episode 5/ Mama Almira

Episode 5/ Mama Almira.

1 tahun telah berlalu.

Damian tidak ada di Indonesia untuk waktu 1 tahun, ia sangat di sibukkan sekali dengan bisnis yang sedang bermasalah di paris. Dirinya menginggalkan anak kesayangannya dengan si mbok yang sudah bekerja sangat lama dengannya, Damian hanya sering video call untuk melihat perkembangan putrinya.

 Almira yang sedang libur ketika hendak ingin menyapu di halaman depan, tidak sengaja melihat sebuah mobil yang sangat familiar baginya. Almira mendekat dan mengamati mobil itu, ‘’Bukankah ini mobilnya ….’’ 

‘’Pak Damian!’’ pekik kaget Almira kala melihat seorang pria tampan keluar dari dalam mobil.

Damian hanya menoleh sejenak, Ia kemudian melangkah tanpa membalas sapaan dari mahasiswinya. Almira sangat kesal, bahkan ia menggerutuk sikap jutek sang dosen.

‘’Cihh! Dasar dosen killer! Senyum aja nggak pernah, pantas aja jadi duda!’’

….

Damian yang baru saja kembali dari paris, awalnya kaget kenapa Almira bisa ada di rumahnya, ia mencari si mbok untuk menanyakan hal tersebut, damian melangkah ke dapur, dan benar saja si mbok sedang menyiapkan sarapan pagi.

‘’Selamat pagi, mbok,’’ sapa damian.

‘’Eh, Tuan. Mau saya buatkan kopi?’’ tanya si mbok yang kaget dengan kehadiran damian.

‘’Boleh, tapi … saya mau tanya, itu gadis yang ada di depan siapa? Dan kenapa dia bisa ada disini?’’ tanya damian yang langsung to the poin.

‘’Itu Almira, Tuan. Dia anaknya si mbok,’’

Jawaban dari irt nya membuat Damian kaget bukan main, dimana-mana pasti ia akan di pertemukan dengan Almira, melihat ekspresi wajah berpikir Damian, si Mbok kembali berkata.

‘’Hmm, kan saya sudah meminta izin kepada Tuan tentang masalah ini sebelumnya,’’ ujar si Mbok.

‘’Ohh, iya, iya. Maaf, saya pikir dia siapa, ya sudah saya mau ke kamar anak saya dulu, selama saya pergi, apakah dia rewel, Mbok?’’ tanya Damian.

‘’Alhamdulillah, tidak Tuan.’’ Jawab si Mbok.

…..

Almira sedang menyapu halaman depan, ia sangat bersemangat sekali. Disana juga ada supirnya Damian yang bernama Mang Ujang, dirinya yang selalu mengantarkan Damian kemanapun.

‘’Ya ampun Almira, kamu ini semangat sekali yah, dan kerjanya cepat banget. Perasaan baru Mang Ujang tinggal sebentar ke belakang, udah hampir siap saja,’’ puji Mang Ujang kepada keuletan dari Almira.

‘’Heheh, Mang Ujang aja yang kelamaan di belakang. Oh iya, Mang. Halaman di depan sana kan masih banyak yang kosong, apa Almira boleh menanam bunga?’’ tanya Almira kepada Mang Ujang yang sedang mencuci mobil mewah Damian.

Mang Ujang pun mengatakan jika Almira ingin menanam bunga harus meminta izin dulu kepada Damian, karena Damian paling tidak suka dengan bunga, ia sangat alergi dengan serbuk.

‘’Hmm, padahal Almira ingin sekali menanam bunga, biar halaman yang luas ini tambah enak untuk dipandang, bukan begitu Mang?’’ tanya Almira dengan wajah sedihnya.

Ia sendiri pun tidak ada keberanian untuk meminta izin kepada Damian, di kampus saja sudah sangat killer, sekali bertanya maka pertanyaan itu akan di tanya balik padanya, benar-benar menjengkelkan sekali.

‘’Coba saja minta izin kepada Tuan Damian, Almira. Siapa tahu kan Tuan memberikan izin kalo kamu yang ngomong,’’ saran dari Mang Ujang yang masih sibuk mencuci mobil Damian.

‘’Enggak deh, Mang. Almira takut, nggak di kampus, nggak di rumah, sama saja.’’ Sahut Almira yang membuat Mang Ujang hanya tersenyum untuk menanggapi keluhan Almira tentang sikap dingin Damian.

….

Sementara di dalam kamar putrinya, Damian sedang focus menatap Almira dan Mang Ujang di halaman depan, ia hanya tersenyum melihat tingkah konyol Almira yang menari-nari ketika sedang bekerja.

‘’Jiwa-jiwa mudanya sedang aktif,’’ gumam Damian yang tidak melepaskan tatapan matanya dari Almira.

Tok tok tok.

‘’Tuan, izin saya masuk,’’ 

Damian memberikan izin, dan membalikkan tubuhnya.

‘’Tuan, ini sarapan pagi untuk Putri.’’ Ucap Si Mbok.

‘’Makasih, Mbok. Letakkan saja di atas meja, oh yah saya mau tanya, selama saya tidak ada di rumah, Putri tidurnya sama siapa di kamar ini? Apakah sama Mbok?’’ tanya Damian yang teringat betapa dekatnya putrinya dengan Almira kala pertama bertemu.

‘’Tidak, Tuan. Putri tidurnya dengan Almira di kamar ini, Putri selalu nangis kalo sama saya, tapi tidak dengan Almira. Putri malahan sangat anteng sekali ketika bersama Almira,’’ jawab Mbok yang membuat Damian hanya manggut-manggut.

…..

Selepas kepergian si Mbok, Damian menoleh kembali ke luar jendela, disana terlihat jika Almira sedang menyiram tanaman hijau yang sepertinya baru ia tanam.

‘’Pantas saja Mang Ujang kekeh ingin ada tumbuhan hijau di halaman depan, ternyata karena gadis itu.’’ Gumam Damian yang sudah menebak jika Almira suka berkebun.

Kala sedang focus memperhatikan Almira, putrinya sudah terbangun. Damian mendekat dan menggendong putrinya.

‘’Selamat pagi putriku, bagaimana tidurnya hari ini?’’ ujar Damian dengan sangat lembut.

‘’Papa!’’ Putri sangat histeris ketika melihat wajah papanya kembali.

…..

‘’Putri, kamu makan dulu yah, Nak. ini Si Mbok udah capek-capek loh membuat sarapan yang super enak ini,’’ bujuk Damian kala putri tidak mau menerima suapan darinya.

‘’No!’’

‘’Putri maunya makan dengan mama!’’ ujar Putri yang membuat Damian terdiam.

‘’Mama?’’ gumam Damian.

‘Dari mana Putri menyebut kata itu? Dia kan belum pernah bertemu dengan Rahayu,’ pikir Damian.

Namun kala itu, Almira yang kebetulan hendak mengambil pakaian kotor Putri untuk ia cuci, kaget sekali kala Putri malah berlari kepadanya dengan seraya menyebut Mama.

‘’Mama!’’ 

…..

Damian menoleh kepada Almira dengan memberikan wajah dinginnya, Almira sendiri juga bingung kenapa putri mendadak memanggilnya dengan sebutan mama, padahal sebelumnya hanya dengan panggilan kakak.

‘Haduhh, melihat tatapan dosen killer itu membuat aku sangat takut sekali. Pasti pak damian salah faham dan berpikir jika aku ini ingin merebut putrinya lagi,’ 

‘’Mama, suapi aku!’’ ucap putri yang membuat Almira menoleh kepadanya.

‘’Putri, kenapa memanggil kakak dengan sebutan itu? Kakak bukan mamanya putri,’’ ucap Almira yang tidak ingin ada kesalah pahaman antara dirinya dengan Damian nantinya.

‘’Enggak! Putri maunya kakak jadi mamanya putri!’’ kekeh putri.

Ia menoleh kepada Damian yang sedang duduk di tepi ranjang dan kembali berkata, ‘’Pa, bolehkan Putri memanggil kakak Almira dengan sebutan Mama?’’ tanyanya dengan sangat antusias.

….

‘’Putri, kamu tidak boleh memanggil sembarangan orang seperti itu.’’ Bujuk Damian yang tidak memberikan izin kepada putrinya untuk memanggil Almira dengan sebutan mama.

‘’Papa jahat! Putri tidak suka dengan Papa! Hiks,’’ putri malah semakin menangis histeris ketika Damian tidak memperbolehkannya untuk memanggil Mama kepada Almira.

Almira ikut berusaha menenangkan putri yang semakin kencang menangisnya.

‘’Putri, panggil Kakak dengan sebutan kakak Almira saja yah.’’ Ucap Almira yang menghapus air mata Putri.

‘’Enggak! Pokoknya Putri maunya panggil Mama!’’ kekeh Putri yang membuat Damian dan Almira bingung harus berbuat apa untuk membujuk putri.

….

Damian menghela nafasnya, ia berpikir sejenak mungkin karena putri akan masuk tk, jadi ia melihat teman-temannya yang di antar dan jemput oleh mama mereka, membuat putri bersedih dan memanggil Almira dengan sebutan Mama, apalagi hampir selama 1 tahun Damian tidak ada di Indonesia, ia sedang sibuk mengurusi bisnisnya di paris. Apalagi Almira yang dari awal pertemuannya dengan putrinya sudah menunjukkan rasa sangat nyaman, mungkin alasan itulah yang membuat putri ingin memanggil Almira dengan sebutan mama.

‘’Pa ….’’ Rengek Putri yang semakin menjadi-jadi.

Damian jongkok dan membelai rambut lembut putrinya, ‘’Boleh,’’ 

Almira kaget dengan keputusan Damian yang memberikan izin kepada putrinya untuk memanggil ia dengan sebutan mama.

Terpopuler

Comments

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

makannya nikah sama Damian dong Mir biar Damian senyum lagi atuh

2023-07-04

0

Zey ✨️

Zey ✨️

ada typo tu kak, hrusnya art malah jadi irt 🤭

2023-06-08

0

Zey ✨️

Zey ✨️

Bisa jadi dulu sering senyum lho, tp stlh cerai jd jrg senyum

2023-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 episode 1/ Tampan namun Killer
2 episode 2/ Killer killer Duda Menggoda
3 episode 3/ Ikut Saya ke Ruangan!
4 episode 4/ Kasihan dengan Anak Kita, Upss.
5 episode 5/ Mama Almira
6 Episode 6/ Yang Killer Menawan
7 Episode 7/ Apa Sudah Waktunya Aku Menikah Lagi?
8 Episode 8/ Salah Panggil Nama.
9 Episode 9/ Bapak ngapain?!
10 Episode 10/ Kucing Liar Milik Pak Dosen
11 Episode 11/ Jangan Masukkan ke Hati.
12 Episode 12/ Jangan Tanya Sebelum Saya Memberikan Izin!
13 Episode 13/ Salah Sendiri
14 Episode 14/ Tak Sengaja Melihatnya
15 Episode 15/ Sedikit demi Sedikit
16 Episode 16/ Saya Tahu, Saya Tampan!
17 Episode 17/ Sudah Nikahi Saja, Pak.
18 Episode 18/ Sehati dan Sepemikiran
19 Episode 19/ Kembalinya Mantan Istri
20 Episode 20/ Bodoh Amat!
21 Episode 21/ Hari yang Sial Untuk Damian
22 Episode 22/ calon istri
23 Episode 23/ Bekas luka masa lalu
24 Episode 24/ Lupakan ucapan saya barusan.
25 Episode 25/ Sadar diri
26 Episode 26/ Saya dosennya + calon suaminya!
27 Episode 27/ Candu
28 Episode 28/ Menghadiri rapat wali murid
29 Episode 29/ Berita bohong
30 episode 30/ Penyebar berita bohong itu adalah ....
31 Episode 31/ Lamar dia secepatnya, Damian!
32 Episode 32/ Hei, Mama Almira!"
33 Episode 33/ Will you marry me
34 Episode 34/ Pulang kampung.
35 Episode 35/ Saran dari Leo
36 Episode 36/ Bukti cinta Damian
37 Episode 37/ Kesempatan di dalam kesempitan
38 Episode 38/ Setuju
39 Episode 39/ Syok berat
40 Episode 40/ Saingan baru.
41 Episode 41/ keseriusan Damian
Episodes

Updated 41 Episodes

1
episode 1/ Tampan namun Killer
2
episode 2/ Killer killer Duda Menggoda
3
episode 3/ Ikut Saya ke Ruangan!
4
episode 4/ Kasihan dengan Anak Kita, Upss.
5
episode 5/ Mama Almira
6
Episode 6/ Yang Killer Menawan
7
Episode 7/ Apa Sudah Waktunya Aku Menikah Lagi?
8
Episode 8/ Salah Panggil Nama.
9
Episode 9/ Bapak ngapain?!
10
Episode 10/ Kucing Liar Milik Pak Dosen
11
Episode 11/ Jangan Masukkan ke Hati.
12
Episode 12/ Jangan Tanya Sebelum Saya Memberikan Izin!
13
Episode 13/ Salah Sendiri
14
Episode 14/ Tak Sengaja Melihatnya
15
Episode 15/ Sedikit demi Sedikit
16
Episode 16/ Saya Tahu, Saya Tampan!
17
Episode 17/ Sudah Nikahi Saja, Pak.
18
Episode 18/ Sehati dan Sepemikiran
19
Episode 19/ Kembalinya Mantan Istri
20
Episode 20/ Bodoh Amat!
21
Episode 21/ Hari yang Sial Untuk Damian
22
Episode 22/ calon istri
23
Episode 23/ Bekas luka masa lalu
24
Episode 24/ Lupakan ucapan saya barusan.
25
Episode 25/ Sadar diri
26
Episode 26/ Saya dosennya + calon suaminya!
27
Episode 27/ Candu
28
Episode 28/ Menghadiri rapat wali murid
29
Episode 29/ Berita bohong
30
episode 30/ Penyebar berita bohong itu adalah ....
31
Episode 31/ Lamar dia secepatnya, Damian!
32
Episode 32/ Hei, Mama Almira!"
33
Episode 33/ Will you marry me
34
Episode 34/ Pulang kampung.
35
Episode 35/ Saran dari Leo
36
Episode 36/ Bukti cinta Damian
37
Episode 37/ Kesempatan di dalam kesempitan
38
Episode 38/ Setuju
39
Episode 39/ Syok berat
40
Episode 40/ Saingan baru.
41
Episode 41/ keseriusan Damian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!