...💖💖💖...
"Apa Nona tidak salah, mau apa kita ke sini?" tanya Daniel dengan kening mengkerut, saat Elis mengayunkan langkah kakinya memasuki salah satu toko pakaian khusus pria yang ada di mall itu.
"Kau pikir, aku mau beli apa?" Elis malah balik bertanya pada Daniel.
"Apa Nona tidak salah pilih toko? Toko ini khusus menjual pakaian pria, kita tidak seharusnya masuk ke toko ini, Nona!" protes Daniel.
"Kau ini terlalu banyak bicara. Aku ke sini yang pasti bukan untuk ku, tapi untuk mu! Pilih lah pakaian yang kau suka! Harus yang cool ya!" Elis memilih milih beberapa kemeja dari gantungan, lalu menempelkan nya di depan dada Daniel yang terus mengekorinya.
"Aku belum butuh pakaian baru, Nona!" protes Daniel, "Lagi pupa pakaian ku masih banyak di lemari pakaian ku!" ujarnya lagi.
"Jangan berisik deh! Jangan banyak protes, aku tidak suka laki laki banyak protes! Persis ibu ibu kompleks yang suka bergosip!" celetuk Elis dengan membalikkan tubuh Daniel, mendorongnya menuju ruang pas.
Daniel membuang nafas dengan kasar. "Apa ini semua harus aku coba, Nona?" Daniel menjulurkan tangannya yang memegang beberapa hanger yang terdiri dari beberapa kemeja dengan berbagai warna.
Elis mengangguk dengan cepat, tangannya ia kibaskan, mengusir Daniel untuk segera mencobanya di ruang pas.
"Begini banget sih cobaan buat jadi calon suami kontrak!" gerutu Daniel.
Elis melototkan ke dua matanya, seakan ingin ke luar dari tempatnya, dengan ke dua tangan yang berada di pinggang.
"Ihs menyeramkan sekali." Daniel langsung masuk ke dalam ruang pas dan menutup tirainya.
Sreeek.
"Dasar supir, di suruh nyoba kemeja aja banyak bacot!" gumam Elis dengan senyum terukir di bibirnya.
Elis menarik nafasnya dalam dalam, tatapannya menjelajah ke sekitar dengan bergumam.
"Setelah itu cari celana, jas, sepa---"
Ucapan Elis menggantung, saat sepasang mata indahnya yang tengah berbinar, dan senyum manisnya seketika lenyap dari bibirnya.
"Hai Elis! Dunia ini begitu sempit ya, hingga kita di pertemukan kembali di tempat ini!" sapaan sinis terdengar dari seorang wanita berparas cantik bak model, yang berjarak tidak jauh dari Elis.
"Untuk apa lagi kita menghampirinya, sayang? Lebih baik kita pergi dari sini!" bujuk Wiliam pada wanita yang menyapa Elis.
Elis berkata dengan santainya. "Gak salah tuh? Jangan jangan kau yang mengikuti ku kemana pun aku pergi! Hingga pria yang akan menjadi calon tunangan ku pun, kau rebut!"
"Kau!" Stefani mengudarakan tangannya dengan gemas, ingin rasanya ia mencengrammm wajah Elis, namun di tahan tangannya oleh Wiliam.
"Jaga sikap mu, sayang! Ini tempat umum, bagaimana dengan reputasi dan nama baik mu sebagai pablik figur!" bujuk Wiliam yang setengah berbisik.
Stefani tampak berfikir, membuang nafasnya dengan kasar. "Siapa bilang aku merebutnya dari mu! Wiliam sendiri yang datang pada ku, dan meninggalkan mu di malam pertunangan kalian!" Stefani mengulurkan tangan kanannya, bergerak liar di depan dada Wiliam.
Grap.
Dari arah belakang, tangan kanan besar seorang pria melingkar di pinggang ramping Elis, membuat Elis membola. Dengan hembusan nafas mint yang ke luar saat si pria berbicara di dekat leher jenjangnya.
"Maaf, aku membuat mu menunggu lama, sayang!" ucap Daniel dengan lembut.
Wiliam menatap tajam Daniel, dengan ke dua tangan mengepal.
"Berani sekali kau menyentuh Elis!" seru Wiliam dengan suara yang naik satu oktaf.
Daniel menyeringai dengan menatap Wiliam dan Stefani secara bergantian dengan sinis, dasar Tuan Wiliam bodoh, masih cinta pada Nona Elis, tapi kau malah meninggalkannya demi wanita laknattt itu!
"Kau dengar itu, sayang! Mantan kekasih mu bicara apa?" Daniel berbisik di telinga Elis.
"Aku dengar itu, apa ada yang salah?" tanya Elis dengan santainya, tidak mengerti dengan maksud Daniel.
Stefani menatap tidak suka Wiliam, ia melingkarkan tangannya di lengan Wiliam dengan posesifnya, menyandarkan kepalanya pada lengan kekar Wiliam.
"Sayang! Kau masih perduli padanya? Kau lupa dengan ku? Hem!" ucap Stefani dengan mengerucutkan bibirnya.
"Ihsss menjijikkan, kalian berdua... virus yang perlu aku hindari!" Elis bergidik melihat tingkah Stefani.
"Justru aku orang nomor satu yang akan menjauhkan mu dari mereka berdua, sayang!" Daniel membawa Elis melangkah menjauhi Wiliam dan Stefani.
Stefani tidak tinggal diam, ia memaksa Wiliam untuk mengikuti langkah kaki Elis, berniat memamerkan kemesraan dirinya pada sahabatnya itu.
"Ciihhhsss aku baru ingat, pria itu supir pribadinya Elis kan, sayang? Wah wah wah, selera Elis jadi rendah sekali ya... merasa frustasi di tinggalkan oleh mu, supir pun jadi sayang!" cibir Stefani.
"Kurang ajarrr, saking aja perempuan... kalo pria, udah pasti saya ajak geluddd!" gumam Daniel dengan tangan mengepal.
"Sttttt biarkan anjinggg menggonggong, kapilah berlalu! Gak usah kau perdulikan mereka, kita cari makan aja yuk! Aku jadi laper nih!" ucap Elis.
"Oke, lalu bagaimana dengan ini!" Daniel memperlihatkan tangan kirinya.
Elis tergelak. "Maaf maaf, aku melupakan itu, habisnya nih 2 iblis mengacaukan suasana!" Elis mengibaskan tangannya, dengan ekor matanya yang melirik ke samping.
"Heh kunti! Sembarangan aja lo kalo ngomong, dasar manusia gak punya adab!" gerutu Stefani.
Sreeek.
Tangannya terulur menjambak rambut panjang Elis yang menjuntai bebas, membut kepala Elis tertarik ke belakang.
"Aakkkkkkkk sakit! Apaan sih lo!" pekik Elis dengan tangannya memegangi rambutnya.
Wiliam dan Daniel yang melihatnya pun tidak tinggal diam. Wiliam menarik tubuh Stefani mundur, dengan mencoba melepaskan tangan Stefani dari rambut Elis yang ia jambak.
"Lepas Stef, kamu ini apa apaan sih!" bujuk Wiliam.
"Jauhkan tangan mu dari Nona, dasar iblis!" seru Daniel dengan menatap tajam Stefani.
"Gue gak akan lepasin rambut nih kunti, sebelum dia minta maaf sama gue! Enak aja ngatain gue iblis." sungut Stefani dengan wajah kesal.
Sementara beberapa pasang mata menatap heboh keributan yang terjadi. Menjadikan itu sebagai tontonan.
Ada sebagian dari mereka yang bahkan mengarahkan hapenya ke arah Stefani dan Elis.
Daniel menggelengkan kepalanya, melihat sekitar yang tidak lagi kondusif. Ia pun sejalan dan sepemikiran, saat Wiliam beradu pandang dengannya.
"Wartawan!" seru Wiliam dengan suara yang naik satu oktaf di telinga Stefani.
"Bukan salah gue! Iblis ini yang mulai duluan!" seru Stefani, dengan langsung menjauhkan tangannya dari rambut Elis.
Sreek.
Elis menarik rambut Stefani dengan sekencangnya dan menghempaskannya. "Dasar cewe sintinggg lo!"
"Cukup Nona! Udah!" Daniel melingkarkan ke dua tangannya di pinggang Elis.
"Gue belum puasss Daniel! Gue pengen cakar itu muka iblis!" sungut Elis dengan tangan yang hendak mencakar wajah Stefani.
Grep.
Daniel mengangkat tubuh Elis dan membopongnya di bahu, bak karung beras. Ia berjalan di kerumunan, memecah lautan orang yang tengah menonton tingkah konyol Elis dan Stefani.
"Akkkhhhh! Daniel! Apa apaan si lo!" pekik Elis dengan memukulll mukulll punggung Daniel.
"Woy, bangsattt lo... turunin Elis!"
...💖💖💖...
Bersambung...
Like dan komentarnya dong, 😅😅
Kehaluan semata, bukan sebuah kenyataan ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Adila Ardani
mampir thor
2023-07-16
1
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
mantap thor
2023-05-23
1
Embun Kesiangan
wkwkwk, lelaki kalo dah kumpul lebih berisik dari emak2 kompleks, Lis
2023-05-11
1