Setelah diusir oleh kedua orang tuanya, Rian nekad menemui Rosiana di rumahnya. Rian sudah berjanji pada Rosiana untuk menikahinya. Jadi, dia tidak mungkin lari dari tanggung jawab.
Rian sangat mencintai Rosiana. Dia akan melakukan apapun asal bisa bersama Rosiana. Kalaupun dia akan diusir oleh kedua orang tua Rosiana, Rian tidak akan gentar. Pria itu akan membawa Rosiana pergi jauh jika kedua orang tua gadis itu tidak merestuinya.
Saat Rian sampai di rumah Rosiana, gadis itu sedang menangis di teras rumah. Beruntung teras rumah Rosiana tertutup oleh pintu gerbang, jadi, tidak ada satupun orang lewat yang akan melihat Rosiana.
"Sayang ...." Wajah Rosiana menatap ke arah pintu gerbang. Rumah Rosiana memang cukup besar meskipun dia tinggal di kampung.
Keluarga Rosiana memang keluarga yang lumayan berada. Rumahnya bagus. Tidak seperti rumah-rumah sederhana di sekitarnya.
Rian kembali memanggil Rosiana karena kekasihnya itu tidak menyahut saat dia memanggilnya.
"Rosi!"
"Rian. Kenapa kamu ke sini?" Rosiana mendekati sang kekasih.
"Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu seperti ini?" Rosiana tampak kaget melihat wajah Rian yang membengkak dan memar.
Tidak jauh berbeda dengan Rosiana, Rian pun tampak terkejut melihat kedua pipi sang kekasih membiru.
"Kenapa wajahmu bengkak dan memar seperti ini?" Rian mengucapkan pertanyaan yang sama pada Rosiana.
Rosiana menunduk. "Bapak dan ibu memarahiku. Mereka sudah tahu tentang kehamilanku." Rosiana mengusap perutnya.
"Rian, bisakah kamu mengajakku pergi dari sini? Jika aku tetap di sini, aku takut ibu menyuruhku menggugurkan anak kita."
"Apa?"
Rian tersentak mendengar ucapan kekasihnya.
"Ibuku menyuruhku menggugurkannya. Sementara bapak, dia ingin kamu menikahiku." Rosiana menatap Rian dengan sendu. Air matanya turun membasahi pipinya.
"Aku akan menikahimu. Aku Janji."
***
Rian pulang dengan hati gelisah. Dia sudah berjanji pada Rosiana akan menikahinya. Mau tidak mau, Rian harus mengatakan pada kedua orang tuanya tentang niatnya untuk menikahi Rosiana.
Jamal sangat marah saat melihat Rian kembali ke rumah. Lelaki itu marah besar sampai-sampai Ratna dan Rian kewalahan.
Jamal marah karena Rian memintanya untuk melamar kekasihnya yang kini sedang hamil. Kemarahannya semakin menjadi saat dia tahu kalau perempuan yang dihamili oleh putranya adalah anak dari Rusdi dan Jamilah.
Keluarga sok kaya yang terkenal sombong.
Jamal kembali memukuli putranya membuat Ratna menangis histeris. Namun, saat melihat kegigihan Rian yang ingin sekali bertanggung jawab, Jamal akhirnya mengalah.
Pria paruh baya itu akhirnya mengikuti Rian untuk datang ke rumah Rosiana dan melamar gadis yang dihamili oleh putranya itu.
Kedatangan Rian dan juga kedua orang tuanya disambut baik oleh Rusdi. Namun, tidak dengan Jamilah. Keluarga Rian yang kehidupannya di bawahnya tentu saja membuat Jamilah tidak suka.
Dalam hati, Jamilah mengutuk anaknya habis-habisan karena mau saja tergoda oleh pria miskin itu.
Walaupun Jamilah dan Rusdi bukanlah orang yang kaya raya di desa itu, tetapi, setidaknya kehidupan perekonomian mereka lebih mapan daripada keluarga Rian.
Jamilah punya impian bahwa putrinya itu bisa memiliki jodoh yang lebih baik. Misalnya, anak pak lurah di kampung mereka. Akan tetapi, semua harapan Jamilah pupus karena Rosiana mengandung anak Rian saat ini.
"Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui, kalau anak-anak kita sudah salah langkah. Sebagai orang tua dari Rian, saya meminta maaf atas kesalahan putra saya." Jamal menatap Rusdi dan Jamilah secara bergantian.
"Saya datang kemari ingin melamar putri Bapak dan Ibu. Anak saya, Rian, akan bertanggung jawab dengan apa yang sudah dia lakukan pada putri Bapak dan Ibu," lanjut Jamal dengan raut wajah sedih dan menyesal.
Kalau bukan karena Rian yang terus memohon padanya, dirinya tidak akan sudi datang ke rumah Rusdi. Apalagi, saat melihat gaya Jamilah yang terlihat sangat angkuh.
Seandainya Jamal tidak memikirkan nama baik keluarganya, laki-laki itu pasti akan menyuruh Rian pergi dan lari dari tanggung jawab. Biarkan saja Rusdi dan istrinya menanggung malu karena anaknya hamil di luar nikah.
Lagipula, bukan kesalahan putranya seorang hingga menyebabkan Rosiana hamil. Gadis itu sudah cukup dewasa untuk bisa menolak keinginan Rian. Akan tetapi, karena dia tidak bisa menahan diri, dia ikut terjerumus oleh gairah yang mereka rasakan bersama-sama.
"Iya, Pak. Justru karena itu kami sangat mengharapkan kedatangan Bapak dan Ibu agar kita bisa segera menikahkan mereka," ucap Rusdi sopan.
"Seandainya saja putriku tidak hamil, aku tidak akan sudi menikahkan putriku dengan anak kalian!"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Toto Suharto
orang kaya belum tentu bahagia..walaupun miskin harta tapi kaya hati dan kasih sayang itu yang penting
2023-05-06
0
Ade Suharto
sombong benar bu
2023-05-05
1
Kendarsih Keken
duhh bu Jamilah anda lupa yak buk
" di atas langit masih ada langit " jadi jangan kelewat sombong buk 😕😕
2023-05-05
1