Kini para putri yang merupakan jiwa dari BlackBerry Girls sudah berada di ke Pavilun masing-masing.
Pavilun Mawar(Chaca/Xiao Luo)
"Putri, silahkan masuk. Saya akan melapor kepada permaisuri dan kaisar, bahwa Anda baik-baik saja," ucap pelayan yang tadi mengantarnya ke tempat ini.
"Ba hi lun adalah pelayan pribadi yang paling setia dar nona Ming Xiao Luo" ingatan Putri Xiao Luo tiba-tiba menyeruak di pikirannya.
"Baiklah, em ... bolehkah aku mendekorasi sedikit ruangan ini?" pinta Xiao Luo yang tak lain adalah Chaca pada pelayan itu.
Pelayan itu mengerutkan dahinya
"Tapi putri, bukankan anda sangat suka dengan Pavilun Mawar ini sebelumnya? Anda sendiri yang meminta pada kaisar untuk di pindahkan ke pavilun ini. Bahkan saat Putri Xiao Jia bersih keras untuk tak mau meninggalkan pavilun ini," papar Ba Hi Lun panjang lebar.
Ia tak percaya dengan penuturan Nona-nya. Sudah bertahun-tahun Xiao Luo i
menginginkan Pavilun Mawar yang dulunya milik Xiao Jia. Ia merupakan sosok pemaksa dan keras kepala, maka dari itu banyak yang tidak suka dengannya.
Apalagi beredar rumor bahwa ia adalah putri tidak dapat berkultivasi dan suka menindas seenaknya. Karena itulah tak ada satupun pangeran yang mau melamarnya.
"E—em aku sedikit bosan dengan nuansa pavilun ini yang kelihatan sangat kuno," ucap Chaca sambil mengaruk-garuk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.
"Kuno? semua benda-benda di sini adalah keluaran terbaru dipasaran putri, bahkan ada juga yang belum dimiliki putri lain yang membuat mereka iri dengan pavilun Anda." Pelayan itu sangat tahu bahwa Nona-nya adalah orang yang sangat suka menghamburkan uang dan dapat melakukan apa saja demi mendapatkan hal-hal yang ia kehendaki.
"Menurutku benda-benda di sini sudah terlihat kuno." Pelayan itu semakin terlihat curiga dengan Chaca.
"Oh iya, jangan memanggilku putri kalau kita hanya berdua, panggil saja aku Chaca," celetuk Chaca spontan untuk mengalihkan pembicaraan.
"******! Gue keceplosan lagi, dasar gob*ok!!" runtuknya membatin.
"Chaca?? Tapi bukankah nama putri adalah Ming Xiao Luo," sahut pelayan itu bingung.
"Em ... i—itu adalah nama panggilan kesukaanku. Aku di berikan nama itu oleh seseorang jauh, dia adalah temanku yang merupakan pedagang dari benua yang satu ke benua lain," bohong Chaca dengan alasan yang sangat tidak masuk diakal menurutnya.
"Semoga ia tidak bertanya lagi, bisa terbongkar penyamaran ku saat ini juga, padahal misi saja belum dimulai," batin Chaca memohon.
Karena ba hi lun yang harus segera melapor pada kaisar dan permaisuri, maka dari itu ia tak mau bertanya lebih banyak lagi.
"Baiklah putri, eh maksud saya Chaca. Saya permisi pergi menghadap kaisar terlebih dulu," izin pelayan itu lalu pergi meninggalkan Chaca.
"Huh ... untung saja ia percaya dan tidak bertanya lebih banyak lagi." Chaca mendengus kuat-kuat karena ternyata kekhawatirannya sangat berlebihan.
Chaca pun pergi berkeliling pavilun yang sekarang menjadi miliknya itu. Rupanya pavilun itu terlihat lebih kuno dari sebelumnya. Beda sekali dibandingkan rumahnya di abad 21 yang modern.
Tapi kalau di abad ini, tentu saja pavilun itu merupakan pavilun impian yang menjadi rebutan setiap putri kerajaan.
"Hmm ... tempat ini kelihatan kuno sekali. Gua harus mengubah sedikit dekorasi kamar ini," ucap Chaca bersemangat.
Chaca pun mengeluarkan laptopnya dari dalam tas, lalu melihat segala foto peralatan modern yang tersimpan didalam laptop itu.
Jangan salah loh ya, laptop itu adalah salah satu ciptaan Chaca untuk menyimpan segala barang keperluan yang ia miliki di masa depan. Hanya ia yang dapat menggunakannya, jika ada yang coba membukanya maka laptop itu akan meledak dan kembali utuh jika Chaca menginginkannya.
Jika ingin mengambil barang yang ia butuhkan maka ia hanya tinggal mengklik gambar benda yang ia inginkan lalu keluarlah benda itu dari laptop secara ajaib.
Laptop itu di disain tahan air, tahan banting, dilengkapi GPS yang terhubung dengan kalung Chaca. Dan yang paling penting baterainya tidak akan habis selama 5 tahun. Jika ingin mencharger-nya, maka kau hanya perlu menjemurnya menggunakan energi sinar matahari selama 1 minggu (halunya author ketinggian:-)
Pavilun Mawar (Chaca punya)
Pavilun Anggrek(Lista/Ming Zhu Shan)
"Hei, jangan pernah menunduk padaku, aku risih tau!" bentak Lista sebal.
"Ma—maaf putri, saya hanya seorang pelayan, dan memang sudah sepatutnya kami menghormati tuannya," sahut pelayan itu menunduk takut.
"Hei! aku bukan kanibal yang suka memakan sesamanya tau, aku pemakan nasi seperti manusia pada umumnya—" Lista memanyunkan bibir bawahnya karena kesal—" Dan mulai sekarang, kau akan aku panggil kakak—" terpotong karena Lista belum tahu nama pelayan itu.
"Ba Hua Lin, Putri," sahut pelayan itu peka. Tidak seperti si doi yang sudah dikasih berbagai kode, tetap saja tidak peka:v
"Baiklah, aku akan memanggilmu kak Hua Lin kalau begitu," kata Chalista tersenyum puas.
"Ba—baiklah putri. Tapi saya mohon agar saya tetap berperilaku dan berkata formal jika kita tidak sedang berdua saja," mohon pelayan itu memelas agar dirinya terhindar dari kemurkaan kaisar karena permintaan Nona-nya.
"Ya ya ya, terserah kau saja"
Sahut Chalista malas.
"Em kak hua lin, bolehkah aku mendekor paviliun ini? Aku ingin mengganti sedikit perabot yang kuno ini dengan yang lebih berkelas." Chalista memohon dengan puppy eyes andalannya.
Pelayan itu tersentak dengan sikap Nona-nya kali ini. Bagaimana tidak, putri yang biasa ia kenal adalah putri yang tidak banyak bicara, dingin, dan terkesan penyendiri.
Dan secara tiba tiba ia mengeluarkan ekspresi imut seperti itu di depan pelayan rendahan sepertinya. Hal itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi pelayan itu sebagai orang yang pertama kali melihat senyum manis di wajah putri Zhu Shan.
Siapa yang dapat menolak Chalista jika telah mengeluarkan jurus andalannya itu. Lagipula Pavilun Anggrek itu adalah miliknya sendiri. Ia tidak perlu meminta izin orang lain untuk mendekorasinya.
"Anda tidak perlu meminta izin saya putri. Tempat ini adalah paviliun putri sendiri, Anda berhak untuk melakukan apa saja terhadap pavilun ini. Kalau begitu saya permisi menghadap kaisar, permaisuri dan para selir putri terlebih dahulu." kata Hua Lin pada Lista sembari menunduk hormat.
"Silahkan, aku juga akan memulai pekerjaanku ini," jawab Lista pada akhirnya.
Setelah melihat tidak ada seorang pun di pavilun itu, Chalista pun mengutak-atik jam tangannya yang telah ia modifikasi menjadi jam tangan canggih. Dapat menyimpan segala benda yang ia ciptakan saat di abad 21 sebelum misi terakhirnya.
Jam tangan itu kegunaannya hampir sama dengan laptop Chaca. Namun, yang membedakannya hanyalah bentuk dan cara pakainya.
Jam itu dapat mengeluarkan telegram yang hanya bisa di lihat olehnya. Jika orang lain yang melihat apa yang dilakukan Chalista sekarang, mereka pasti menganggapnya orang tidak waras karena menunjuk-nunjuk dan mengipas udara.
Pavilun Anggrek(Lista punya)
Sementara itu....
Pavilun Rose(Ralia/Ming Xiao Lian)
Pelayan yang mengantar Ralia ke pavilun Rose telah pergi menghadap kaisar, permaisuri dan para selir setelah meminta izinnya.
Ralia pun telah tahu bahwa pelayanan setia putri Xiao lian atau sekarang menjadi dirinya, bernama Ba Fu Sha, kakak tertua dari keluarga Ba.
Tanpa basa basi, ia pun mengeluarkan hp dari saku celananya yang masih ia kenakan dibalik hanfu yang ia pakai.
Ia telah memikirkan akan mengubah dekorasi pavilun ini sesuai rumahnya di abad 21 saat pertama kali melihatnya.
Untunglah sebelum kejadian mengenaskan yang ia dan teman temannya alami, ia telah menyelesaikan modifikasi hp lamanya menjadi alat canggih dengan bantuan Professor Helix, yang tak lain adalah kakeknya Chaca. Para anggota BlackBerry Girls telah menganggap prof. Helix sebagai Kakek sendiri.
Sebelum ia menjalankan misi terakhirnya yaitu menangkap bandar mafia narkoba terkenal, ia telah memasukkan semua benda benda yang ada di dalam rumahnya kedalam handphone itu.
(Author: jadi guys kenapa para anggota BlackBerry Girls itu memasukkan segala benda benda modern di dalam alat canggih mereka, karena misi mereka melibatkan perpindahan antar negara dari Indonesia ke daerah China. Ralisa tidak dapat tidur selain dengan keadaan nuansa kamarnya, Chaca berinisiatif untuk mengusulkan bahwa setelah mereka sampai di penginapan yang telah disiapkan tangan kanan mereka yang tidak lain adalah kekasih mereka. Mereka ingin mengubah segala dekorasi penginapan itu seperti kamar mereka. Namun nasib berkata lain, mereka dikhianati dan mayatnya di buang ke Jurang Hitam yang terkenal banyak memakan korban.)
Pavilun Rose(Lia punya)
Dilain tempat...
Pavilun Melati (Ralisa/Ming Xiao Tien)
"Kak JI Ar, mengapa paviliun ini di dominasi warna gelap? Apakah Xiao Tien, eh maksudnya aku memang suka warna seperti ini?" tanyanya Kepada gadis yang merupakan pelayannya. Gadis itu terlihat lebih tua darinya 2 atau 3 tahunan lah.
Pelayan itu mengerutkan dahinya karena merasa ada yang berbeda dengan tuannya.
Tuannya dulu adalah sosok yang sangat pendiam, tidak suka bergaul selain kepada ke 3 putri lain yang tidak lain adalah Xiao Luo, Zhu Shan, dan Xiao Lian.
Putri Xiao Tien penyuka warna gelap karena menurutnya sangat cocok menggambarkan dengan hidupnya yang kelam katanya.
Namun setelah tercebur ke sungai karena di dorong oleh saudara kembarnya bersama anak bungsu selir tertua, ia menjadi berbeda 180° dari biasanya.
Jika dulu putri Xiao tien pendiam, sekarang malah cerewet. Dulu putri penyuka warna gelap, sekarang warna terang. Dulu putri sangat murung, namun sekarang sangat ceria dan bersahabat.
Hal itu membuat hati pelayan tersebut menghangat dengan perubahan tuannya.
"Maaf putri jika saya lancang, apakah putri sedang tidak enak badan? Demam atau punya luka di kepala?Anda tidak biasanya bersikap seperti ini terhadap sya," tanya pelayan itu karena penasaran dengan apa yang membuat tuannya berubah.
"Tidak kak Ji Ar, aku sangat sehat dan bersemangat. Mulai sekarang kau harus beradaptasi dengan sikap ku yang sekarang. Aku telah berniat mengubah sikap dinginku yang dulu menjadi ceria—" Lisa mengeluarkan senyum manis yang dapat membuat 2 kerajaan bertengkar karena memperebutkan senyum itu—"Jadi bisakah aku mendekor ulang paviliun ini, ini sangat tidak cocok untuk putri yang imut nan cantik ini," ujarnya yang lagi-lagi alay dan lebay.
Pelayan itu mengedipkan matanya berulang kali, sebagai tanda tidak percaya dengan sikap baru tuannya itu.
Namun ia menepis rasa kecurangannya dengan cepat dan berganti dengan perasaan senang dan bahagia melihat tuanya lebih banyak tersenyum dibandingkan dulu.
"Baiklah, Putri. Jika itu yang anda inginkan, saya permisi dulu ingin menghadap kaisar. Mereka mungkin sedang menghawatirkan keselamatan anda setelah adanya berita bahwa 4 putri termasuk anda tidak sengaja tercebur ke dalam sungai saat sedang bermain di tempat tadi," izin pelayan itu yang langsung di iyakan oleh Lisa.
Pelayan itu segera berbalik dan meninggalkan Ralisa sendirian di pavilun itu. Putri Xiao Tien hanya mempunyai 1 pelayan yaitu Ba Ji Ar karena kurang risih dengan keramaian.
"Okey, candy aktifkan layar!" kata Ralisa pada gelang kesayangannya. Gelang itu juga merupakan alat canggih yang dimodifikasi oleh kakek BlackBerry Girls yang tak lain adalah Helix.
Seketika muncul sebuah layar monitor seperti telegram dari gelang itu. Layar itu hanya bisa dilihat oleh ralisa karena ia adalah pemiliknya.
"Hmm .... sofa, kasur, kipas angin, ranjang karpet, laptop, buku, pensil, lampu, pembangkit listrik tenaga surya, make up, tas, sepatu, televisi, handphone, cermin, meja kursi, ...." Ia mengeluarkan semua perabot rumah tangga yang ia punya dan mulai mendekor pavilun itu.
Paviliun Melati(Lisa punya)
**Hai guys,
Segitu dulu yah chapter kali ini, entar kalau di lanjutin, author makin halu lagi
Semoga kalian suka dengan cerita author kali ini, jangan lupa comen dan vote agar author makin rajin buat upload episode episode baru
See tou next time 😊😊**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dara131
thor kyak nya itu kebalik deh desain chacha n ralia..
semngat thor..
2022-04-28
0
Ayu
jadi ikutan halu aku thor😂😂😂😂😂
2021-06-01
0
siapa?😒✨
boleh minta q aja leptop, gelang, jam, dan handphone mereka itu:v
2021-02-24
0