Kehidupan pasangan suami-isteri itu berjalan dengan bahagia, walau dalam kesederhanaan, tetap membuat Rosiana begitu bahagia. Dia akan melakukan pekerjaan rumah sembari menunggu suaminya pulang.
Rosiana ingin sekali membantu Rian, menambah biaya hidup mereka walau hanya sedikit, tapi hingga saat ini dia bingung harus kerja apa? Dia hanya tamat SMA, tidak punya keahlian khusus hingga membuatnya bingung mau melamar kerja dimana.
"Kamu beneran mau kerja?" tanya Mpok Lela, tetangganya. Demi membunuh rasa bosannya, Rosiana selalu menghabiskan waktu di warung tetangganya. Berbincang menjalin silaturahmi. Kalau sudah siang menjelang sore, pasti banyak ibu-ibu yang datang untuk berkumpul, saling bertukar cerita dengan menikmati gorengan dan pecal yang dibuat oleh Mpok Lela.
"Benar, Mpok. Tapi gak tahu mau kerja apa," jawab Rosiana menopang dagu. Bingung harus berbuat apa demi membantu pemasukkan di rumah tangganya.
Rian yang bekerja sebagai office boy juga gajinya minim, hanya cukup untuk makan dan bayar kontrakan. Kalau begini terus, akan sulit, terlebih saat bayi mereka lahir nanti.
Kebutuhan akan semakin banyak yang harus mereka siapkan.
"Kalau kamu benar-benar mau kerja, coba aja ke salon si Susi. Aku dengar dia butuh karyawan," ucap Mpok Lela, menunjuk Salon terbesar di daerah mereka, yang digawangi oleh ban*ci.
"Tapi aku gak punya kemampuan nyalon, Mpok. Mana mungkin diterima sama Mbak Susi," jawab Rosiana. Sebenarnya sejak SMP Ros ingin sekali belajar salon, karena memang punya sedikit keahlian dalam merias dan menyanggul rambut.
Di kampungnya, Rosiana selalu dipanggil kalau ada acara pesta atau hajatan. Tetapi, tentu saja, kemampuan nyalon di kota dengan di desa pasti sangat berbeda.
Di kampung, walaupun dengan kemampuan seadanya dan alat serta perlengkapan rias yang sederhana sudah sangat dipuji oleh para tetangganya.
Sementara itu, di kota dengan begitu banyaknya persaingan dan berjamurnya salon di mana-mana membuat orang mempunyai pilihan untuk memilih saluran langganannya sendiri, hingga menuntut agar pegawai salon memiliki keahlian yang bisa memuaskan pelanggan.
"Kalau itu, kamu tanya sendiri aja. Nanti juga Susi muncul," jawab Mpok Lela.
Tidak lama, orang yang mereka bicarakan akhirnya datang. Susi berjalan sempoyongan tampak baru bangun. Mengenakan celana pendek yang memamerkan paha putih nan berbulunya itu dengan kaos oblong yang super ketat.
"Baru bangun kamu, Sus?" sapa Mpok Lela. Semua orang juga tahu kalau salon Susi memiliki dua fungsi. Kalau dari pagi hingga siang, salon itu sesuai dengan job desk nya, tapi kalau sudah malam hingga subuh, berubah menjadi tempat multifungsi. Apapun bisa terjadi di dalam sana, dan itu sudah menjadi rahasia umum.
"Iya, Mpok. Tahu sendiri, kalau gue dinasnya malam sampe subuh kalau udah weekend begini," ucapnya dengan logat kemayu.
Rosiana sudah empat kali bertemu dengan Susi selama tinggal di lingkungan itu, dan dia selalu kagum dengan penampilan banci satu itu. Kuku, alis dan juga bibirnya bahkan lebih indah dari miliknya. Wajah mulus terawat, begitu glowing.
"Paham kita. Oh iya, Sus. Di tempat kamu masih terima lowongan, nggak? Kamu butuh karyawan?" tanya Mpok Lela, seolah paham isi hati Rosiana.
"Buat siapa, Mpok?" tanya Susi malas, mengambil gorengan bakwan yang baru diangkat Mpok Lela dari penggorengan.
"Ini, buat Si Ros. Dia butuh kerjaan buat nambah-nambah duit belanja," tukas Mpok Lela menunjuk Rosiana dengan sorot matanya. Susi ikut menoleh pada Rosiana, memperhatikan dari ujung rambut hingga jempol kaki.
"Lu tinggal dimana?" tanya Susi masih dengan gaya ketusnya.
"Ini kak, di samping," jawab Rosiana ramah, menunjuk rumah kontrakannya.
"Beneran lu mau kerja? Memangnya lu punya skill apa?"
Rosiana diam. Dia tidak tahu harus jawab apa. Pada dasarnya, dia memang tidak punya kemampuan apapun. "Cuma tahu sedikit, Mbak. Tapi aku mau belajar," jawab Rosiana cepat. Untung dia tidak memanggil Susi dengan sebutan Bang.
"Gue memang butuh orang. Tapi yang benar-benar mau belajar, sekaligus mau disuruh apa aja. Nggak usah milih-milih kerjaan, yang penting bisa menghasilkan duit," ucapnya tegas. Rosiana tentu saja merasa sangat gembira karena akhirnya Susi mau menerimanya.
"Jadi, aku diterima, Mbak?" tanya Rosiana ingin memastikan.
"Masuk mulai besok!" kembali Susi menegaskan, yang buru-buru diangguki oleh Rosiana.
"Terima kasih, Mbak."
"Hmm." Susi mengangguk sambil mengunyah gorengan.
Rosiana sangat gembira.
Dia tidak sabar untuk bertemu dengan Rian dan menyampaikan berita gembira itu. Rosiana berharap Rian akan mengizinkannya bekerja karena itu semua demi kebaikan mereka.
"Tapi tidak akan ada masalah 'kan sama suami lu?" tanya Susi menegaskan. "Gue nggak mau ya, dia bikin ribut di tempat gue nanti," ucap Susi menyipitkan sebelah mata melihat pada Rosiana.
"Nggak kok, Mbak. Suami aku pasti kasih izin."
"Semoga saja," batin Rosiana.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Toto Suharto
hati hati Ros kehidupan di kota lebih keras dari pada di kampung jangan sampai membawa masalah buat rumah tangga kamu apalagi dengan kepolosan kamu
2023-05-06
2
Kendarsih Keken
💪💪 Ros , semoga Rian mengijinkan
2023-05-06
2