Beberapa hari telah berlalu, Sakura menjaga jarak dengan Kenzi. Sakura sepertinya malu sendiri pada kejadian di kelas Karate waktu itu.
Kenzi pun mulai merasakan, di perhatikannya gerak gerik Sakura yang biasanya santai di depannya kini jadi terasa canggung.
Ingin rasanya Kenzi meluruskan kejadian itu, atau berkata pada Sakura bahwa dirinya tidak ingat sama sekali dengan ciuman pertamanya itu. Kalau perlu Kenzi melupakan semua.
Kenzi yang duduk bersebelahan dengan Sakura merasa serba salah. Ingin menegur Sakura , tapi takut Sakura mengabaikannya.
Pagi itu cuaca mendung, angin semilir menerpa masuk ke jendela sekolah, Sakura yang duduk di samping jendela sampai tertidur.
Kenzi terdiam melihat Sakura yang sedang tertidur. Kenzi pun ikut merebahkan wajahnya di meja sambil memandang wajah Sakura.
" Aku ingin semua kembali seperti biasa, Sakura yang suka tertawa dan tersenyum padaku, aku ingin semua itu kembali, Sakura aku rindu tawa mu!" Ucap Kenzi dalam hati.
Ada satu rahasia yang belum pernah terungkap, sebenar nya ciuman itu sepenuh nya bukanlah kesalahan Sakura. Ini semua di sebabkan efek hipnotis dari mata hijau Kenzi.
"Kenzi ingat baik-baik pesan Mama mu ini, sebaiknya kamu jangan menatap mata orang lain terlalu lama, karena itu bisa berbahaya!" Kenzi teringat pesan Mamanya yang sering didengarkan sejak Kenzi berusia 5 tahun.
Kali ini Kenzi benar-benar lupa dengan pesan Mamanya itu, saat di kelas Karate waktu itu. Sakura yang posisinya tepat di atas tubuh Kenzi, membuat Kenzi terbawa suasana.
"Apakah Sakura yang terhipnotis mataku atau aku yang terhipnotis dengan kecantikan Sakura?" Bisik hati Kenzi yang mengingat kembali kejadian itu.
Sakura mulai membuka matanya perlahan dan terlihatlah wajah Kenzi yang sedang tertidur tepat di depannya.
Sakura langsung membalikkan wajah nya ke sisi lain. Wajah Sakura memerah, dia menahan malu.
Kenzi yang sebenarnya pura-pura tertidur itu menyadari kalau Sakura pasti merasa canggung.
Kenzi bangun dan berkata
"Apa kamu ingin aku pindah tempat duduk?" Tanya Kenzi pada Sakura.
Kemudian Sakura yang masih memalingkan wajahnya, berfikir.
"Aku gak mau kamu pindah tempat duduk, tapi bagaimana cara ngomong nya!" Ucap Sakura dalam hati.
Kenzi yang menanti lama jawaban Sakura akhirnya bangkit dari tempat duduknya. Berfikir untuk pindah tempat duduk.
Namun ketika Kenzi mau melangkahkan kaki, langkahnya tertahan.
Sakura menarik tangan Kenzi walau sambil memalingkan wajah nya kembali.
Kenzi melihat tangannya di pegang erat oleh Sakura. Kenzi pun kembali duduk dan terdiam.
Sakura membuka buku tulisnya dilembaran paling belakang lalu mulai menulis.
"Tidak usah pindah tempat duduk!" tulis Sakura yang memberikan isi tulisan di kertas itu pada Kenzi.
Kenzi pun tersenyum, merasa lucu sekaligus bahagia membaca tulisan Sakura.
Jam pelajaran pertama pun di mulai. Guru mulai mengabsen kelas 7³.
" kemana mereka bertiga?" Ucap Guru Bhs. Inggris menanyakan kemana Jodi, Tomy dan Rian karena bangku mereka terlihat kosong.
"Mereka di panggil kepala sekolah Pak!" Jawab ketua kelas.
Tak berapa lama, ketika Pak Guru mulai meminta murid-muridnya untuk mengerjakan Lembar kerja Siswa, masuk lah Wali kelas 7³.
"Maaf Pak, mohon izin, Kenzi mau saya bawa ke ruang kepala sekolah sekarang!" Ucap Wali kelas.
"Oh iya silahkan Bu!" Jawab Pak Guru.
Sakura dan Kenzi yang mendengar ucapan wali kelas, saling menatap.
Kenzi mulai bangkit dari tempat duduk, dan Sakura memegang tangan Kenzi dengan raut wajah bingung.
" Ada apa? Kenapa kamu di panggil?" Tanya Sakura khawatir.
"Aku tidak tahu!" Jawab Kenzi
"Ayo Kenzi!" panggil Bu Wali kelas.
Kenzi lalu mengikuti langkah Ibu guru dari belakang. Seperti Biasa Kenzi mulai berhitung tapi kini dia sudah mulai bisa berhitung tanpa suara.
"Nah itu dia, silahkan masuk nak, ayo duduk sini!" Ucap Kepala Sekolah meminta Kenzi duduk.
Di depan Kenzi, duduklah Jodi,Tomy dan Rian sembari memasang raut wajah tersenyum licik pada Kenzi.
" Begini Nak Kenzi, saya mendapat laporan dari kepolisian".
"Kepolisian menindak lanjuti laporan mu seminggu yang lalu".
"Kamu melaporkan Jodi, Tomy serta Rian yang menurut laporan itu telah terjadi kasus penganiayaan!" Ucap Kepala Sekolah menerangkan.
"Apa benar begitu Kenzi?" Tanya Kepala Sekolah lagi pada Kenzi.
Kemudian Bu Wali kelas, berusaha membantu Kenzi untuk menjelaskan duduk perkaranya.
"Begini pak, sebenarnya yang melaporkan kasus itu orang tuanya Kenzi!" Jawab Ibu wali kelas.
"Saya sedang bertanya pada Kenzi Bu, biar dia yang menjawab !" Ucap Kepala Sekolah.
"Maaf Pak ". Jawab Ibu wali kelas sambil mundur perlahan.
" Iya saya yang melaporkan kasus itu pak !" Jawab Kenzi sambil menunduk.
" Jadi begini ya Kenzi, sebaiknya kamu cabut laporan kamu dari kepolisian, saya minta tolong sama kamu ya !" Ungkap Bapak kepala sekolah kepada Kenzi.
Kenzi dan Ibu wali kelas kaget mendengar kata-kata Bapak kepala sekolah barusan.
"Maksud bapak apa, jika memang terbukti bersalah kan mereka memang harus di hukum pak !" Jawab Ibu wali kelas.
"Bisa tidak kamu DIAM !" ucap Bapak kepala sekolah tegas.
"Sekali lagi kamu bicara, saya pecat kamu!" Ucap Bapak kepala sekolah lagi sambil melotot ke arah Ibu wali kelas.
Ibu wali kelas langsung terdiam tak berkutik. Kenzi pun merasa tak tega melihat Ibu gurunya di marahi seperti itu.
"Begini Kenzi, Nama baik sekolah ini dipertaruhkan!"
"jika ada laporan penganiyaan yang terjadi di lingkungan sekolah atau pelakunya pelajar sekolah di sini, tentu itu sangat merugikan pihak sekolah!" Jelas Bapak kepala sekolah.
" Jadi tolong kamu cabut laporan itu ya Nak!" Ucap Bapak kepala sekolah.
"Kita beres kan urusan ini secara kekeluargaan, oke!" Ungkap Bapak kepala sekolah lagi membujuk Kenzi.
Kenzi dan Ibu guru saling berpandangan, Ibu guru memberikan kode kepada Kenzi, agar Kenzi menyetujui saja keinginan kepala sekolah.
"Baiklah Pak". Jawab Kenzi menurut.
Jodi, Tomy dan Rian terlihat sangat senang dan makin besar kepala.
" Baik, kalau begitu Kenzi Terimakasih ya, dan sekarang silahkan kamu kembali ke kelas ya!" Ucap Bapak kepala sekolah.
Kenzi dan Ibu wali kelas pun langsung pamit keluar dari ruang kepala sekolah.
" Ibu wali kelas, tolong jangan keluar dulu, masih ada yang mau saya bicarakan !" ucap Bapak kepala sekolah.
Kenzi sampai di kelas dengan jalan menunduk dia langsung duduk dibangkunya.
"Hey !" Ucap Sakura menegor Kenzi yang termenung.
" Eh iya, ada apa?" Tanya Kenzi yang tersadar dari lamunannya.
" Kamu di panggil ke sana ada apa memangnya?" Tanya Sakura penasaran.
Kenzi enggan menceritakan tentang masalah itu, karena dia tidak mau membuat Sakura khawatir.
" eemmm...tidak apa-apa hanya masalah nilai semester!" Jawab Kenzi berbohong.
Di ruang Kepala Sekolah "Ibu, saya harap masalah ini tidak dibesar-besarkan, jangan sampai anak-anak yang lain tahu masalah ini!" Ucap Bapak kepala sekolah pada Ibu guru wali kelas 7³.
" Jodi, Tomy dan Rian silahkan kembali ke kelas kalian, Masalah ini jangan sampai terulang lagi, ingat itu!" Ungkap Bapak kepala sekolah dengan tegas.
" Baik Pak, terimakasih banyak Pak!" Jawab Jodi, Tomy dan Rian lalu keluar dari ruang kepala sekolah.
" Besok, Tolong panggil kan orang tua mereka kemari, buatkan surat perjanjian, dan suruh mereka sediakan materai !" Ucap Bapak kepala sekolah pada Ibu guru wali kelas 7³.
Ibu guru mengangguk kan kepalanya dan pamit keluar dari ruang kepala sekolah.
"Bagaimana generasi kita mau berubah jadi baik, jika yang salah tidak di hukum!" Ucap Ibu guru wali kelas mengeluh, dia berbicara sendiri dengan raut wajah kesal, sembari masuk ke kantor guru lalu duduk.
Sakura melihat raut wajah Kenzi yang seperti menyimpan rahasia darinya.
"Baiklah jika kamu tidak mau jujur, mungkin kamu memang gak percaya sama aku, kamu tidak mau bersahabat dengan ku lagi, iya kan!" Ungkap Sakura yang kesal karena Kenzi tidak mau berterus terang.
Kenzi mendengar kata-kata Sakura jadi salah tingkah.
" Aku mau bersahabat dengan mu, dan aku percaya sama kamu kok!" Jawab Kenzi menjelaskan.
" Terus kenapa kamu gak mau mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di ruang kepala sekolah tadi !" Ucap Sakura kesal sembari membuang muka.
Kenzi terdiam, dia bingung harus menjawab apa pada Sakura.
Tak Lama kemudian bel sekolah pun berbunyi. Sakura dalam keadaaan marah segera membereskan buku-buku nya dan pergi meninggalkan Kenzi.
Kenzi berusaha mengejar Sakura, sampai bukunya terjatuh karena terburu-buru memasukan buku-buku nya ke dalam tas.
Kenzi berlari, bayangkan Kenzi yang tidak pernah berlari kini bisa berlari dan mengejar Sakura.
"Sakura...tunggu Aku!" teriak Kenzi.
Sakura lalu membalikkan badannya dan melihat Kenzi berlari ke arahnya.
Sakura benar-benar terkejut Kenzi bisa berlari sekencang itu.
"Sakura aku mohon jangan marah lagi !" Ucap Kenzi dengan nafas tersengal-sengal.
"Kenzi, kamu tadi bisa lari, kamu sadar gak, kamu tadi Lari kenceng banget !" Jawab Sakura senang melihat Kenzi sudah mampu berlari bahkan tanpa menghitung.
Kenzi terdiam, dia sendiri tak menyadari kalau dia barusan saja berlari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments