Karena tangisan bayi itu semakin keras saja, membuat hati Almira memilih untuk melangkah kembali ke dalam kelas. Dan benar saja, Nampak jika dosen damian tengah menggendong anaknya dan tengah berusaha menenangkan bayi itu.
‘Ternyata dibalik wajah sangarnya, justru terdapat sisi lembut seorang ayah disana.’ Puji Almira ketika ia masih berdiri di ambang pintu kelas.
Damian yang merasa jika ada yang tengah memperhatikannya dari ujung sana, dengan secepat kilat berbalik badan dan mendapatkan Almira yang tengah berdiri disana.
‘’Kamu ngapain kembali lagi?’’ tanya dosen damian dengan dingin.
‘’Ehh, anu pakk.’’ Jawab Almira dengan kebingungan mencari alasan apa yang akan ia berikan.
Ketika melihat wajah Damian seakan tengah menyelidikinya, Almira langsung berkata.
‘’Saya kesini untuk mengambil buku yang ketinggalan di dalam loci, Pak.’’ Jawab Almira, ia segera melangkah dengan cepat karena Damian memperhatikan dari ujung kaki hingga ujung kepala kemanapun Almira melangkah.
‘Ish! Apa-apaan sih nih dosen!’ kesal Almira yang merasa risih jika di perhatikan terus menerus dan sangat lekat oleh dosennya sendiri.
….
‘’Kamu berbohong yah!’’
Hikk.
Seketika jantung Almira seakan berhenti saja, ketika dosennya malah berkata seperti itu.
‘’Mana ada loci di meja kelas ini!’’ kata dosen Damian dengan jutek karena ia kembali focus menenangkan bayinya.
‘Haduh, kenapa aku malah sampai lupa segala sih? Jadi ketahuan kan sekarang’ batin Almira.
Namun karena suara tangis bayi damian semakin kencang saja dan tidak mau berhenti juga, alhasil Almira yang cemas langsung melangkah ke tempat Damian berada.
‘’Mau apa kamu?’’ tanya Damian dengan mengerutkan keningnya.
‘’Coba sini saya gendong, Pak.’’ Tawar Almira.
Damian Nampak berpikir, bagaimana mungkin gadis semuda seperti Almira bisa dalam hal mengurus bayi, dia saja yang punya anak tidak bisa.
‘’Tenang saja, Pak. Saya sudah biasa merawat bayi,’’ kata Almira yang kembali berusaha meyakinkan Damian agar mau memberikan bayi itu kepadanya sejenak.
Alhasil Damian setuju dan menyerahkan bayinya ke pada Almira, dan benar saja bayinya itu justru bisa dengan tenang ketika dalam gendongan almira.
‘Bagaimana mungkin darah dagingku sendiri, justru jauh lebih bisa tenang ketika bersama orang lain, dibandingkan dengan papanya sendiri?’ pikir Dosen Damian.
…..
Hanya membutuhkan waktu 10 menit, bayi Damian sudah tertidur dalam gendongan Almira.
Ia lantas mengembalikan bayi itu ke damian, ‘’Bayi bapak sedikit tinggi suhu badannya, Pak. Makanya dia lumayan rewel,’’ kata Almira.
Setelah kepergian Almira, damian masih terus memperhatikan pintu yang sudah kosong.
‘’Pak, sepertinya bayi Anda bisa tenang dengan gadis barusan, kenapa tidak dijadikan saja gadis itu sebagai pengasuh?’’ saran dari supir damian.
Damian Nampak berpikir, ‘’Akh, tidak mungkin lah. Sudah, mari kita kembali, nanti mampir dulu ke rumah sakit,’’ kata Damian.
….
Sementara itu, Almira Nampak tengah berada di rumah mewah.
‘’Wahh, disini rupanya ibu tinggal, tempatnya sangat besar dan juga luas sekali.’’ Kata Almira yang tidak bisa membayangkan langkahnya akan masuk ke dalam sana.
‘’Pasti sangat capek sekali untuk membersihkan rumah sebesar ini,’’ gumam Almira sudah membayangkan jika harus turun tangga setiap hari, menyapu dari atas hingga ke bawah.
Namun tiba-tiba ada seorang pria tua yang datang mendekat, dari dalam pagar, ‘’Maaf dek, cari siapa?’’ tanya pria itu.
‘’Ehh, gini Pak. Saya cari ibu saya, namanya buk Husnul.’’ Kata Almira dengan gelagapan.
‘’Ohh, buk husnul yah. Silahkan masuk dek,’’ kata pria tersebut setelah Almira menunjukkan foto buk Husnul.
Almira mengikuti dari belakang, ia masih tidak bisa menyangka jika akan melangkah masuk ke dalam rumah semegah bak istana ini.
‘’Hahah, kenapa sendal nya dibuka, dek?’’ tanya pria itu kepada Almira.
Almira hanya bisa tersenyum kikuk, karena ia biasanya di kampung selalu membuka sandal jika bagaimanapun ketika masuk ke rumah.
‘’Nggak perlu dibuka, dek. Pakai saja lagi,’’ kata pria itu kepada Almira.
‘’Ohh, gitu yah Pak.’’
…..
Almira dibawa semakin masuk ke dalam rumah megah itu, di dalam sana terlihat jika semua barang-barang tersusun dengan sangat rapi. Hingga tiba mereka berdua ke ruangan dapur, disana terlihat seorang wanita yang tengah sibuk memasak.
‘’Ibu,’’ kata Almira dengan sangat bahagia.
‘’Almira, anak ku.’’ Sambut rindu buk husnul kepada anak bungsunya.
‘’Kamu kesini naik apa, Nak?’’ tanya ibu kepada Almira.
‘’Almira, tadi naik angkot Buk.’’ Jawab Almira.
‘’Hmm, baiklah. Jika begitu kamu masuk dulu ke kamar ibuk di depan sana, nanti istirahat dulu yah Nak. Kamu pasti sangat capek sekali kan, apalagi hari ini juga kuliah.’’ Saran ibu yang tidak ingin putrinya kelelahan.
‘’Hmm, nggak perlu buk. Almira tidak capek kok, almira mau bantu ibu saja yah.’’ Sahut Almira.
‘’Nggak perlu, Nak. Kamu istirahat saja hari ini, besok kan masih kuliah,’’ kata ibu.
Dengan terpaksa Almira mengikuti ucapan ibunya, ia di antarkan oleh pria yang tadi, hingga tiba di sebuah kamar dengan pintu yang menjulang tinggi, bahkan pintu kamar Almira di kampung saja tidak sebanding dengan ini.
‘Wahh, jadi seperti ini rupanya menjadi orang kaya, perabot-perabot mewah, dan sangat bersih lagi.’ Ujar Almira yang merasa sedih dengan kehidupannya yang serba kekurangan.
….
Sementara itu mobil Damian baru saja kembali, ia turun dengan membawa bayinya masuk ke dalam.
‘’Mbok,’’ panggil Damian kepada bu husnul
‘’Iy, Tuan.’’ Kata bu husnul yang melangkah mendekat.
‘’Tolong buatkan susu untuk chaca yah,’’ kata Damian yang duduk sejenak di ruang tamu, tubuhnya sangat terasa lelah karena masih harus ke kampus.
Alhasil, ia kembali meninggalkan Chaca putrinya dan memberikan kepada pembantu yang lain, bu nurul kembali focus ke dapur. Karena sudah waktunya makan siang, damian memilih untuk mengisi perutnya yang belum di isi sedari tadi.
‘’Tuan, apakah boleh anak mbok tinggal disini juga?’’ kata bu husnul dengan grogi.
‘’Anak ibuk?’’ tanya damian yang menghentikan suapannya.
‘’Iya, tuan. Dia anak ibuk dari kampung yang mendapatkan beasiswa kuliah di kota, tapi tenang saja Tuan, anak ibuk juga pintar beberes kok, dan tidak akan menyusahkan di rumah ini.’’ Kata bu husnul.
‘’silahkan, Mbok. Baiklah, saya pergi dulu.’’ Kata Damian yang bangkit berdiri dan melangkah keluar dari rumah megahnya.
Sementara itu, almira yang juga ada keperluan untuk ke kantor, meminta izin kepada ibunya.
‘’Buk, almira harus ke kampus sekarang.’’ Kata Almira yang mencium punggung tangan ibunya.
‘’Hmm, kamu nggak makan dulu, Nak?’’ tanya bu husnul.
‘’Nggak, buk. Almira masih kenyang, almira berangkat dulu yah buk.’’ Kata Almira.
‘’hati-hati di jalan, nak.’’ Kata bu husnul dengan melambaikan tangannya.
…..
Almira sudah berada di kampus, ia harus meminta persetujuan kepada dosen pembimbingnya, karena Almira terlambat mengambil krs, alhasil masih ada yang belum disetujui.
Namun betapa kagetnya Almira ketika ia melihat nama dosen pembimbingnya, yaitu prof, damian.
‘’Akh, mana mungkin dosen menyebalkan itu yang akan menjadi dosen pembimbingku, nggak mungkin lah, mungkin hanya nama mereka saja yang sama.’’ Pikir Almira.
Ia akhirnya bertanya kepada teman sekelas yang kebetulan duduk di sampingnya ketika kelas damian pagi tadi.
‘’Serius?! Dosen pembimbing lo itu prof. damian?!’’ kagetnya sampai tubuh Almira di guncang hebat.
‘’Heheh, maaf. Habisnya gue syok parah sih, kalo ternyata dosen pembimbing lo itu prof. damian.’’ Ujarnya merasa bersalah karena telah membuat hijab Almira berantakan.
‘’Emangnya kenapa sih? Kok kamu exited banget yah sama tuh dosen?’’ tanya Almira.
‘’Masa iya harus aku jelaskan sih, prof. damian itu dosen paling tampan di kampus kita, mana dia juga sangat keren sekali, siapa coba yang tidak tertarik sama tuh dosen. Akhh, seandainya dia itu bisa menghilangkan satu kebiasana buruknya saja, pasti akan banyak gadis-gadis yang meloyot di buatnya.’’ Ujar teman Almira.
‘’Satu kebiasaan buruk?’’ pikir Almira.
‘’Iya, satu kebiasaan buruk. Kamu tahu kan kalo prof. damian itu sangat killer lagi menakutkan, pas ngajar saja dia seakan mengajar kelas kuburan saja, seandainya dia itu ramah, auto ngelamar gue jadi ibu dari anaknya itu.’’ Sahut teman Almira yang sudah sangat tergila-gila dengan damian yang memang idola di kampus.
…..
bersambung
jangan lupa jejak komentar serta ulasannya
follow akun Instagram Zadreammi untuk melihat visual pemain
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
@ Yayang Risa Selamanya
Almira hebat bisa meredakan tangisan anaknya Damian
2023-07-10
0
@💞Lophe💝💗💓🤵👰
Almira kagum melihat dosen Damian yang berusaha menenangkan anaknya dosen Damian
2023-07-10
0
😺 Aning 😾
sepertinya, anak yang akan menyatukan cinta mereka 🤔
2023-07-10
0