Karin berkata, "tapi kenapa kalian tidak mengambil perhiasan itu untuk menjadi barang bukti dan menemukan sidik jari di sana? Mungkin saja tidak ada sidik jariku di perhiasan itu tapi sidik jari orang lain lah yang melekat di sana. Ah,, aku sudah terlalu banyak berbicara, Tolong bawa aku kesal, dan tolong siapkan pengacara untukku!!"
🤫🤫🤫
Setelah berbicara, Karin langsung berdiri lalu menatap seorang polisi yang berdiri sambil tercengang menatapnya sebelum dia pergi bersama polisi itu menuju sel.
Sementara semua polisi yang ditinggalkan oleh Karin, mereka semua tercengang dengan perempuan tersebut.
"Bukankah kau tadi bilang kalau perempuan itu berasal dari desa xx?" Tanya sang polisi yang lain yang merasa heran dengan Karin , karena desa xx adalah desa yang sangat tertinggal karena cukup lama dijajah oleh para mafia sehingga desa itu harus dimusnahkan dan sayang sekali para mafia membunuh hampir seluruh penduduk desa tersebut sebelum mereka meninggalkan desa itu.
Polisi yang tadi berbicara dengan Karin kini menganggukkan kepalanya, "ya, di sini ditulis bahwa dia tidak bersekolah," ucap sang polisi menatap ke arah layar komputernya di mana data-data Karin tercetak dengan jelas.
Semua polisi pun menjadi bingung dengan hal tersebut, bahkan salah satu polisi mendekati komputer rekannya untuk memastikan bahwa perempuan itu benar-benar tak bersekolah.
"Wohh,, tidak bersekolah saja perempuan itu sangat pandai berbicara, apalagi jika dia bersekolah. Tapi tetap saja dia melawan orang yang salah, meski semua yang ia katakan itu benar, tetap saja semuanya akan disalahkan," ucap sang polisi sambil menghela nafas, karena mereka semua tahu bahwa yang kuat akan selalu menang dari yang lemah meskipun yang lemah berada di jalan yang benar.
"Hah,, ini tidak penting," kata sang polisi yang sedang mengetik data-data Karin dengan tidak ada niat untuk mendengarkan ucapan Karin memasukkan laporan yang menuntut keluarga Grason.
Sementara Karin yang dibawa ke sel, perempuan itu akhirnya dimasukkan ke dalam sel setelah digeledah oleh salah satu polisi perempuan.
Saat duduk dalam sel, ia melihat dua orang yang ada di hadapannya sedang menatapnya dengan tatapan tidak tenang.
"Halo semuanya, Namaku Karin," ucap Karin memulai pembicaraan dengan dua perempuan yang ada di hadapannya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan mereka
Terlihat salah seorang perempuan langsung membuang muka dari Karin sebagai pertanda bahwa dia tidak ingin berkenalan dengan Karin, tetapi perempuan yang lain langsung mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan Karin sambil berkata, "Namaku Kartika, senang juga bertemu denganmu."
Karin tersenyum sambil menarik tangannya setelah mereka berjabat tangan, ia pun memperhatikan pakaian perempuan di depannya yang terlihat mewah, yang artinya bahwa 2 perempuan itu berasal dari keluarga menengah keatas.
"Sel ini sangat dingin," ucap Karin sambil menghela nafas dengan tangan langsung memeluk kedua lututnya.
Kartika menganggukkan kepalanya, "tempat ini memang dingin, tapi Kenapa kau bisa dimasukkan ke sini?" Tanya Kartika yang merasa penasaran dengan kasus perempuan di depannya.
"Aku bersinggungan dengan keluarga Grason," jawab Karin dengan sangat santai.
"Ah,,,, keluarga grason mereka memang keluarga yang sangat sombong, dan jika ada sedikitpun orang yang menyinggung mereka meski itu hanya hal sepele, mereka akan segera mencari cara untuk memberi pelajaran pada orang itu dengan mencari kesalahan mereka yang lebih besar. Tapi, Bagaimana bisa kau bersinggungan dengan mereka?" Tanya Kartika penuh rasa penasaran.
"Mereka menuduhku mencuri di rumah mereka. Kau sendiri, kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Karin yang penasaran dengan perempuan di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-05-06
0