfon polisi setelah menelfon polisi Luna menghampiri gadis tersebut yang sedang di kepung oleh preman tadi
"lepaskan gadis itu" ucap Luna
"Cih, ternyata ada pahlawan kemalaman di sini" ucap preman itu sambil tertawa mengejek
"ini mah beli satu gratis satu bos" ucap preman yang lain nya dengan tersenyum licik
"kalian jangan macam macam ya, saya sudah menelfon polisi dan dalam 5 menit mereka akan tiba" ucap Luna
"kamu pikir kita bodoh ya, jalanan sepi kek gini mana mau polisi ke sini" ucap preman itu
dan tiba tiba saja suara ponsel Luna berbunyi dengan nada dering cekikikan kuntilanak dan membuat preman itu lari ketakutan mendengar suara ketawa kuntilanak bahkan gadis itu pun ikut berlari karena ketakutan.
Ya Luna sengaja memberikan nada dering cekikikan kuntilanak karena ingin menakuti Arka, bagaimana tidak Arka suka meminjam hp Luna Tampa sepengetahuan Luna dan kini nada dering itu ternyata berguna untuk menyelamatkan hidup orang lain
"Astaga gue lupa ganti nada dering hp gue" ucap Luna "tapi bagus juga si karena mereka langsung lari terbirit birit" ucap Luna tertawa puas "tapi gadis itu juga ikutan lari, padahal belum kenalan tapi ngak papa lah yang penting dia selamat dari preman tadi" lanjut Luna dengan tertawa seperti kuntilanak.
kini Luna pun berjalan kembali menuju rumah sakit tapi sebelum pulang Luna membeli makan malam buat keluarga nya.
💕💕💕💕
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments