Pagi pun tiba, setelah menjenguk Lenka di rumah sakit yang belum sadarkan diri, Shera terpaksa meninggalkan Mamanya kala Lily menghubunginya barusan untuk datang ke mansion sekarang juga. Mau tak mau Shera pun pergi ke sana' menggunakan taksi.
Di dalam mobil, Shera bersender di kursi sambil tercenung' menghadap keluar jendela. Sepasang mata itu memperhatikan jalanan perkotaan. Sesekali ia menarik napas pelan, tengah memikirkan apakah pilihan yang ia tentukan kemarin adalah benar?
Kebimbangan melandanya seketika. Walaupun ia menolak pernikahan ini, Shera tak akan bisa berlari, sebab janjinya pada Lily harus ditepati.
Lima menit kemudian, kendaraan yang ditumpangi Shera berhenti tepat di gerbang kediaman Lily. Setelah membayar biaya transportasi kepada supir, Shera turun dari mobil kemudian melempar senyum tipis, saat melihat bodyguard membukakan gerbang berganda tersebut.
"Akhirnya kau datang Shera, ayo masuklah ke dalam, kau harus dirias sebentar lagi kita harus pergi ke gereja untuk pemberkatan pernikahanmu." Di depan pintu utama–Lily berdiri tegap menyambut kedatangannya.
"Iya Aunty,maaf aku terlambat, jalanan lumayan macet tadi," Shera berkata jujur.
"Eits, mulai dari sekarang panggil aku Mommy, sebentar lagi aku akan menjadi mertuamu, iya, tidak apa-apa, ayo masuk!" Lily segera menarik tangan Shera untuk masuk ke dalam mansion.
Waktu menunjukan pukul sembilan pagi, Shera telah selesai dihias oleh MUA yang disewa Lily. Kini pemilik mata berwarna amber itu tengah berdiri di depan cermin, sedang melihat penampilannya yang berbeda 180° sekarang. Shera tersenyum lebar melihat pantulannya di cermin, namun, dalam sekejap mata, air mukanya berubah sendu. Shera baru saja teringat jika ia akan menikahi pria yang tak dicintainya.
Shera bertanya-tanya, apakah setelah menikah nanti dirinya dan Samuel bisa saling mencintainya. Seperti yang dikatakan Lily kemarin, mengatakan padanya bahwa cinta akan datang seiring waktunya.
"Wow, kau sangat cantik, Shera!" Dengan semangat Lily berucap.Wanita terkesima sejenak saat melihat penampilan Shera yang mempesona dan menawan sekarang.
"Terima kasih Mom." Sebisa mungkin Shera melengkungkan senyuman meski hatinya saat ini mendung.
"Ya sudah, ayo sekarang kita ke gereja!" Lily merangkul tangan Shera seketika dan menuntunnya keluar dari ruangan.
Tak butuh waktu yang lama, Shera dan Samuel sudah berada di depan altar. Keduanya sedang mendengarkan pembacaan doa yang dilakukan oleh romo. Sedari tadi Shera curi-curi pandang ke arah Samuel. Mencoba membaca isi pikiran calon suaminya itu.
Shera tak habis pikir, tadi, saat dia dan Leon berjalan ke depan altar, kakinya tersandung heels dan hampir saja terjatuh. Shera panik bukan main, akan tetapi, Leon' calon mertuanya menahan tubuhnya seketika. Shera dapat bernapas lega. Meski jauh dilubuk hatinya, ia berharap Samuel lah yang akan datang menolongnya. Akan tetapi pria itu hanya diam saja dan tak berniat sama sekali membantunya.
"Dengan ini saya umumkan bahwa Samuel Anderson dan Shera Winfred, mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia," ucap Romo kemudian. Yang artinya Samuel dan Shera sudah sah menjadi pasangan suami istri secara agama dan negara.
Shera terhenyak setelah melihat cincin indah berbahan dasar berlian itu melingkar di jari manisnya.
Semoga saja keputusanku ini benar.
Shera menatap Samuel tiba-tiba sambil melengkungkan senyum hambar saat mengingat pria itu melabuhkan kecupan di keningnya tadi. Namun, Samuel hanya diam saja, tanpa ekspresi sama sekali.
Selesai acara pemberkataan, Shera dan Samuel pergi ke hotel yang sudah ditentukan Lily. Keheningan tercipta sesaat di dalam mobil. Untuk kesekian kalinya Shera curi-curi pandang lagi ke arah Samuel. Pria berwajah tegas dan memiliki bulu-bulu halus di rahangnya itu hanya diam saja, memandang ke arah luar jendela, mengabaikan dirinya sedari tadi.
"Sam." Tanpa sadar Shera memanggil nama Samuel. Terkejut, dia sampai membekap mulutnya sendiri saat ini.
Astaga, apa yang aku lakukan.
Samuel menoleh ke samping, enggan menanggapi sapaan Shera. Dia malah melototkan mata hingga menembus ke iris mata Shera.
Untuk sejenak Shera bergedik ngeri. Dengan terpaksa ia tersenyum kaku. Dalam hitungan detik, pria itu kembali menatap ke arah jendela.
Sepuluh menit kemudian, mobil hitam merk roll royce itu berhenti tepat di hotel bintang lima. Samuel langsung turun tanpa mempedulikan Shera sama sekali. Sementara wanita berwajah manis itu terdiam sebentar, melihat sikap sang suami lagi lagi mengabaikannya. Tak mau ambil pusing Shera mencoba keluar dari dalam mobil. Namun, karena gaun pengantin yang ia kenakan sedikit berat, Shera kesusahan untuk turun.
"Dimitri, bisa kah kau membantuku keluar, gaun ini sangat berat, aku mohon." Tanpa berpikir dua kali, Shera langsung menatap ke depan, meminta bantuan pada tangan kanan Samuel. Sedari tadi Dimitri memperhatikan tingkah laku Shera dari kursi depan secara diam-diam.
Tak ada sahutan, Dimitri membuka cepat pintu mobil dan keluar.
Senyum tipis terlukis di wajah Shera seketika karena Dimitri mau membantunya. Akan tetapi, senyuman itu langsung menghilang saat melihat Dimitri malah berjalan cepat ke depan sana. Meninggalkan dirinya sendirian di dalam mobil.
"Oh my God, tidak bos, tidak bawahannya sama-sama dingin, sudahlah, lebih baik aku keluar sendiri." Tak mau menyerah Shera memutuskan turun dari mobil sendiri. Dengan susah payah ia keluar dan akhirnya bisa berada di luar mobil walau penampilannya sedikit berantakan sekarang.
***
"Samuel, ini aku, aku masuk ya." Sebelum masuk ke dalam kamar, Shera mengetuk pintu terlebih dahulu.
Shera mengerutkan dahi karena tak ada jawaban. Tanpa pikir panjang ia melangkah masuk ke dalam kamar.
Kosong.
Shera bingung, tak ada penghuni di dalam ruangan berwarna putih itu. Hanya ada tempat tidur yang dihiasi bunga-bunga mawar berwarna merah. Secepat kilat ia menutup pintu dan melangkah cepat' masuk ke dalam.
"Kemana dia?" Mata Shera celingak-celinguk, berusaha mencari keberadaan Samuel.
Tak sampai lima menit, bunyi pintu terbuka bergema di telinga Shera. Dia membalikkan badan, melihat Samuel tengah berjalan cepat ' mendekatinya.
Ketakutan menjalar di sekujur tubuh Shera tatkala melihat mata Samuel terpancar jejak kemarahan yang tak bisa dijabarkan sama sekali saat ini.Tanpa sadar Shera memundurkan langkah kakinya.
"Aku pi-kir kau di ma-na– Ahk!"
Shera terlonjak ketika Samuel mencekik lehernya dengan sangat kuat sekarang hingga kedua kakinya terangkat ke udara.
"Sam...le-pas-kan a..ku...." Tanpa permisi cairan bening keluar dari pelupuk mata Shera.
"Berapa Mommyku membayar kau ha! Kau pikir, aku mau tidur denganmu! Jangan harap Shera Winfred! Sampai kapan aku tidak akan pernah menyentuhmu!" seru Samuel berapi-api sambil mengeratkan tangannya.
Shera sudah kehabisan napas sekarang. Dia mendongakkan kepalanya ke atas. Menatap langit-langit kamar terlihat amat terang.
Apa ini waktuku untuk pergi?
Bruk!
Samuel melepaskan Shera seketika.
"Uhuk, uhuk, uhuk." Shera terbatuk-batuk sesaat kemudian meraup udara di sekitarnya.
Samuel mencengkram dagu Shera tiba-tiba."Dengarkan aku, besok kau akan pergi di mansionku, selama kau tinggal di sana, jangan pernah menampakkan wajahmu di hadapanku! Kau hanyalah bayangan bagiku! Mengerti?!"
Shera begitu ketakutan sekarang. "Shfft...." Ia meringis pelan kala kuku-kuku Samuel menusuk ke pipinya.
Air mata Shera semakin mengalir deras. Ternyata mimpi untuk menjalin hubungan bersama Samuel kandas begitu saja sebab Samuel terang-terangan mengatakan dirinya hanyalah bayangan.
"Kau dengar aku tidak!" Samuel mencengkram dagu Shera dengan sangat kuat.
"Iy-a," sahut Shera terbata-bata sambil mendongakkan kepala ke atas.
Samuel menyeringai tipis lalu menghempas kasar dagu Shera seketika. "Malam ini kau tidurlah di sini, aku mau pergi, jangan cari aku! Aku akan kembali besok pagi."
Suara Samuel terdengar dingin dan tajam membuat tubuh Shera bergetar kuat. Secepat kilat pria itu melangkah menuju ambang pintu dan keluar dari kamar hotel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Ruk Mini
Cemen lo..sm cewek kasar2
2024-03-25
0