04 🌹
Dirumah kediaman keluarga Prakash...
" Kamu yakin Fakih kalau Abimanyu yang berada didalam ruangan itu?" tanya Ibu Henny Ibu Tiri Abimanyu.
Ibu Henny yang mempunyai nama lengkap Henny Hermawati itu mempunyai tiga anak dari pernikahan pertamanya dua orang laki-laki dan satu orang perempuan, Anak sulung Ibu Henny bernama Fakih Putra Admaja, Anak keduanya bernama Rehan Putra Admaja, dan Anak ketiga bernama Sarasvati Putri Admaja.
Fakih sudah memiliki seorang istri yang bernama Sari Hananti,mereka sudah menikah selama lima tahun lamanya, dan belum juga dikaruniai seorang buah hati,dan Rehan juga sudah menikah mereka memiliki seorang bayi berumur tiga bulan dan istrinya yang bernama Prasasti Adiva berada di rumah orang tua istrinya sementara waktu dan Rehan pun pulang pergi kesana.
Sedangkan Sarasvati masih mengenyam dunia perkuliahan di Luar Negeri.
***
" Masih menunggu dari pihak rumah sakit Mah." jawab Fakih.
" Mamah merasa takut aja kalau itu bukan Abimanyu."
" Kenapa Mamah merasa takut,Aku merasa kalau itu adalah Abimanyu, coba pikir aja Mah, kalau bukan dia yang ikut dalam tragedi itu, kenapa dia belum juga datang kerumah kita, padahal dia keluar rumah ijin pada kita dan lagi dia tidak ada masalah pada kita, dia juga tidak tahu kalau kita punya rencana padanya." sambung Rehan.
" Mamah sangat bersyukur kalau itu adalah dia karena tujuan Mamah menikahi si Brata itu adalah karena hartanya, kalau sampai gagal kita mendapatkan semuanya sia-sia usaha kita selama ini." ucapnya dengan penuh kekesalan diucapkannya.
" Prangggg!" Sebuah bunyi yang sangat keras terdengar,mereka melihat kearah bunyi tersebut,
mendengar ucapan Nyonya besarnya itu, salah satu Art rumah tanggan mereka yang bernama Mimin itupun terkejut dan sontak saja piring yang berisi kue bolu yang ia pegang jatuh kelantai.
" Maaf Nyonya, saya tidak sengaja karena tangan saya sedikit licin." Ucapnya sembari memunguti pecahan piring tersebut, mereka yang ada diruang tengah itu pun saling pandang.
" Ganti yang baru! makanya harus hati-hati!" Bentak Sari menatap kearah Mbak Mimin.
" Iya Nona...Saya akan ambilkan yang baru " Ucapnya sembari hendak melangkah, namun langsung saja ditahan oleh Sari.
" Tunggu!!" Sari mendekati Mbak Mimin.
" Kamu bilang tanganmu licinkan? Sini aku lihat, licin karena apa hah?" Tanyanya langsung saja menarik tangan Mbak Mimin, tapi karena tangan Mbak Mimin berkeringat disebabkan ketakutan kalau ketahuan mengetahui kejahatan mereka, saat dilihat sari tangan Mbak Mimin terlihat basah, ia pun langsung menyuruh Mbak Mimin membersihkan tangannya sambil bersuara.
" Lain kali kalau tugasnya mencuci apa saja nggak usah nganterin makanan kalau keadaan tangan kamu basah dan licin kaya gitu! paham.!!" Ucapnya sembari menyuruh Mbak Mimin pergi kedapur.
Mbak Mimin hanya menganggukkan kepalanya dan langsung menuju kearah dapur sembari menghela nafasnya dengan pelan dan terasa lega.
" Astaga! Apa aku tidak salah dengar tadi?Usaha apa selama ini mereka lakukan dirumah ini? Atau jangan-jangan kematian Tuan Besar ada hubungannya dengan mereka?Yang aku dengar tadi dia menikahi Tuan Besar hanya karena hartanya saja. Kalau itu memang benar, kasihan Tuan Muda Abimanyu menghadapi semua kenyataan ini, padahal Tuan Besar sangatlah baik pada mereka, walaupun Anak Tirinya dianggap seperti Anak kandungnya sendiri dan dia juga memberikan sebagian hartanya untuk mereka, sebelum mereka masuk kerumah ini menjadi anggota keluarga Prakash mereka sudah diberikan satu perusahaan masing-masing jadi hak milik mereka untuk dijalankan, kenapa mereka tidak puas dengan yang didapat mereka." Ucapnya berbicara sendiri didepan pencucian piring yang ada didapur, ia pun terkejut dan menoleh kearah belakang karena pundaknya disentuh pelan rekan kerjanya.
" Kamu ini bikin kaget aja sih?"
" Ada apa Min? Kenapa wajah kamu kelihatan seperti ketakutan kaya gitu?" tanya Inem menatap kearah Mimin.
" Nggak ada apa-apa, tadi aku tak sengaja bolu mereka terjatuh dari tanganku, apakah sudah kamu ganti?"
" Iya sudah, tapi kok bisa sih sampai jatuh? kamu sakit ya? Wajah kamu terlihat sekali sangat pucat, istirahatlah Min dari pada nantinya kamu tambah parah, nanti aku akan gantikan pekerjaan mu, kan masih banyak yang lain yang akan bantuin aku didapur." Terang Inem, dianggukkan Mimin dan diapun melangkah menuju kearah kamarnya dan ia pun duduk dibibir ranjangnya sembari menghela nafasnya dengan pelan sambil menatap keluar jendela kamarnya itu.
Mimin adalah Anak dari Art rumah tangga yang lama yang bernama Bi Yuli, Mimin menggantikan ibunya itu sudah dua tahun lamanya karena ibunya sudah tidak mampu lagi menjadi Art dirumah keluarga Prakash tersebut, Mimin juga yang sudah mengetahui tentang rencana kejahatan yang direencanakan untuk Tuan Mudanya tersebut dan ia juga sudah memberi tahukan pada Tuannya itu tentang rencana itu.
***
" Delisa...!" Panggil sang Bos saat melihat Delisa setengah berlari menuju kearah pintu belakang dimana semua karyawan Ekpedisi datang dipagi hari, Delisa menghentikan langkahnya dan menoleh kearah suara, seorang lelaki pendek dan gendut berkepala botak menatap Delisa dengan kedua tangannya berada dipinggangnya.
" Hehehe...Ya pak Bos!" ucap Delisa cengengesan.
" Ngapain kamu cengengesan macam tu! Sini cepatan!"
Delisa mengangguk dan melangkah mendekatinya.
" Ini paket yang harus diantar segera mungkin, karena di dalam itu ada paket milik keluarga konglomerat, segera diantarkan!" perintahnya masih dengan posisinya berdiri.
" Siap Bos!" ucap Delisa sembari meminta tolong pada salah satu rekannya untuk meletakan barangnya keatas motornya.
Saat Delisa hendak menaiki motornya itu, dia ditegur kembali sang Bos.
" Tunggu dulu Delisa! Kenapa kamu terlambat?"
" Hehehe..."
" Jangan cengengesan! Jawab aja langsung!"
" Ada urusan penting tadi dirumah pak Bos, keluarga dari luar kota datang kerumah."
" Kenapa kamu tidak ngasih kabar, setidaknya sama rekan kamu atau sama saya langsung."
" Maafkan saya pak Bos..."
" Udah...Segera berangkat sana." ucapnya lalu meninggalkan Delisa begitu saja.
" Iih! Dia yang nanya kok malah nyelonong aja, dasar botak gendut.." ucap Delisa terkekeh bersama rekan kerjanya yang juga ikut tertawa, Delisa pun lalu melajukan motornya menuju salah satu rumah yang pertama dia antarkan paketnya itu.
Sesampainya di depan rumah tersebut Delisa ternganga melihat rumah bak sebuah istana prinses di dunia nyata yang baru saja dia lihat.
" Wow! Cantik banget rumah ini?" gumamnya sembari menuju kearah gerbang utama rumah tersebut.
Belum sempat satpam rumah tersebut menghampirinya seorang wanita mendekatinya dan tidak membukakan gerbang tersebut namun hanya mengambil paket ditangan Delisa.
" Lama amat sih nganternya! Kamu itu digaji buat nganter paket dengan segera jangan diperlambat! menjengkelkan sekali!" ucapnya melangkah pergi dari hadapan Delisa.
" Nona! tolong tanda tangani ini dulu."
" Malas!" ucapnya terus berlalu menuju kearah pintu utama rumah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
sombong amat itu cewek ya
2023-06-10
0