Beberapa hari kemudian Aire memutuskan untuk pindah apartemen karena dia tidak ingin Mike datang mengunjunginya. Dia tidak ingin lelaki itu bertemu dengannya lagi, jadi Aire memutuskan untuk pindah saja, tetapi pindahnya tidak jauh dari apartemennya k.arena dia butuh dekat dengan kampusnya. Setidaknya Mike tidak bisa menemukan nya di apartemen yang lama.
Setelah pindah Aire langsung bergegas untuk menghuni apartemennya yang baru. Dia merasa lelah sekali beberapa hari ini, tidak bisa fokus dan juga malas untuk makan serta malas untuk melakukan apapun. Dia benar-benar kacau sekali.
Apartemen nya masih berantakan, Aire belum sempat merapikan pakaian dan beberapa barang pribadi yang baru di belinya, sebuah televisi dan penanak nasi serta deep fryer. Untunglah apartemen ini sudah menyediakan perabotan dasar seperti tempat tidur, sofa, dan dapur. Aire memutar bola matanya ketika menatap dapur itu. Dia mungkin butuh berkunjung ke supermarket terdekat, mengisi bahan makanan di kulkas dan membeli beberapa peralatan memasak.
Tubuhnya lelah setelah semalaman mengemasi mengemasi barang-barang nya dilanjutkan dengan mengurus surat-surat kontrak apartemen nya. Dan dia di bantu oleh sahabatnya Tifanny, yang kebetulan tinggal di apartemen ini sudah berbaik hati membantu menemukan apartemen yang cocok.
Aire lemah. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa. Ponselnya berdering dan ada nama sahabatnya di sana. Yaitu Tifanny. "I'm so tired right now..!" Aire mengeluh jika Saat ini dia lelah sekali.
"Istirahatlah dulu. Kau tidak akan bisa menyelesaikan dan melanjutkan tugas kuliahmu..."' Tifanny meminta Aire istirahatlah dulu. Karena Aire tidak akan bisa menyelesaikan dan melanjutkan tugas kuliah nya.
"Why are you thinking about my coursework??? Not me???" Aire tersenyum. Dia menanya kan kenapa Tifanny memikirkan tugas kulihnya bukan dia.
Tifanny tepgelak. "Karena ujian akan semakin dekat dan kau memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan. Tapi bukan berarti aku tidak peduli padamu, sebagai teman aku mengkhawatirkanmu. Jangan terlalu banyak berpikir. Lepaskan semuanya dan biarkan hatimu tenang."Ujarnya mengingatkan Aire jika dia sudah mendekati ujian dan tugasnya juga banyak sekali yang harus di selesaikan. Tetapi bukan berarti Tifann tidak mempedulikan nya, sebagai sahabat dia. mencemaskan Aire. Tifanny meminta Aire agar Jangan banyak pikiran. Melepaskan semuanya dan membiarkan hatinya tenang.
Mata Aire berkaca-kaca. Menyadari bahwa hatinya sama sekali tidak tenang,
"Thanks Tifanny.." . Gumamnya serak sebelum menutup pembicaraan.
Matanya nyalang menatap langit-langit kamar. Mencoba melupakan rasa yang menyesakkan dada. Aire tidak akan bisa tidur malam ini, sambil menghela napas panjang, Aire meraih jaketnya dan melangkah keluar dari apartemen nya.
*****
Setelah berjalan tanpa tujuan di sekitar kompleks apartemennya yang cukup ramai. Aire begitu saja memasuki cafe itu. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi suasana tetap saja ramai.
Cafe itu terletak di pinggir jalan, di area yang di padati pejalan kaki yang lalu lalang. Suasana nya sangat sejuk dan menyenangkan, karena dipenuhi oleh tanaman hijau yang di tata dengan indahnya, dengan dinding-dinding dari kaca yang memantulkan lampu jalan. Cafe itu buka duapuluh empat jam. Dan Aire langsung menemukan tempat yang cocok untuk duduk dan mengerjakan tugas nya. Dia duduk di sebuah sudut yang nyaman dan membuka buku menu yang ada di meja. Suasana cafe cukup ramai meskipun sudah malam, seakan-akan kehidupan terus berjalan di dalam sini.
Pada saat yang sama seorang pelayan, pria setengah baya mendekatinya dan tersenyum ramah kepadanya. "Selamat malam, apakah Anda ingin memesan sesuatu???" Tanya lelaki ta itu. Menyapa Aire, dan menanyakan apakah Aire ingin memesan sesuatu.
Aire mendongak menatap wajah yang ramah itu dan tersenyum, "Saya ingin steak yang ada di menu ini..." Ucap Aire. Dia ingin steak yang ada di menu. Ditunjuknya gambar yang menggiurkan di buku menu itu, lalu mengernyit bingung ketika akan memesan minuman.
"Segelas anggur merah akan membuat Anda tidur nyenyak..." Ucap lelaki tua itu menyarankan Aire agar memesan segelas anggur merah sehingga akan membuat tidur Aire nyenyak. Pelayan itu memberi saran dengan ramah.
Aire menatap pelayan itu ragu bertanya-tanya kenapa pelayan itu bisa mengetahui bahwa dia susah tidur. YJangan-jangan matanya sudah seperti panda. Dengan malu Aire menundukkan kepalanya dan kembali menekuri daftar menu, tergoda.
Dia bukan peminum, meskipun di acara-acara pesta dia tidak menolak segelas champagne atau coctail manis sebagai bentuk kesopanan. Tetapi kata-kata pelayan itu tampak menggiurkan. Sudah beberapa hari sejak kejadian Mike, Aire tidak bisa tidur, menghabiskan waktunya dengan menatap nyalang langit-langit kamar, dan di akhiri dengan menangis sesenggukan. Dia butuh tidur, kalau tidak dia akan sakit.
"Okay, aku pesan itu juga" Jawab Aire pelan, lalu menatap pelayan yang membungkukkan tubuhnya dengan sopan dan melangkah pergi. Segelas anggur merah tidak akan membuatnya mabuk.
Aire membuka laptopnya dan mulai mengetika, tetapi baru beberapa detik dia mendesaah. Ingatan akan Mike menyerbunya, membuat jemarinya kaku dan tidak bisa mengetik dengan fokus.
"Biasanya jika saya mengalami kesulitan untuk mendapatkan inspirasi, saya akan mendengarkan musik." Ucap seseorang dari ,belakang yang memberitahu jika biasanya kalau dia susah mendapatkan inspirasi, dia akan mendengarkan musik.
Suara yang maskulin itu mengejutkan Aire dari lamunan nya, dia mendongakkan kepalanya dan langsung bertatapan dengan sosok tampan yang begitu mendominasi ruangan, dengan pakaian serba hitam dan wajah klasik yang misterius.
Aire mengernyitkan keningnya, menoleh ke belakang nya, tidak ada orang lain di dekatnya. Jadi memang benar lelaki ini sedang menyapa nya. Dia tidak mengenal lelaki ini, bagaimana lelaki ini bisa mengetahui bahwa dia sedang mengetik.
"Para mahasiswa biasanya datang ke kafe ini pada malam hari, memenuhi setiap sudut dan mencoba mencari inspirasi." Lelaki itu tersenyum. "Saya minta maaf atas ketidaksopanan saya menyapa Anda dengan begitu santai." Dia mengulurkan tangannya. "Halo, saya pemilik kafe ini, nama saya Garviil.." Victor mengenalkan dirinya dengan nama Garviil.
Dia memberitahu Aire jika para mahasiswa biasanya datang ke cafe ini di malam hari, memenuhi setiap sudutnya dan berusaha mencari inspirasi. Victor juga meminta Maaf jika dia tidak sopan menyapa Aire begitu saja. Dia memberitahu jika dia adalah pemilik cafe ini, dan nama nya Garviil.
Aire tetap ragu, meskipun begitu, demi kesopanan dia menyambut uluran tangan lelaki itu. "Hallo.."
Aire masih bingung harus berkata apa, "Aku Aire." Gumamnya pelan. Masih terpukau atas senyum ramah dan ketampanan lelaki di depannya itu. Lelaki yang sangat tampan, senyumnya manis dan suaranya merdu di denagr, Sejenak Aire terpana dpada lelaki yang ada di hadapannya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 338 Episodes
Comments
Aileen sweeat
sertakan artinya soalx nda semua paham bhs Inggris, maaf sebelum🙏🙏🙏
2023-11-18
0