Delisanya Abimanyu

05 🌹

" Nona! Astaga Nona ini, nggak susah lho Nona cuma tanda tangan aja selesai,masa tanda tangan tidak mau sih Nona." Ucapnya pelan terdengar pasrah dengan ucapannya satpam yang berada di pos dan mendekati Delisa.

" Biar saya saja yang menandatanganinya Mbak, maafkan Nyonya Muda kami ya Mbak, saya tanda tangannya dimana Mbak? Lagi pula barangnya sudah diambilkan?"

Dianggukkan Delisa dan Pak satpam itu pun menandatanganinya setelah diberitahu Delisa dimana yang harus ditanda tangani.

" Oh ya Pak, bolehkah saya bertanya pada Bapak?"

" Tentang apa Mbak?"

" Siapakah orang itu? apakah dia pemilik rumah ini?"

" Itu bukan pemilik rumah ini, dia Nyonya Muda rumah ini istri dari anak pemilik rumah ini, tapi bukan anak kandung Mbak, melainkan anak tirinya dari istri keduanya, ia memang seperti itu Mbak sama orang terlalu judes, biasalah Mbak orang kaya." Ucap pak Satpam tersebut tersenyum.

" Oh begitu?"

" Kenapa Mbak?"

" Nggak apa-apa kok pak cuma nanya aja, pantesan dia sombong sekali." Ucapnya sembari melirik sebuah nama di gerbang rumah tersebut yang bertulisan Brata Prakash.

" Hemmm...Brata Prakas? Aku pernah mendengar tentang nama Brata Prakas waktu itu, dari cerita teman-teman katanya sih dia pemilik kekayaan di atas rata-rata,Hadeh! Ia cuma menantunya aja ternyata, tapi gayanya selangit! sombong amat!Tapi kalau sudah diceraikan sama anaknya baru tahu rasa! jika seandainya aku menjadi anak kandungnya Bapak Brata Prakash sudah tak libas itu orang! Belagu amat sih wanita itu! baru aja sebagai menantu gayanya melebihi pemilik rumah!" Ucapnya dalam hati.

Pak satpam itu pun menatap Delisa kemudian dia pun memanggil Delisa.

" Mbak! memang ada apa Mbak? Apakah Mbak mengenal pemilik Rumah ini?"

" Oh tidak Pak! Saya pernah mendengar namanya aja, kalau beliau itu adalah orang yang terkaya."

Pak Satpam itu pun menganggukan kepalanya sembari tersenyum.

" Baiklah Pak, terima kasih banyak ya pak."

" Oh iya Mbak..." ucapnya sembari menangkupkan kedua tangannya dibalas oleh Delisa, kemudian Delisa meninggalkan depan rumah tersebut dengan melajukan motor kesayangannya itu menuju ke arah rumah yang lain untuk mengantarkan paket mereka.

***

Dirumah Delisa...

Setelah melahap makanan yang diberikan oleh Ranti, Abimanyu memeriksa seisi rumah Delisa, karena ia ingin mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menghubungi salah satu dari orang kepercayaan Almarhum Papahnya itu.

Abimanyu membuka sebuah lemari dan lainnya dengan hati-hati, tapi ia tidak menemukan apapun.

" Tidak ada sesuatu yang aku bisa dapatkan dari rumah dia ini, bagaimana aku bisa menghubungi Romi.?" ucapnya sembari berpikir keras, kemudian pandangan matanya berhenti di pintu kamar Delisa.

Abimanyu melangkah menuju kearah pintu tersebut, dia berhenti sejenak dengan memegang handle pintu kamar Delisa.

" Masuk nggak ya? Aku kan sudah menyetujui dengannya yang dikatakan dia padaku tadi, tidak boleh masuk kamarnya." ucapnya melepas pegangan tangannya di handle pintu kamar tersebut.

Abimanyu mensedekapkan tangannya didada dengan satu jari menepuk-nepuk pelan bibirnya dengan perasaan bimbang antara masuk dan tidak.

Abimanyu pun akhirnya memutuskan memasuki kamar Delisa tanpa sepengetahuan pemilik kamar tersebut karena ia ingin mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menghubungi seseorang.

Pintu kamar itu terbuka dengan pelan karena kamar Delisa tidak terkunci.

" Yes! bisa dibuka...Tapi kenapa gadis itu tidak mengunci kamarnya ya disaat dia berada diluar rumah.?" Ucap Abimanyu seraya memeriksa kunci pintu kamar tersebut.

Abimanyu terkejut dengan pintu kamar Delisa ternyata pengunci pintu kamar tersebut rusak dan bisa terlepas.

" Pantas aja nggak bisa dikunci, gimana mau dikunci penguncinya aja rusak kaya gini, bisa terlepas lagi handle pintunya ...Hehehe..." Kekeh Abimanyu sembari menatap handle pintu kamar Delisa yang terlepas itu dan berada ditangannya tersebut kemudian dia pun kembali meletakkan handle tersebut ke asalnya dia mendorong pelan pintu itu dan menyapu semua isi yang ada di dalam kamar Delisa dengan tatapan matanya sampai akhirnya tatapan mata Abimanyu berhenti di sebuah meja kecil yang tidak jauh dari tempat tidur Delisa, ia tersenyum lebar...Namun sebelum dia masuk ke dalam kamar tersebut dia menengok kiri dan kanan terutama ke arah pintu utama rumah Delisa, ia melangkah ke arah pintu utama dan menguncinya dari dalam, berhubung hanya dia sendiri yang berada di dalam rumah Delisa, ia pun langsung dengan cepat melangkah masuk ke dalam kamar Delisa, ia mengambil sebuah notebook yang berada di atas meja tersebut.

" Semoga saja ini bisa berfungsi." ucapnya sembari menghidupkan notebook milik Delisa itu.

Abimanyu tersenyum dan dia merasa bersyukur karena notebook itu masih bisa dipergunakan, lengkap dengan modem datanya yang masih menempel, ia pun langsung menghubungi orang kepercayaan Almarhum papahnya itu melalui email pribadinya yang ada di ponselnya tersebut di mana ponsel itu berada di tangan orang kepercayaan sang Papah.

Tidak lupa ia menyematkan pesan di email tersebut untuk segera membalasnya, beberapa saat ditunggu pesan tersebut sudah dibalas oleh orang kepercayaan sang Papah dan Abimanyu mengatakan kepada orang kepercayaan tersebut yang bernama Romi untuk segera menyimpan Alamat yang sudah diberikan Abimanyu padanya dan menyiapkan semua keperluan yang diperlukan oleh Abimanyu, dan tidak lupa juga Abimanyu mengatakan kepada Romi agar tidak menghubunginya melalui email yang digunakannya sekarang ini, karena email ini adalah milik wanita yang sudah menolongnya itu, setelah mereka berdua berbicara melalui email Delisa, Abimanyu pun tidak lupa menghapus pesan masuk yang ada di email Delisa, ia pun kemudian mengembalikan notebook itu ke tempatnya semula, setelah terlihat rapi, Abimanyu pun bergegas keluar dari kamar Delisa, ia menengok kembali kiri dan kanan, merasa keadaan aman ia langsung menutup pintu kamar Delisa dengan pelan dan mengembalikannya seperti semula, seakan-akan tidak tersentuh oleh dirinya selain pemilik kamar tersebut yang membuka tutup pintu itu, Abimanyu menghela nafasnya dengan panjang dia pun merentangkan tangannya merasa lega karena dia sudah bisa menghubungi orang kepercayaannya itu yang mengetahui kalau dirinya baik-baik saja dan mengetahui juga tentang rencana jahat keluarga Tirinya padanya, ia pun kemudian menatap ke arah luar jendela rumah tersebut dia terkejut karena melihat Ranti yang berjalan mondar-mandir di samping rumah Delisa.

" Astaga! Kenapa dia mondar-mandir di samping rumah wanita ini? Apakah dia sudah mengetahui kalau aku memasuki kamar sahabatnya? Sepertinya dia merasa bingung dan mondar mandir seperti setrikaan yang lagi mengencangkan pakaian yang lusuh, wah! Gawat kalau dia sampai mengetahuinya kalau aku sudah memasuki kamar sahabatnya itu ?" Gumam Abimanyu sembari membuka jendela rumah Delisa dan menegur Ranti yang sedari tadi mondar-mandir di samping rumah tersebut.

" Hai Mbak! Kenapa kamu mondar-mandir seperti setrikaan di situ? memang ada apa? Nampak terlihat wajah kamu kebingungan? Apa yang terjadi.?" tanya Abimanyu membuat Ranti terkejut dengan teguran Abimanyu itu, Ranti pun menatap lekat ke arah Abimanyu.

Terpopuler

Comments

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

pasti yg Nerima paket dari Delisa itu sari

2023-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!