Hampir sepanjang perjalanan dari ruangan dokter Rina, Kimi pun terus memikirkan ucapan sang dokter. Otaknya benar-benar ia peras dengan kuat untuk mencari ide bagaimana caranya ia berbicara pada Zeno. Begitu sampai di dalam mobil wanita itu pun mencoba untuk menghubungi sang mantan kekasih.
“Pak, maaf bisa tinggalkan saya sendirian di mobil,” ucap Kimi, yang tidak mau nanti sang sopir mendengar obrolan dirinya dengan sang mantan kekasih.
“Baik Neng.” Tanpa menunggu lama, sopir yang sudah siap di belakang kemudi untuk mengantarkan sang majikan pun langsung turun dan meninggalkan Kimi sendirian di dalam mobil.
Sedangkan Kimi, langsung mencoba menghubungi sang mantan kekasih, di mana Kimi tahu kalau Zeno sedang butuh uang yang tidak sedikit. Dalam hati wanita cantik itu sangat yakin kalau Zeno bisa menolong dirinya dari masalah ini. Kimi tahu Zeno adalah orang baik, dan tidak mungkin dia akan membocorkan apa yang menjadi rahasia mereka.
[Mimpi apa aku semalam, kenapa bisa dihubungi sama kamu. Biasanya aku chat saja tidak pernah dibalas.] ucap Zeno begitu sambungan telepon Kimi diangkat, setelah cukup lama wanita itu menghubunginya.
[Aku dengar Bibi Zunai sedang sakit, dan kamu sedang butuh uang banyak?] balas Kimi langsung, tanpa basa basi.
[Yah, kenapa kamu mau bantu aku?] Zeno di seberang telepon tentu berharap banyak kalau Kimi bisa membantu dirinya dari masalah ini. Di mana sang ibu sakit cukup parah, dan dia yang menjadi anak satu-satunya pun harus memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pengobatan sang ibu, belum dia harus ke luar rumah untuk bekerja dan itu sangat berat untuk Zeno jalani. Andai dia banyak uang ingin dia berhenti kerja dan dia akan tetap di rumah untuk menjaga sang ibu tercinta.
[Aku bisa bantu, tapi ada syaratnya. Aku ingin mengajak kamu kerja sama. Dan ini sangat rahasia jadi aku akan memberikan imbalan yang tidak sedikit.] Sesuai yang Kimi rencanakan, semuanya berjalan dengan lancar. Zeno sedang benar-benar terlilit kebutuhan sehingga imbalan uang adalah jalan ninjanya agar Zeno mau menerima tawarannya.
[Katakan kerja sama apa? Aku tidak mau kalau terlalu berisiko,] balas Zeno dengan santai.
[Tidak akan bahaya, asal kamu tutup mulut kamu rapat-rapat. Tapi kalau kamu berani macam-macam dan membuka mulut kamu, pekerjaan ini bisa jadi pekerjaan paling berbahaya,] balas Kimi dengan tersenyum manis, ia sangat senang dengan kabar bahagia ini, meskipun secara langsung Zeno, belum menerima tawarannya, tetapi ia sudah bisa memastikan kalau Zeno tidak akan menolak.
[Cepatlah katakan kerja sama apa yang kamu maksud, karena aku sedang bekerja!]
[Aku ingin membeli benih dari kamu. Ini memang terdengar gila, tapi hanya kamu orang yang paling aku percaya.] Meskipun Kimi ragu dan bingung mau memulainya dari mana, tetapi dengan keberanian dan desakan keadaan ia harus memulai dari keberanian hatinya, dan dengan terbata dia pun langsung mengatakan tujuan dia mengajak kerja sama dengan sang mantan.
[Hah apa? Kamu mau membeli benih dari aku? Benih apa? Apa suami kamu mandul, impoten atau apa sehingga kamu mencari kepuasan dari laki-laki lain... Hahahah] Suara gelak tawa dari balik telepon terdengar dengan nyaring di telinga Kimi. Wanita itu sakit ketika Zeno mengatakan sang suami seperti itu, tetapi dia juga tidak bisa mengelak kalau salah satu yang Zeno katakan ada benarnya.
Kimi memejamkan matanya, berusaha mengatur emosinya, dan akan berbicara baik-baik agar sang mantan tidak berpikiran buruk dengan suaminya, ia melakukan ini juga karena desakan keadaan. Andai bukan ingin dia membahagiakan suami dan mertuanya Kimi tidak akan mau melakukan hubungan terlarang ini, apalagi risikonya sangat besar kalau sampai rahasianya bocor.
[Aku tahu kamu pasti akan berpikiran seperti itu, tapi percayalah apa yang aku lakukan karena terpaksa. Mas Xyan bukan tidak mampu melayaniku dan membuat aku puas, justru dalam urusan batin aku sangat bahagia karena memiliki suami seperti dia, tapi dia adalah laki-laki yang kurang beruntung. Dia tidak beruntung seperti laki-laki lain, dia mengalami masalah pada kesuburannya, dan itu pasti sangat sakit untuk dia. Makanya aku tidak ingin membuat dia sedih dengan tahu fakta ini. Dia sangat ingin anak dan aku rela melakukan apa pun untuk membahagiakan dia dan tolong kamu sebagai sesama laki-laki juga mengerti berada di posisi Mas Xyan pasti akan sangat sedih kalau tahu ada cacat dalam kesuburannya. Tidak seorang pun ingin mengalami di posisi itu.] Kimi dengan sangat pelan dan menahan tangis menjelaskan apa yang terjadi dia tidak ingin kalau Zeno merendahkan suaminya.
[Sorry kalau ucapanku menyakiti kamu,] balas Zeno, kali ini dengan nada bicara yang jauh lebih enak untuk didengar.
[Terus bagaimana? Apa kamu mau membantu aku? Aku janji akan memberikan uang yang tidak sedikit untuk kamu, asal kamu bisa tutup mulut dengan rapat-rapat, dan rahasia ini hanya kita berdua yang tahu,] jelas Kimi ketika dia melihat ada kesempatan kalau Zeno bisa mengerti berada di posisi sang suami yang bernasib kurang beruntung itu. [Kamu tenang saja aku tidak akan berbohong soal uang itu, kamu akan dapat uang yang banyak untuk pengobatan Bibi Zunai. Bukanya Bibi butuh uang banyak? Apa kamu tega melihat Bibi sakit terus, kalau kamu punya uang banyak kamu bisa memilih pengobatan terbaik untuk Bibi, kapan lagi kamu bisa bahagiakan Bibi, mungkin ini cara kamu bisa membalas bakti kamu pada Bibi Zunai. Aku juga janji setelah aku bisa hamil, aku akan menambahkan uang lagi untuk kamu, dan uang itu bisa kamu gunakan untuk memulai usaha dan memulai hidup yang lebih baik lagi. Aku akan menambahkan uang kalau kamu bisa dipercaya,] imbuh Kimi, ketika wanita itu melihat kala Zeno tampak diam, dan mungkin Zeno masih ragu dengan tawaran kerja sama dari dirinya.
[Berapa uang yang kamu berikan untuk sekali hamil?] tanya Zeno, bukanya mereka juga dulu saat pacaran sudah sering melakukan hubungan ini, dan ketika sekarang diminta melakukan lagi bukanya ini termasuk keberuntungan. Itu yang ada dalam pikiran Zeno apalagi dapat bayaran, bak menyelam minum air itu yang Zeno pikirkan.
[Satu miliar, kalau aku hamil akan aku berikan lagi satu miliar,] jawab Kimi dengan suara dikecilkan. Yah, meskipun tidak akan yang dengar ucapan mereka, Mengingat mereka berbicara di tempat yang cukup aman.
[Ok deal, kapan kita akan melakukannya?] tanya Zeno dengan suara yang terdengar sangat bersemangat. Kapan lagi dia bisa menikmati tubuh Kimi, yang sudah menjadi mantan kekasih. Rezeki memang tidak kemana. Itu yang ada dalam pikiran Zeno.
[Tunggu info dari aku. Lusa Mas Xyan akan melakukan kunjungan ke luar Negri, mungkin itu waktu yang tepat untuk kita melakukan hubungan itu. Tapi ingat ini rahasia untuk kita, setelah aku hamil kamu harus pergi dari kehidupan aku. Kamu juga jangan hubungi aku, kecuali aku yang menghubungi kamu,] ancam Kimi dengan nada bicara yang dingin.
[Kamu tenang saja Kimi, aku bisa diandalkan asal kamu juga menepati janji kamu memberikan uang dua miliar untuk aku menghamili kamu,] balas Zeno dengan senyum terkembang sempurna. Mungkin ini yang namanya rezeki nomplok, atau justru ini yang namanya dapat durian runtuh.
[Aku pegang janji kamu, jangan sampai kamu bermain-main dengan aku, karena aku tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan kamu dengan caraku.] Kimi terus mengancam Zeno, meskipun dalam hati kecilnya dia tetap percaya pada sang mantan kekasih, karena Kimi tahu betul kalau Zeno adalah orang yang baik, itu alasannya dulu dia jatuh cinta pada dirinya. Selain tampan, Zeno juga memiliki kepribadian yang baik, santun dan yang terpenting laki-laki itu sayang pada keluarga dan tidak memiliki rekam kejahatan yang memalukan keluarga.
[Siap, calon ibu dari anak aku.]
Nut... nut... Kimi langsung menutup sambungan teleponya ketika ia merasa urusannya dengan Zeno sudah selesai.
Wanita itu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan melemparkan kepalanya ke headrest, ia memejamkan matanya dan tangan kirinya memegang dada sebelah kanan jantungnya berdetak semakin kencang, dan perasanya tidak menentu. Wanita itu memejamkan matanya, berusaha mengurai perasanya yang tidak menentu, ada rasa bersalah yang menyelimuti perasaannya. Namun, ia juga tidak bisa diam saja ia sangat mencintai sang suami. Bahkan kalau dia diminta menyerahkan nyawanya untuk memberikan kehidupan untuk sang suami, ia akan melakukannya demi pembuktian cinta.
Sama seperti saat ini, dia rela berbuat yang sangat buruk di mata manusia lain, tetapi percayalah yang dia lakukan demi memberikan kebahagiaan untuk orang-orang yang sangat dia cintai. Meskipun risikonya sangat besar ia rela menanggungnya nanti, asal ia bisa melihat senyum bahagia di wajah keluarga tercinta.
“Bukanya cinta butuh pengorbanan? Dan aku akan mengorbankan apa pun itu untuk membuktikan cinta?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
RyanA MdHse
" ..... Sang Suami. "
2023-05-07
3
RyanA MdHse
" Kamu tenang saja ... "
2023-05-07
2