...🌹🌹🌹...
"Akkkhhhh! Daniel! Apa apaan si lo!" pekik Elis dengan memukulll mukulll punggung Daniel.
"Woy, bangsattt lo... turunin Elis!"
Maki Wiliam dengan menatap marah saat Daniel, membawa Elis menjauh dari Wiliam dan Stefani.
Wiliam hendak menyusul langkah kaki Daniel, namun di cegah oleh Stefani yang menahan lengan Wiliam dengan erat.
"Kamu kenapa lagi? Masih perduli pada wanita manja itu? Inget lo, aku ini sedang ----"
Belum selesai Stefani bicara, Wiliam lebih cepat meletakkan jari telunjuk kanannya di depan bibir Stefani. Mencegahnya untuk bicara lebih jauh lagi dengan ekor mata menatap ke samping. Seolah mengisyaratkan jika mereka berdua sedang dalam perhatian pengunjung lainnya.
Daniel membawa Elis masuk ke dalam lift yang berdindingkan kaca. Hingga dapat di lihat tembus pandang dari luar.
"Apa Nona sudah jauh lebih tenang?" tanya Daniel begitu ia menurunkan Elis dari bahunya, Daniel menatap dengan intens wajah Elis.
Elis berkata dengan marah. "Masih berani kau bertanya seperti itu pada ku? Apa kau pikir aku baik baik saja? Heh!" Elis menyisir rambutnya yang kini berantakan dengan jemarinya.
Daniel membantu merapihkan rambut Elis, dengan telatennya membuat Elis memperhatikan wajah pria yang tanpa sadar kini sudah berada dekat dengan dirinya.
Cup.
Daniel mendaratkan benda kenyalnya pada bibir ranum Elis dengan singkat.
"Kau berani mencium ku?" marah Elis.
"Bukan hanya mencium, aku bisa melakukan lebih untuk mu, Nona! Hanya dengan mu, dan tidak seperti mantan pacar mu yang tega meninggalkan mu di malam pertunangan kalian berdua!" ejek Daniel, memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celananya.
"Cihhss tidak usah membahas pria tidak bermoral itu lagi!" sungut Elis.
Ting.
Daniel membawa Elis ke luar dari lift, begitu lift yang di naiki sampai pada lantai paling atas mall.
Grap.
Daniel tidak segan untuk menggenggammm erat jemari Elis, sesekali memperlihatkan senyum manisnya pada Elis.
"Jangan tersenyum terus!" sungut Elis dengan mengalihkan perhatiannya pada yang lain.
"Memang kenapa jika aku tersenyum terus, Nona?" tanya Daniel dengan hangat.
"Nanti gigi mu kering, jika sudah kering, kau pasti akan sariawan!" ucap Elis dengan ketus.
"Owh!"
"Untuk apa kau membawa ku kesini?" tanya Elis yang kini berdiri di dinding pembatas, menatap ke bawah, begitu terlihat kecil mereka yang ada di bawah sana.
"Yang pasti aku ingin mendinginkan hati mu, setelah tadi merasa panas!" ejek Daniel.
Elis menoleh ke arah Daniel, menatap Daniel dengan sebal. "Dasar kau pria lemes! Jangan kau pikir aku masih menyimpan rasa untuk Wiliam, hingga hati ku harus terbakar karena melihatnya bersama dengan Stefani!"
"Tapi itu lah kenyataannya, Nona!" Daniel tersenyum getir, kasihan sekali kau Nona, kau tidak tahu saja jika selama ini Tuan Wiliam dan Nona Stefani sudah lama menjalin hubungan di belakang mu, bahkan hubungan mereka berdua sudah terlampau jauh.
Elis bersungut dengan kesal, meluapkan kekesalannya dengan terus mengoceh, sesekali ia bahkan menghentakkan kakinya ke lantai.
"Bagi ku, Wiliam adalah masa lalu yang harus aku buang. Dan Stefani, huh... sahabat macam apa itu, berani sekali merebut Wiliam dari ku! Kau tahu Daniel, aku ini jauh lebih dari Stefani! Aku lebih cantik, lebih kaya, lebih mandiri, lebih seksih, lebih ----"
"Manja, tapi sayangnya Nona ini terlalu bodoh! Hingga mudah untuk di tipu!" celetuk Daniel dengan santainya.
Elis ternganga di bilang bodoh.
Tak.
Kepalan tangan kanan Elis mendarat di kepala Daniel dengan cukup keras.
"Awwwhhh! Kau ini wanita atau pria sih!" sungut Daniel, tangan kirinya mengelusss kepalanya yang di jitak Elis.
"Dasar supir bodoh! Sudah tau aku ini wanita, masih saja bertanya!" sungut Elis.
Grap.
Daniel memperlihatkan tangan nakal yang tadi menjitak kepalanya.
"Wanita tidak akan bersikap kasar, Nona!" ejek Daniel.
Bugh.
Dengan santainya, Elis menendang tulang kering kaki kiri Daniel. Membuat pria itu berjingkat jingkat karena sakit pada kakinya yang di tendang.
"Awwhh! Kau lihat itu! Nona manja, kau tidak pantas di sebut Nona manja untuk saat ini, kau itu Nona kejam!" sungut Daniel.
"Cihh dasar kau pria manja... segitu saja langsung mengeluh!" cibir Noer.
...----...
Elisabeth dan Daniel kembali ke mension Sadiki sebelum jam makan malam di mulai. Elis tampak anggun dengan gaun malam yang ia kenakan. Dan Daniel terlihat gagah dengan setelan berjas putih yang ia kenakan.
Di dalam mobil, saat ke duanya akan menuju mansion Sadiki.
"Aku tidak percaya, semudah itu papa setuju saat aku katakan ingin menikah dengan mu, Daniel!" ujar Elis, dengan menoleh sekilas Daniel yang tengah mengemudi.
"Tidak usah di ambil pusing Nona... yang ada sebelum kita menikah, rambut Nona sudah keburu rontak dan botak karena terlalu berat berfikir!" ledek Daniel dengan gelak tawa yang tak bisa lagi ia tahan.
Daniel membayangkan Elis yang bergaun pengantin, dengan wajah cantik, berkepala botak tengah berjalan menuju pelaminan.
Tak.
Elis melayangkan kembali, kepalan tangannya di kepala Daniel dengan keras.
"Berani kau membayangkan aku botak? Dasar kau Daniel!" Elis mencubittt gemas pinggang Daniel, membuat pria itu memiringkan tubuhnya, menahan sakit dari cubitan Elis.
"Awwhhh sakit Nona! Ini namanya sudah jatuh ke dalam tindak kekerasan pada calon suami! Kau bisa di hukum penjara, Nona!" ucap Daniel dengan tangan kirinya menggenggam tangan Elis, mencegahnya untuk mencubit kembali pinggang Daniel.
"Tidak ada yang namanya tindak kekerasan pada calon suami! Dasar ngaur!" ejek Elis.
"Ada lah, penjara cinta Daniel Wijaya untuk Elisabeth Sadiki. Keren kan?" Daniel meminta pendapat Elis.
Elis membuang nafasnya dengan kasar. "Terserah kau saja!"
Daniel tersenyum sambil melirik sekilas Elis, terang saja Tuan besar setuju dengan pernikahan mu dan aku, karena ayah ku dan ayah mu memang sudah lama merencanakan pernikahan *kita.
Hanya saja, mata mu masih tertutup untuk melihat keberadaan ku yang selalu menempel pada mu*. Yah anggap lah selama ini aku sedang belajar untuk melindungi mu dengan kemampuan ku! Belajar menjadi seorang suami yang siaga.
Dreet dreet dreet.
Hape Elis bergetar, panggilan masuk di hapenya.
"Siapa yang menghungi mu, Nona? Kenapa tidak kau angkat?" tanya Daniel, saat melihat Elis tidak kunjung juga menjawab panggilan teleponnya.
...💖💖💖...
Bersambung...
Like dan komentarnya dong, 😅😅
Kehaluan semata, bukan sebuah kenyataan ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
wah ada bakwan udang nih 🤩
2023-05-23
1
Ara Aulia
jangan jangan mntan nih
2023-05-06
1
Ara Aulia
tuh kn bener
2023-05-06
1