02 🌹
Delisa menengok kiri dan kanan terlihat aman, karena suasana masih pagi tidak banyak yang terlihat berkeliaran dijalan dimana sering dia lewati itu, pulang dan pergi bekerja, Delisa menghela nafasnya dengan lega karena suasana jalan yang masih sepi.
" Lepaskan tanganmu! Bau tahu..(sembari mengusap wajahnya) makan apa sih tangan mu bau sekali." ucap Abimanyu seraya menatap Delisa.
" Bau?(dengan mencium tangannya sendiri) perasaan tidak bau deh!" ucapnya pelan.
" Tuh! Bau kan?"
" Isht! Bau apaan sih!tanganku nggak bau tahu! kamu tuh ya penciumannya terganggu! Dasar lelaki nggak jelas!Periksa tuh hidung! kali aja hidung kamu keselo tuh! Isht nyebelin banget nih cowok!"
" Jelas-jelas bau terasi kaya gitu, nggak ngaku juga, makanya jangan tiap hari makan terasi ganti dong dengan tahu tempe biar sehat nggak judes kaya kamu, itulah akibatnya terlalu banyak makan terasi!" ucapnya terkekeh.
Delisa hanya mendelik dengan kesal kearah Abimanyu.
Abimanyu langsung saja menaiki motor Delisa dia duduk santai dibelakang Delisa dan menyentuh pundak Delisa dengan sedikit pelan seraya berkata dengan sedikit keras ditelinga Delisa.
" Gas full...!" ucapnya ditelinga Delisa.
Reflek Delisa mengayunkan sikutnya kearah perut Abimanyu dan tanpa diduga Delisa, Abimanyu langsung tertunduk dengan memejamkan matanya merasa orang yang duduk dibelakangnya itu tidak ada suara lagi Delisa pun sedikit panik dan segera menstandarkan motornya dan turun dari motornya itu sambil memegang tangan Abimanyu, dia pun langsung membangunkan Abimanyu dengan memukul mukul pelan pipinya Abimanyu.
" Hey! Gaje! Bangun dong!Jangan bercanda,nggak lucu tau! Kenapa pingsan segala sih ach! Ngerepotin banget sih! Eh...Apa aku keterlaluan banget ya sama dia, sampai gini amat sih?Ya Tuhan jangan sampai terjadi apa-apa dengannya, padahal aku tadi hanya gerakan reflek saja, kok sampai kaya gini ya?" Ucapnya kemudian menaiki kembali motornya dan melepaskan syal panjangnya yang berada dilehernya agar bisa mengikat tubuh Abimanyu ke tubuhnya supaya tidak jatuh saat dijalan, saat tubuh Abimanyu di dekatkan dibelakang tubuh Delisa, tersungging senyum diwajah Abimanyu yang tanpa disadari Delisa kalau Abimanyu hanya berpura-pura saja tak sadarkan diri.
Motor Delisa pun melaju menuju kearah rumahnya kembali, saat dia memasuki jalan tempat kediamannya itu semua mata menatap kearahnya, Delisa berusaha tidak menghiraukannya namun tetap saja dia tersenyum pada pengguni jalan rumahnya tersebut.
Sesampainya didepan rumahnya seorang tetangganya pun mendekatinya dan membantu Delisa menurunkan tubuh Abimanyu, walaupun bersusah payah akhirnya Delisa dan tetangganya itu pun berhasil merebahkan tubuh Abimanyu diruang tengah rumah Delisa.
" Siapa Dia Del?" tanya Ranti tetangga Delisa sekaligus sahabat Delisa itu.
Delisa tidak menjawab pertanyaan Ranti dia langsung mengajak Ranti keluar dan menjelaskan padanya.
" Aku tidak tahu siapa dia, dia bagaikan jin yang begitu saja datang dan muncul secara tiba-tiba dihadapanku!"
" Hah? muncul secara tiba-tiba? Dimana? Kamu sama sekali tidak mengenalinya?"
Delisa menganggukkan kepalanya.
" Dijalan Rambai perempatan lampu merah, dia langsung saja menghentikan laju motorku..." Delisa pun menceritakan semua kejadiannya itu pada Ranti, Ranti hanya menganggukkan kepalanya sembari menengok kearah dalam.
Begitu juga Delisa menatap dimana Abimanyu terbaring.
" Kemana mereka?Kok aku tidak mendengar pembicaraannya, jangan-jangan mereka meninggalkan aku begitu saja." gumam Abimanyu dalam hatinya, dia tidak membuka matanya karena tidak ingin ketahuan kalau dia hanya pura-pura saja.
" Kamu tidak mencari identitas diri lelaki itu Del?"
" Bagaiman aku mencarinya? dia aja tidak membawa apa-apa kok."
" Siapa tahu dia membawa dompet, sekarang aja yuk kita cari siapa tahu ada identitasnya, mumpung dia tak sadarkan diri." Ucap Ranti dianggukkan Delisa, mereka berdua melangkah menuju ke arah di mana Abimanyu terbaring itu, Abimanyu yang pura-pura tertidur itu mendengar langkah demi langkah kaki menuju ke arahnya dan dia kemudian tidak bergeming kembali.
" Apa yang akan mereka lakukan padaku?" Gumamnya kembali di dalam hatinya.
Delisa yang berada di sebelah kanan Abimanyu dan Ranti berada di sebelah kirinya Abimanyu, mereka berdua saling berpandangan.
" Bagaimana caranya kita untuk mencari identitasnya?" tanya Delisa sembari menatap ke arah Ranti.
" Hem...Biasanya kalau cowok itu menyimpan dompetnya di sebelah kanannya, kamu kan berada pas di sebelah kanannya dia, coba kamu miringkan tubuhnya sebelum dia sadarkan diri, kalau sampai dia sadarkan diri kita tidak bisa menemukan identitas itu." Ucap Ranti dianggukkan oleh Delisa.
Delisa memiringkan tubuh Abimanyu dia terlihat ragu-ragu untuk meraba bagian saku belakang celana Abimanyu, dimana biasanya seorang laki-laki menyimpan sebuah dompetnya.
" Oh ...Ternyata mereka rupanya mencari identitasku hehehe... Untung saja aku sudah menghubungi orang kepercayaan Almarhum Papah untuk menemuiku saat itu dan memberikan semua identitasku padanya." Gumamnya dan tersenyum di dalam hatinya.
Delisa pun kemudian meraba saku celana yang digunakan oleh Abimanyu tersebut kemudian dengan cepat Delisa menarik tangannya dan menggelengkan kepalanya menghadap ke arah Ranti.
" Aku tidak menemukan dompetnya, mungkin memang benar dia hilang ingatan dan semua identitasnya hilang darinya, jadi dia tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya."
Ranti menghela nafasnya dengan panjang dia hanya menganggukkan kepalanya, kemudian dia menatap ke arah Abimanyu.
" Delisa! coba kamu tatap wajahnya." ucap Ranti sembari tersenyum.
" Memang ada apa di wajahnya?" Tanya Delisa sembari masih menatap ke arah Ranti.
" Dia tampan banget." lanjut Ranti.
" Isht...! Kamu ini apaan sih Ranti, jangan bicara keras-keras, siapa tahu dia mendengar kamu berbicara tambah besar bajunya nanti, kalau kamu katakan dia ini tampan." Protes Delisa sembari menatap ke arah Abimanyu.
Delisa menatap lekat wajah Abimanyu yang masih menutup matanya tersebut.
Delisa pun kemudian bergumam di dalam hatinya tanpa sepengetahuan sang sahabat.
" Ya Ampun! Benar juga apa yang dikatakan Ranti, semakin dilihat dan di tatap lebih lekat wajah laki-laki yang ada di hadapanku ini, ternyata memang sangat tampan berbeda jauh dengan laki-laki yang ada di luar sana, Aku yakin dia ini bukan laki-laki sembarangan."
" Delisa... Del... Delisa!" Panggil Ranti namun Delisa tidak menghiraukan panggilan sang sahabat, Ranti pun lalu menyentuh tangan Delisa.
Delisa pun langsung menatap ke arah Ranti.
" Oh, iya ada apa Ranti?"
" Hehehe...Benarkan apa kataku, kamu pasti terpesona dengan laki-laki yang tidak sadarkan diri ini." Goda Ranti, Delisa merah merona wajahnya ditegur oleh Ranti seperti itu, dia pun kemudian menyembunyikan rasa kekagumannya terhadap Abimanyu yang baru disadarinya kalau ternyata Abimanyu itu adalah orang yang paling tampan yang baru ditemuinya saat ini.
" Iih! apaan sih, aku cuma memikirkan keluarganya saja, mungkin keluarganya merasa kehilangan dengan dia, Aku akan berusaha nantinya akan mencari keluarganya di mana dan mencari identitasnya juga."
Ranti hanya tersenyum sembari bergumam di dalam hatinya.
" Aku tahu kalau kamu mengagumi lelaki itu Delisa." Ucapnya di dalam hatinya sembari tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
untung abimanyu udah nyimpan semua identitas nya sama kepercayaan nya ayah nya
2023-06-02
0
Ayu galih wulandari
Bagus kak ....lanjuuut yaa...🤗🤗😍😍😍😍😍
2023-05-21
0