Zaman Kuno

Di sebuah sungai yang bernama sungai Han, muncullah empat orang gadis dengan luka lebam di sekujur tubuhnya dari dalam air sungai yang mengalir cukup deras.

Mereka tengah berusaha berenang menggapai tepi sungai, mereka tak lain adalah para anggota BlackBerry Girls yang berasal dari masa depan.

Setelah sampai ketepin mereka pun mengatur napas mereka agar berjalan normal karena kelelahan berenang.

Tiba tiba sebuah ingatan masuk ke kepala para gadis tersebut

"Ming Xia luo adalah seorang anak dari permaisuri Fa hu lian. Ia memiliki seorang kakak laki-laki bernama Ming hua Luan yang sangat menyayanginya, dan ketiga saudara tirinya. Namun, ia dianggap sampah oleh hampir seluruh saudara tirinya karena memiliki fisik yang lemah dan tidak dapat berkultivasi. Ia di bunuh oleh saudara tirinya yang merupakan anak dari selir tertua yaitu Xiao Jia karena iri dengan semua kasih sayang yang didapatkannya dari sang kaisar dan pangeran mahkota." Ingatan yang sangat banyak itu memaksa masuk ke dalam memori Chaca sehingga membuatnya merintih akan kesakitan yang berkecamuk di kepalanya.

"Ming zhu shan adalah putri pertama dari selir kedua yaitu ling xi shan. Ia lemah dalam hal bela diri dan pertahanan jiwa, tapi bukan berarti ia tidak dapat berkultivasi, ia diracuni oleh anak selir termuda yaitu si zu hua karena telah merebut cinta pertamanya, dan juga karena Ming zhu shan lebih di sayang oleh kaisar dibandingkan dirinya" ingatan itu memaksa masuk ke pikiran Chalista namun tidak terlalu membuatnya kesakitan.

"Ming xiao lian adalah anak bungsu dari selir pertama yang memiliki penyakit sejenis leukimia, karena pada zaman ini belum di temukan penyakit jenis apa itu, dan cara penyembuhannya, maka penyakit itu pun kian hari bertambah parah. namun jangan salah, bukan penyakit itu yang membunuhnya, melainkan adiknya sendiri Ming Xiao Shan karena kecemburuannya pada kakaknya yang akan dijodohkan oleh pangeran mahkota dari Kerajaan Liam." Ingatan itu juga membuat Ralia kesakitan yang amat sangat.

"Ming xiao tien adalah anak bungsu dari selir kedua yaitu ling xi shan, ia mempunyai kakak kandung bernama Ming jian lu yang sangat menyayanginya, ia memiliki kembaran bernama Ming xiao tian yang sangat iri dengannya karena mendapatkan kasih sayang yang banyak dari kakak kakaknya, ibunya, permaisuri, dan bahkan kaisar. Maka dari itu ia bersama anak bungsu dari selir tertua yaitu xiao jia membunuhnya secara perlahan menggunakan racun mematikan." Ingatan itu bukannya membuat Ralisa kesakitan, malah membuatnya menangis.

"Huhuhu ... Kak Lia, kasihan xiao tien sangat menyedihkan huhu," sedihnya.

"Ming xiao lian juga sedih ralisa huaa huhuhu" kata Ralia sedih sambil memeluk Ralisa saat kesakitan yang tadi ia rasakan menghilang.

"Ming zhu shan juga huweee huwe" tangis Chalista ikutan nangis dan memeluk kedua sahabatnya.

"Ckckck menyedihkan sekali nasib reinkarnasi ku yang dulu,"—decak Chaca setelah kesakitan yang amat sangat itu pergi—"Tapi itu dulu ha ... ha ... ha," tawa Chaca yang udah kayak penyihir jahat di film-film.

Sebuah sentilan hinggap di kening chaca diikuti dua sentilan lain setelahnya,"Pletak ... pletak ... pletak."

"Eh Mak Lampir, kisahnya sedih pea! Lo malahan ketawa ketiwi ga jelas kayak nenek sihir. Dasar queen devil gak punya hati!" hardik Ralia dengan tatapan sinis pada Chaca diikuti persetujuan dari yang lain.

"Auduhhh...," ringis Chaca menahan sakit untuk kesekian kalinya.

"Eh ba*gke! gue ketawa karena bentar lagi nasib mereka bakalan kita ubah menjadi lebih baik beng*k!

"Lo lupa kalau kita itu sedang dalam misi buat bisa kembali ke abad 21?" paparnya dengan sedikit membentak kerena tak terima di tuduh yang tidak-tidak.

"Plak," Ralia dan sahabat Chaca yang lain menepuk jidat masing masing karena lupa akan hal itu.

"Dasar lemot," balas Chaca jengkel.

"Iya deh iya, orang jenius mah beda, kita mah apa atuh," sahut Ralisa dengan akting sedih yang alay bin lebay.

Chalista tiba tiba menyadari ada suatu keganjilan di sekitarnya.

"Eh guys, kita di kirim di tempat macam apa nih? Kok kayak kerajaan china zaman dulu gitu?

"Tuh liat, mata para pelayan itu aja pada sipit sipit semua hahahaha, aduh duh sakit perut Eneng" ejek Chalista tak kuasa menahan tawanya.

"Eh landak betina! Kalau orang china emang napa? Biasa aja tuh gue liatnya," sinis Ralia dengan wajah jutek yang menjadi ciri khasnya.

"Bhak ... hahaha ..., mereka tuh emang bisa liat gitu dengan mata seperti itu? Mereka tidur sambil berjalan deh kayaknya hahahaha.

"Aduh aduh, perutku keram haha," gumam Chalista tak kuat menahan dirinya agar tidak tertawa.

"Yeee ... garing woy garing," geram ketiga sahabat Chalista bersamaan.

"Eh tunggu-tunggu, kayaknya ada yang aneh lagi deh," ucap Chalista dengan wajah yang cukup serius karena menyadari keanehan lain.

Semua sahabatnya mengerutkan dari penasaran dengan apa yang akan chalista sampaikan

"Baju kita kok jadi beda yah guys, kuno banget iyuh," sahut Chalista jijik dengan pakaiannya.

Teman temannya yang lain pun saling memperhatikan pakaian masing masing.

"Astaga cantik banget"

"Biasa aja elah"

"Baju siapa sih ini kok berat banget, berasa kek ngangkat beban berton ton elah"

Mereka yang mendengar perkataan Ralia itu pun, seketika berkomentar pedas,

"Alay"

"Lebay elah"

"Weis santui dong, w bercanda kali"

Chaca yang mendengar perdebatan temannya itu pun hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku mereka. Meskipun hal seperti itu sering terjadi diantara mereka.

Namun, tiba tiba...

Ia merasa menggandeng sesuatu di punggungnya.

Dan ketika ia mengambil benda tersebut, ternyata...

"My bag, OMG demi apa ini terbawa dong"

Chaca yang senang pun memeriksa perlengkapan apa saja yang ada didalam tasnya dan ia pun menemukan—"Laptop kesayangan kuhh ummah umah," teriaknya sambil mencium benda kesayangannya itu.

"Yeh, tadi ngatain orang sekarang liat siapa yang a—" (terpotong karena merasakan sesuatu yang aneh)—"OMG jam tangan kesayangan gue kebawa dong, aaa gue seneng banget ... horee!" jerit Ralia melompat lompat kian kemari bak anak kangguru.

Detik berikutnya...

"OMG demi apa handphone gue kebawa dong, aaaaaa akhirnya gw ga rugi ngerakit handphone ini ... yeeee!" teriak Chalista histeris lalu ikut melompat dan menari bersama Ralia.

Selanjutnya...

"Astaga naga! Gelang pemberian mama kok bisa ngikut sih? Akhirnya ada gunanya juga nih gelang gue masukin semua senjata yang gue punya ke dalam gelang ini. Yuhu, la la la ye ye ye ye, yolo yolo yolo yo, chang jing jeng chang jing jeng chang jing jeng," Ralisa menarikan gerakan BTS dengan lihai saking senangnya.

Sementara dari kejauhan, 4 orang pelayan menghampiri mereka yang sedang asik dengan dunianya sendiri. Berlarian kesana kemari dan tertawa kek orang kurang waras.

"Tuan putri!" teriak ke 4 pelayan dengan bahagia

"Untunglah anda selamat tuan putri...," lirih salah satu pelayan.

"Kami kira kalian akan meninggalkan kami sendirian hiks hiks," lanjutnya yang tak kuasa menahan bulir air matanya menetes.

"Maafkan kami putri, kami tidak dapat membantu kalian ketika para putri jahat itu menceburkan kalian ke sungai itu hiks," tangis pelayan yang lain pun ikutan pecah.

Para putri yang tak lain adalah Chaca dkk juga ikutan sedih saat mendengar tangisan para pelayan itu karena mereka merasa iba dan juga senang memiliki pelayan yang sangat menyayangi mereka walaupun mereka tidak tahu kalau yang ada dalam tubuh putri mereka bukanlah jiwa tuan putri mereka yang asli.

"Sudah?" ucap Chaca dengan muka datar untuk menyembunyikan kesedihannya.

"Kalian tidak perlu menghawatirkan kami lagi! Kami yang dulu bukan lah kami yang sekarang, kami tidak akan diam jika ada yang menindas kami seenaknya lagi," ujar Chaca tegas dengan ekspresi dan aura seram yang mendominasinya sekarang.

"Lihat saja balas dendam apa yang akan kami lakukan kepada para hama dan gulma itu" tambah Ralisa yang kini berubah menjadi mode garang.

"Ok guys, lets play the game," kata Chalista dengan tatapan suram seakan ingin menerkam semua musuh-musuh yang berani mengusiknya.

"Hmm kita buktikan bahwa siapa yang bermain main dengan BlackBerry girls harus menerima aturan mainnya, gigi dibayar gigi, kebaikan dibayar kebaikan, nyawa dibalas nyawa, dan kejahatan di balas kekejaman ha ha ha ha ha, ha ha ha ha," tawa Ralia menggema disetiap sudut tempat tersebut dan membuat yang mendengarnya bergidik ngeri.

"Ini nona putri kenapa yah? kok seperti kerasukan setan begitu."

"Kenapa aura mereka sangat seram yah?"

"Haduh bulu kudukku merinding mendengar penuturan putri Xiao Lou."

"Ke—kenapa tempat ini penuh dengan aura negatif yah? Perasaan cuaca cerah-cerah saja dari tadi."

"Huh ngeri," batin para pelayan itu.

**Hallo guys,

Gimana nih kelanjutan ceritanya, makin seru aja ye kan haha, ini real dari otak gue yang ngehalu mulu tiap malem, semoga kalian suka yah, dan semoga gw bisa biat cerita ini sampai tamat tanpa ada hambatan.

Jangan lupa di vote, dan komen supaya author makin rajin upload episode episode berikutnya yang pasti lebih seru😁😁😁

See you next time**

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

🌷🌷🌷

2022-06-19

1

Supri Yati

Supri Yati

seruuu banget ceritanya tapi susah mengingat nama mereka dizaman kerajaan

2021-03-31

1

ふじょし

ふじょし

seru2

2021-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!