Episode 3

Zoey berlari ke kantor nya dengan sangat panik. “Maria sialan itu! Kenapa dia tidak membangunkanku?!”

Zoey melihat jam tangan yang di pakainya. “Masih ada dua menit lagi! Aku pasti bisa!” Teriak Zoey dalam hatinya saat melihat kantornya yang sudah sangat dekat.

Saat Zoey sudah masuk ke kantornya suasananya sudah terlihat sepi karena semua orang sudah mulai bekerja, ia segera pergi ke lift di depannya dan memencet tombolnya dengan sangat cepat. “Ayolah kumohon!” Zoey terlihat sangat panik saat pintu lift belum terbuka.

Zoey terlihat sangat senang saat pintu lift itu terbuka dengan perlahan, ia segera bergerak dengan cepat dan memasuki lift itu, tetapi ia malah tersandung lagi dan ia tiba-tiba merasa dirinya menabrak seseorang lagi. Zoey segera mundur dan saat ia hendak meminta maaf, ia kembali melihat orang yang berdiri di depannya adalah orang yang ia sukai itu yaitu Adriel Wilder.

“Kamu mau pergi ke lantai berapa?” Tanya Adriel dengan dinginnya.

“Oh… eh… L-Lantai 3.” Zoey kembali tercengang dengan apa yang terjadi barusan.

“Ini… bukan mimpi kan?” Zoey mencubit pipinya sendiri dan ia merasakan sakit yang membuktikan bahwa apa yang dialaminya sekarang adalah nyata. 

“Aku rasa aku sudah bilang padamu kemarin untuk tidak berlari di kantor.” Adriel menatap Zoey dengan tatapan yang menyeramkan. 

Zoey yang mendengar itu terdiam untuk beberapa saat, kemudian ia tiba-tiba tersenyum manis kepada Adriel. Adriel yang melihat itu tiba-tiba sedikit tersipu malu saat melihat senyuman Zoey. 

“Kenapa aku tersenyum? Aku tidak tahu, pasti ada yang salah dengan otakku…” Zoey terus menatap Adriel dengan senyuman manisnya, ia tidak bergerak sama sekali, otaknya tiba-tiba berhenti bergerak.

“Ehem, s-siapa nama-“ Sebelum Adriel dapat menyelesaikan perkataannya, pintu lift tiba-tiba terbuka dan Zoey segera berlari keluar dari lift itu tanpa memperdulikan Adriel yang seperti ingin bertanya kepadanya.

Adriel terlihat sedikit kecewa saat ia tidak berhasil menanyakan namanya dan pintu lift pun tertutup.

Zoey dimarahi oleh ketua mereka karena telat selama beberapa menit. Dengan perasaan yang lelah ia kembali ke meja kerjanya dan menghela napas berat. “Maria…” Zoey mencoba untuk memanggil Maria dengan suara yang lelah.

“Ada apa?” Maria tidak melihat ke arah Zoey dan tetap fokus pada pekerjaannya.

“Kenapa kamu tidak membangunkanku…?” Zoey terlihat sangat putus asa karena dimarahi oleh ketua mereka.

“Aku sudah mencoba untuk membangunkanmu. Tetapi kamu sama sekali tidak bangun, jadi aku meninggalkanmu begitu saja.” Maria mengambil kopi yang disampingnya dan meminumnya sambil melihat ke komputer.

“Jahat…Maria…” Zoey sekarang menutup kedua wajahnya dengan tangannya.

“Ada apa lagi?” Maria terlihat kesal dengan kelakuan sahabatnya itu, ia langsung melihat ke Zoey dan memarahinya. “Daripada kamu seperti itu lebih baik kamu segera menyelesaikan pekerjaanmu itu.”

“Itu ternyata bukan mimpi… aku benar-benar berpelukan dengan Mr. Wilder.” Zoey tiba-tiba membenturkan kepalanya ke meja kerjanya hingga terdengar oleh orang-orang disekitarnya.

“Iya iya aku percaya, sekarang berhentilah berbuat bodoh dan kerjakan tugas mu itu.” Maria kembali mengerjakan pekerjaannya dan mengabaikan Zoey. “Kalau tidak kamu akan lembur.”

“Lembur?” Zoey tersadar kembali dan segera mengerjakan pekerjaannya dengan sangat cepat.

Maria yang melihat itu terlihat sangat senang, ia kemudian menatap Zoey yang sangat bersemangat itu sebentar, kemudian ia segera kembali mengerjakan pekerjaannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!