Jalan yang Mulus

[Ok, aku akan segera datang, tetapi kamu juga harus segera bayarkan uang perjanjian itu. Ibuku perlu segera dibawa ke rumah sakit.] Itu adalah balasan pesan yang Zeno kirimkan untuk Kimi, begitu wanita itu meminta laki-laki itu datang ke vila kenangan. Untuk saat ini yang ada dalam pikiran Zeno hanyalah sang ibunda tercinta agar tetap sembuh dan menemani dirinya yang hanya tinggal memiliki ibu saja.

[Ok, kamu tenang saja uang bisa diatur selama kamu menutup rapat rahasia kita berdua aku akan berikan uang untuk kamu. Bukankah kamu tahu kalau aku tidak pernah berbohong.”

Zeno yang hidupnya selama ini lurus-lurus saja, mana ke pikiran untuk memanfaatkan kesempatan emas ini. Yang terpenting saat ini untuk dirinya adalah kesehatan sang ibu, karena hanya ibu orang satu-satunya yang peduli dengan dirinya. Bahkan laki-laki itu tidak pernah membayangkan apabila hidupnya tanpa adanya ibu bakal seperti apa.

Setelah mendapatkan jawaban dari Zeno, Kimi pun langsung bersiap dan tentunya pamit pada asisten rumah tangga ia beralasan akan berkunjung ke rumah sang bibi. Vila kenangan yang hanya diketahui oleh Zeno dan juga Kimi, menjadikan tempat yang Kimi pilih untuk melancarkan misi rahasianya. Dalam hati wanita cantik itu tetap ada perasaan bersalah. Namun, ia sudah memikirkan rencana ini dengan matang-matang, segala risiko sudah diterima oleh perempuan itu andai perbuatannya ketahuan pun dia sudah siap, dan sudah menyiapkan jawabannya. Sebegitu siapnya dia dengan sangsi apa pun nanti yang bakal diterima oleh dirinya.

Andai ini bukan demi keturunan yang sangat diinginkan oleh orang tua Xyan, Kimi tidak akan mau menghianati sang suami yang sangat dia cintai, apalagi sampai membeli benih, agar ia memiliki anak dari mantan kekasihnya untuk sang suami. Namun, semuanya rasa tidak enak dan takut harus Kimi tanggalkan demi anak untuk pasangan yang ia cintai.

Selama Zeno menutup rapat mulutnya maka rahasia ini tidak akan pernah diketahui oleh sang suami maupun oleh mertuanya, itu yang ada dalam pemikiran Kimi. Dan tentunya ia memang sudah membuktikan kalau Zeno orang yang selalu tepat janji.

“Mang, antar saya ke rumah Bibi yah. Dan nanti kalau saya sudah sampai Mamang bisa pulang ke rumah lagi. Karena saya akan menginap di rumah bibi untuk beberapa hari. Nanti kalau saya akan pulang, saya akan hubungi Mamang, untuk jemput saya di sini,” ucap Kimi dengan suara lembut.

“Baik Non.”

“Oh iya sama nanti mampir toko kue yah, sama toko buah. Mau beli oleh-oleh untuk ponakan.” Kimi kembali meminta sang sopir untuk mengikuti arahannya. Memang sudah menjadi kebiasaannya apabila ia hendak mengunjungi sang bibi dan keluarganya akan membawa buah tangan yang tidak sedikit.

Sebenarnya Kimi malas ke rumah bibi dan mamangnya itu semua karena mereka selama ini selalu memanfaatkan Kimi dan masih banyak perilaku mereka yang masih Kimi ingat dan membuat Kimi jaga jarak mereka. Namun, sekarang demi rencana gilanya, dia rela berpura-pura menjadi ponakan yang baik dan membawakan oleh-oleh yang banyak untuk tutup mulut. Kimi sih yakin kalau bibinya tidak akan ngomong macam-macam pada suaminya. Apalagi Xyan sudah tahu prilaku mereka di belakangnya yang sering memanfaatkan Kimi. Dan tentu Xyan selama ini selalu percaya pada sang istri dari pada bibi dan pamanya.

“Tumben kamu datang ke sini ada angin apa?” tanya Bi Tini dengan bibir mencebik sinis. Padahal Kimi selama ini sudah banyak membantu yang bibi, tapi masih saja tidak dihargai.

“Kok Bibi ngomong kaya gitu. Rumah ini juga kan Kimi bantu bangun, lagian Kimi kangen pada Bibi dan keluarga yang lain,” jawab Kimi tetap santai padahal terlihat jelas kalau bibinya sangat tidak menyukai kedatangannya.

“Jadi kamu tidak ikhlas membantu bangun rumah Bibi, ini balasan kamu selama ini dibesarkan sama kami, tapi giliran sudah enak bantu apa-apa pun di perhitungkan,” balas Bi Tini lagi.

“Emang pernah Kimi bilang kalau Kimi tidak ikhlas? Selama ini Kimi selalu ikhlas apa pun itu yang Kimi lakukan untuk Bibi dan keluarga, jadi jangan berkata yang tidak-tidak. Karena kalau terdengar sama orang lain kesanya Kimi jadi kacang lupa kulitnya.”

“Mang barang-barang bawa masuk ke dalam, dan setelah itu Mamang pulang.” Kimi pun mengalihkan perdebatan dengan sang Bibi ke pada sopir pribadinya.

“Baik Non.” Sang sopir pun dengan menunduk langsung membawa oleh-oleh yang sebelumnya Kimi beli di jalan. Kali ini sang bibi hanya diam saja, membiarkan laki-laki paruh baya membawa beberapa kantong besar buah-buahan, dan paper bag yang berisi aneka cake yang pastinya enak. Karena Kimi membelinya di toko kue yang terkenal lezat.

Yah, seperti itu tabiat adik dari almarhum sang ibu, sehingga Kimi tidak betah berlama-lama di rumah sang bibi, tapi lagi-lagi demi misinya ia akan tetap memilih tinggal di situ hingga sopir pergi dan dia juga pasti akan pergi.

“Non, saya pulang dulu. Nanti kalau Nona Kimi mau pulang telepon Amang aja, nanti pasti di jemput,” ucap sang sopir berpamitan dengan sopan. Bahkan untuk satu gelas air putih pun sang bibi tidak hidangkan pada sopir pribadi Kimi, dan Kimi pun masih dibiarkan berdiri di halaman rumah yang cukup luas.

“Baik Mang, nanti kalau Kimi sudah mau pulang pasti telpon Mamang,” jawab Kimi, yang langsung membuat sang Bibi kaget.

“Kimi, maksud kamu apa? Apa itu tandanya kamu akan tidur di rumah ini? Kamu sedang berantem dengan mesin uang kamu?” tanya sang bibi dengan berbisik, wanita itu tidak sabar segera ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Iya Bi, rencananya Kimi mau menginap di sini untuk beberapa hari, itu semua karena Mas Xyan sedang tugas kerja ke luar Negri, jadi Kimi mau nginap di sini karena kangen saja, dan ingin cari suasana baru,” jawab Kimi dengan santai.

“Aduh Kimi, rumah kamu kan jauh lebih luas dan mewah, segala fasilitas ada tapi kenapa mau nginap di sini. Lebih baik kamu pulang saja, Bibi di sini repot. Kalau kamu nginap di sini tambah repot,” sungut Bi Tini dengan kata lain mengusir Kimi agar tidak menginap di sini.

“Tapi Bi, Kimi sudah izin pada Mas Xyan kalau Kimi mau nginap beberapa hari. Kalau balik lagi ke rumah nanti Mas Xyan tahu kalau Kimi tidak menginap di rumah Bibi,” balas Kimi, sebenarnya justru wanita itu dalam batinya langsung tersenyum dengan bahagia karena rencananya sejauh ini masih mulus-mulus saja.

“Kamu kan banyak uang, kamu bisa gunakan uang-uang suami kamu untuk menginap di hotel atau apa gitu, nanti kamu bilang menginap di rumah Bibi,” usul sang bibi lagi.

Fix, dalam batin Kimi langsung berjingkrak karena dia tidak usah cape-cape berbohong karena pada kenyataannya sang bibi malah mengusirnya.

“Baiklah kalau itu kemauan Bibi, tapi izinkan Kimi masuk dan duduk dulu sebentar. Masa baru datang sudah di usir,” balas Kimi, dengan menyelonong masuk ke dalam rumah bibinya.

“Tapi ingat jangan lama-lama di rumah kami.

Kimi hanya mendengus kesal dengan kelakuan sang bibi, makanan dan barang serta uangnya mau, tapi hanya untuk menyambut Kimi dengan ramah pun tidak sudi. Setelah hampir tiga jam Kimi di rumah itu, ia pun pamit akan tinggal di hotel agar terkesan tinggal di rumah bibinya. Lagi pula tiga jam di rumah itu Kimi sudah panas kupingnya karena kena sindir terus. Sesuai rencana awal, Kimi bukanya ke hotel justru pergi ke puncak bogor menggunakan taxi, dan tentunya sebelumnya Kimi membeli pakaian ganti dan hijab serta masker tidak lupa dilengkapi aksesoris kaca mata hitam, agar tidak ada yang mengenalinya. Kita tidak pernah tahu kapan akan apesnya, sehingga sebelum itu terjadi Kimi lebih dulu melancarkan penyamaran sebaik mungkin.

Sebelum ia pergi ke Bogor, Kimi pun lebih dulu ke rumah sang bibi. Agar semuanya terlihat natural, dan sopir pun percaya kalau sang majikan ke rumah bibinya. Bisa berabe kalau dia bisa teledor. Pokoknya Kimi sebisa mungkin tidak meninggalkan jejak yang bisa menimbulkan kecurigaan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama untuk sampai di vila yang ada di Bogor. Kimi pun langsung menyiapkan segala macam yang harus dilakukan, terutama vitamin yang diberikan dokter Rina, jangan sampai sudah melakukan drama panjang, berhubung badan dengan mantan, malah vitamin yang paling penting agar cepat hamil malah rupa diminum.

Bersambung...

...****************...

Terpopuler

Comments

RyanA MdHse

RyanA MdHse

.... Sang / Si Sopir; Si Bibi.
# Afwan Thor, komennya selalu ributin EYD/PUEB terus. Padahal bukan ahli Linguistik. Semangat terus Author !

2023-05-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!