“Kita sebagai manusia harus mencintai sesuatu yang ingin kita cintai…” Ucap Zoey dengan bangganya sambil melihat ke depan dengan penuh rasa percaya diri.
“Otakmu pasti sudah rusak… lebih baik saat pulang nanti kamu memeriksa otakmu ke dokter.” Maria melihat Zoey dengan penuh keheranan.
“Mungkin…” Zoey tiba-tiba menjadi sedih dan malu saat memikirkan apa yang baru saja ia katakan.
“Belakangan ini Mr. Wilder sangat sering datang ke sini ya?” Maria menyeruput kopi yang baru saja ia beli sambil melihat Adriel yang sedang berdiri tak jauh dari meja kerja mereka.
“Kamu benar, dan gara-gara itu aku tidak bisa terlalu fokus dengan pekerjaanku sekarang ini.” Zoey juga ikut menyeruput kopi yang baru saja dibelikan oleh Maria dan ikut melihat ke arah Adriel.
“Lihat itu, banyak sekali perempuan yang mau mendekati dia. Hanya karena dia punya wajah dan kekayaan seperti itu, kalian semua mengejarnya seperti orang gila…” Maria tampak kesal saat melihat banyak perempuan yang ingin mendekati Adriel.
“Kamu benar-benar tidak mengerti…” Zoey memasang wajah kesal pada Maria. “Emang laki-laki tipe mu seperti apa?”
“Pertama, dia harus mempunyai kepribadian yang sangat baik. Kedua, jika bisa aku ingin di sangat tampan dan tentu saja lebih tampan dari orang yang berdiri tak jauh dari kita itu. Ketiga, Dia harus bisa membeli rumah yang seperti istana untukku.” Maria terlihat bangga sekali saat mengatakan tentang laki-laki yang akan dia pacari.
“Kamu… saat kita pulang kerja ayo kita pergi ke dokter bersama.” Zoey menepuk bahu Maria dan menyemangatinya.
“Berisik.” Maria kembali menyeruput kopinya dan mengabaikan Zoey yang terus menepuk bahunya.
“Menurutmu Mr. Wilder sudah mempunyai pacar atau belum?” Zoey mengalihkan pandangannya pada Adriel dan terus menatapnya.
“Kenapa kamu tidak langsung menanyakannya saja, berlarilah ke lift dan kamu mungkin akan menabraknya lagi dan bertanyalah saat itu.” Ucap Maria dengan tenang sambil memainkan handphone nya.
“Apa menurutmu kebetulan akan terjadi selama tiga kali?” Zoey menatap Maria dengan tatapan yang tidak mempercayai ucapannya.
“Siapa tahu?” Maria tidak memperdulikan Zoey dan terus memainkan handphonenya.
Adriel tiba-tiba menatap ke arah Zoey yang membuatnya terkejut. “Maria…” Panggil Zoey sambil menggoyang-goyangkan tangannya.
“Apa?” Maria terlihat kesal karena Zoey mengganggunya.
“Dia baru saja menatapku…” Ucap Zoey yang seakan tidak percaya saat Adriel menatapnya.
“Hei berhentilah bermimpi di siang hari begini, jika lama-lama kamu seperti itu nanti kamu akan di peca-“ Maria perlahan mengikuti pandangan Zoey yang melihat ke arah Adriel dan ucapan Zoey benar, Adriel benar-benar melihat ke arahnya.
“Maria! Dia berjalan kesini!” Zoey merasa panik dan senang saat melihat Adriel berjalan menuju meja kerja mereka.
“Cepat berpura-pura lah seperti sedang bekerja!” Maria segera kembali menatap komputernya dan berpura-pura sedang bekerja dan Zoey pun langsung mengikuti Maria.
“Kamu.” Panggil Adriel sambil melihat ke arah Zoey tanpa ekspresi.
Zoey melihat ke orang yang berada di kanan dan kirinya yang sedang melihatnya, dengan perasaan panik ia kemudian melihat ke wajah Adriel. “S-Saya?” Zoey menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.
“Jika bukan kamu siapa lagi?” Tanya Adriel dengan dinginnya.
Zoey perlahan bangun dari tempat duduknya dan mencoba tersenyum kepada Adriel. “A-Ada urusan apa Mr. Wilder?” Zoey mencoba untuk bertanya dengan sesopan mungkin.
“Setelah jam pulang kantor tiba, segera datang ke ruangan kerja saya.” Ucap Adriel dengan dinginnya.
“B-Baik.” Zoey terlihat ketakutan dan langsung menjawab ucapan Adriel.
Setelah mendengar jawaban Zoey, Adriel langsung membalikkan badannya dan segera kembali ke ruangannya. Zoey yang melihat Adriel sudah pergi langsung duduk dengan lemas di kursinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments