Hari Pernikahan

Setelah pertemuan makan malam di hari itu, kedua keluarga sudah menyepakati jika pernikahan akan digelar dalam waktu satu bulan ke depan. Meski Zeeko masih ragu dengan keputusannya, tapi ia tetap tak bisa menolak keinginan sang ibu.

Hari ini Zeeko dan Trisha menemui perancang busana ternama di salah satu butik. Trisha tampak sibuk memilih gaun mana yang cocok untuk dirinya.

Sementara Zeeko hanya duduk memperhatikan. Baginya gadis yang akan dinikahinya ini bukanlah wanita. Ya, Trisha hanyalah Trisha. Gadis yang belum tentu mampu menaklukkan kerasnya hati Zeeko. Begitulah menurut Zeeko.

"Pilihkan gaun untukku!" Tiba-tiba Trisha berdiri di depan Zeeko.

"Astaga, Trish! Kau yang akan menikah, kenapa tanya padaku?"

Trisha menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Aku akan menikah denganmu! Jadi, pilihkan!"

Mendengar nada bicara Trisha yang mulai menyeramkan, membuat Zeeko mau tak mau harus menuruti keinginan gadis itu. Trisha tersenyum penuh kemenangan karena Zeeko mau menurut dengannya.

Jika di total, mereka hanya saling mengenal selama beberapa minggu saja sebelum pernikahan. Meski sebenarnya mereka sudah saling mengenal sejak dulu. Namun Zeeko yang tak pernah menyadarinya.

"Ini saja!"

Zeeko memilihkan gaun yang terbuka untuk Trisha. Gadis itu menggeleng. Ia tak suka memakai pakaian terlalu terbuka.

"Itu terlalu terbuka, Zee!" protes Trisha.

"Apa masalahnya? Bukankah setelah menikah kau akan membuka semuanya di depanku?"

Kata-kata Zeeko membuat Trisha menutup mulut pria itu. Beberapa karyawan butik tersenyum geli melihat pasangan itu.

"Kau bisa diam tidak? Jangan bicara yang aneh-aneh! Aku tidak akan membuka semuanya di depanmu!" geram Trisha dengan suara tertahan.

Zeeko menepis tangan Trisha yang ada di mulutnya. "Yang aku katakan itu memang benar. Kau harus melakukan yang terbaik sebagai seorang istri, termasuk urusan di atas ranjang." Zeeko berlalu pergi.

Trisha menatap kesal kearah Zeeko.

"Apa yang ada di otakmu hanyalah urusan ranjang saja? Dasar duda casanova sialan! Awas saja kau! Kau tidak akan melupakan malam pertamamu nanti!" Trisha mengepalkan tangannya dan mengarahkan tinju ke arah Zeeko yang berjalan membelakanginya.

...***...

"Bagaimana acara fitting bajunya, Nak?" tanya Anthony saat makan malam bersama Trisha.

"Hmm, lancar."

"Zeeko bersikap baik padamu kan?"

Pertanyaan Anthony membuat Trisha bergeming. Dirinya sendiri mulai tak yakin akan seperti apa pernikahannya nanti dengan Zeeko. Secara pria itu masih menutup diri dan hatinya. Bahkan mengingat hal tentang Trisha pun tidak. Zeeko tidak pernah ingat kebersamaan mereka waktu dulu.

"Memangnya jika dia tidak bersikap baik padaku... Daddy akan membatalkan pernikahan ini?"

Ucapan Trisha malah dirasa lucu oleh Anthony hingga ia tertawa.

"Kau ini lucu sekali, Trish. Tentu saja tidak! Kau akan tetap menikahi Zeeko. Karena kau adalah harapan satu-satunya keluarga Howard."

"Apa maksud Daddy?"

"Emilia dan Brahm sangat berharap kau bisa mengubah Zeeko. Dan kami akan selalu berdoa agar rumah tangga kalian langgeng sampai kakek-nenek. Milikilah banyak anak agar rumahmu ramai nanti."

Trisha menghela napas. "Bagaimana jika aku tidak bisa mengubah sifat Zeeko? Maksudku... Imej dan rumor tentangnya?"

Anthony menatap lekat putri semata wayangnya. "Perlahan saja, Nak!"

Obrolan anak dan ayah berakhir karena Anthony harus kembali menyelesaikan pekerjaannya. Terkadang Trisha merasa kasihan dengan ayahnya itu.

Bekerja seorang diri hingga larut malam, dan esok paginya harus kembali berkutat dengan pekerjaan lagi. Tapi setelah Trisha menikah dengan Zeeko, maka perusahaan juga akan menjadi milik suami Trisha itu. Jadi, Trisha tidak terlalu khawatir nantinya. Trisha tahu Zeeko sebenarnya adalah pria yang baik.

...***...

Hari pernikahan pun tiba. Trisha berjalan memasuki aula gedung bersama dengan Anthony. Trisha akhirnya memakai gaun yang dipilihkan Zeeko demi menghormati pria itu.

Perjalanan hidup Trisha dan Zeeko akan dimulai setelah keduanya mengikat janji suci dihadapan Tuhan.

"Aku bersedia!"

"Baiklah, kau boleh mencium mempelai wanitamu!"

Trisha dan Zeeko saling berhadapan. Meski ini bukan yang pertama kali untuk Zeeko, tapi saat melihat gadis kecil yang ia remehkan, hatinya mulai merasakan gelanyar aneh. Trisha sangat berbeda dalam balutan gaun pengantin yang dipilihkan olehnya ini.

"Kissing! Kissing!" Seruan para tamu undangan membuat Zeeko tersadar.

"Lakukanlah!" gumam Trisha dengan gerakan bibirnya.

Zeeko merangkum wajah Trisha lalu mendaratkan satu kecupan manis untuk gadis yang sudah resmi menjadi istrinya.

Sorakan para tamu membuat Zeeko dan Trisha tersenyum malu. Ternyata mereka masih merasa canggung satu sama lain.

"Ah lihatlah mereka! Mereka sangat manis!" ucap Emilia dengan wajah sumringahnya.

Pesta pernikahan dilanjutkan di sebuah taman terbuka milik keluarga Howard. Banyak rekan bisnis Zeeko yang datang untuk memberikan ucapan selamat.

Beberapa teman Trisha juga datang untuk ikut berbahagia dengan kemeriahan pesta sahabatnya.

"Trish!" Suara seseorang dari arah belakang membuat Trisha menoleh.

Matanya membola melihat sosok pria tampan di hadapannya.

"Leon! Kau sudah kembali?" Trisha bersorak gembira dan langsung memeluk sahabat lamanya itu.

"Yeah! Aku kembali. Aku tidak menyangka kau akan menikah secepat ini!" Leon mengeratkan pelukannya pada Trisha.

"Leon, lepaskan!" Trisha mengurai pelukan. Mereka memang dulu sering berkontak secara fisik. Tapi sejak Leon pindah rumah, mereka jarang bertemu. Dan Trisha kira, Leon akan selamanya pindah dari kota itu.

"Maaf... Kau cantik, Trish! Mana suamimu?" Leon memuji kecantikan Trisha dalam balutan gaun pengantin.

"Thanks. Suamiku? Dia sedang menyapa koleganya mungkin. Kau mau makan? Kapan kau datang? Kenapa tidak mengabariku lebih dulu? Apa kau akan tinggal disini lagi atau..."

"Trish! Kau sama sekali tidak berubah. Selalu seperti kereta api!"

Trisha memukul lengan Leon. "Jangan membangunkan macan yanh tertidur, Leon. Jawab saja pertanyaanku!"

"Pertanyaan yang mana dulu yang harus kujawab?"

"Yang mana saja!"

Trisha dan Leon duduk di salah satu meja jamuan dan bersenda gurau bersama. Mereka mengenang masa-masa kecil mereka saat masih tinggal di komplek perumahan yang sama.

Tanpa di sadari, sepasang mata elang terus terarah kepada Trisha dan Leon. Siapa lagi kalau bukan milik Zeeko.

"Siapa laki-laki itu? Kenapa dia begitu dekat dengan Trisha? Apa hubungan mereka berdua? Trisha tidak pernah menceritakan jika dia dekat dengan seorang pria."

...***...

Hari yang melelahkan telah mereka lewati. Kini Trisha dan Zeeko sudah berada di kamar yang sudah disiapkan oleh Emilia.

Trisha baru saja melepas gaun pengantinnya dan memakai jubah mandi. Ia melihat Zeeko malah sibuk dengan laptop yang dipangkunya.

"Kau atau aku yang mandi dulu?" tanya Trisha.

"Kau saja dulu!" jawab Zeeko tanpa menoleh.

"Kau mengerjakan apa?"

"Pekerjaanku!"

Trisha tak bertanya lagi. Ia memilih untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket setelah seharian menerima tamu undangan.

Tak lama kemudian, Trisha keluar dari kamar mandi.

"Sekarang giliranmu!"

Zeeko segera menutup laptopnya dan berjalan menuju ke kamar mandi tanpa melihat Trisha sama sekali.

Trisha melongo melihat tingkah aneh yang diperlihatkan Zeeko.

"Apa-apaan dia?! Awas saja kau!"

Trisha memutar otak untuk mencari cara agar bisa membalas sikap Zeeko padanya.

Terpopuler

Comments

Radya Arynda

Radya Arynda

buat duda oreo, , , bucil banget sama kamu trisha, , , biar ngak celup sana celup sini, , , , ,

2023-05-06

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!