Part 4

Tidak seperti malam biasanya, kali ini sangat menegangkan. Suara jangkrik memenuhi pendengaran, suasana sunyi membawa kesan horor dan membuat tubuh siapapun akan merinding saat melewati jalan tersebut.

Padahal ini bukan kali pertamanya ia menjalani tempat seperti ini. Tapi entah kenapa kesannya membuat tubuhnya sangat merinding. Wanita itu berusaha untuk meyakinkan jika tidak terjadi sesuatu dan itu hanyalah ilusi belaka yang menggodanya dan berusaha menakut-nakutinya.

Beberapa kali ia meyakinkan hal tersebut hingga tiba-tiba segerombolan orang tidak dikenal telah berdiri di depannya. Wanita itu belum menyadarinya dan memandang ke arah para gengstar tersebut. Seketika darahnya mendidih dan ia hanya terpaku bak orang bodoh.

Ingin berlari tapi rasanya kakinya terasa lamban seperti saat hendak berlari di dunia mimpi. Jasmine menelan ludahnya, kenapa mamanya masih saja tidak percaya dan tetap memaksanya untuk les dan pulang malam.

Apakah dia tidak tahu saat-saat seperti ini adalah hal yang paling mengerikan yang pernah ditemukannya.

"Apakah aku akan mati di sini? Tidak, aku masih bisa bernapas," ucap Jasmine seraya meletakkan tangannya di dada merasakan degupan jantungnya yang kian melaju. Ia sangat bingung tapi berusaha untuk tetap tersenyum dalam keadaan genting.

"Hay cantik!" Para gengstar itu menyapa dirinya dengan senyum tengil di wajahnya. Mereka sangat gembira karena menemukan seonggok daging yang lezat untuk mereka santap.

Tidak ada pilihan lain selain kabur. Jasmine mengandalkan seluruh kekuatannya pergi dari sana walaupun ia akan dikejar dan berbalik arah.

Air matanya jatuh dan wanita itu menarik napas panjang dan berusaha menstabilkan napasnya. Tidak peduli lagi antara hidup dan mati yang terpenting ia bisa selamat dari orang-orang itu dan telah melakukan perlawanan semaksimal mungkin.

Jasmine sungguh tidak beruntung. Mungkin ini adalah malam naas untuk dirinya. Orang-orang itu berhasil menangkap tubuhnya dan Jasmine hanya berharap dari keajaiban Tuhan. Pantang menyerah, ia pun menggigit salah satu tangan berandalan itu untuk melepaskan dirinya.

"Lepasin gue!!"

"Neng cantik, temani Abang malam ini. Kita sama-sama senang." Mata Jasmine membelalak. Yang benar saja ia akan senang, yang ada ia akan mati di tempat.

"Senang gundul mu. Lepasin gue!"

Mereka menampar Jasmine dengan cukup keras. Tamparan itu cukup memberikan efek bagi Jasmine. Seperti yang diharapkan oleh para gengstar itu, Jasmine pun teridam dan masih meresapi rasa bagaimana mendapat tamparan yang sangat keras seperti itu.

Ia tak menyangka bahwa begitu malang nasibnya. Jasmine, kenapa kau mau mengikuti apa yang ibu mu katakan tadi? Lihatlah sekarang kau begitu menyedihkan karena tidak bisa melawannya. Bukan maksud Jasmine membenci ibunya. Ia sungguh menyayangi wanita tau itu, tapi mau bagaimana lagi terkadang mereka tidak sependapat.

"Mama kau akan menyesal melihat anak mu setelah ini," ucap Jasmine dengan tampang menyedihkan.

Wanita itu menarik napas panjang dan memejamkan matanya. Ia sudah siap menerima segala hal yang akan terjadi di depan matanya. Tak peduli lagi apakah setelah ini ia akan depresi atau seperti apa, karena Jasmine memang sudah sudah di ujung penderitaan.

Brak

Jasmine membuka matanya dan ia terkejut ketika para gengstar itu sudah habis di tangan seseorang. Ia tak melihat dengan jelas siapa yang telah menyelamatkan dirinya.

Akan tetapi Jasmine berusaha untuk menyembunyikan diri sebelum keadaan benar-benar aman. Tak disangka-sangka baru saja ya Anda masuk ke dalam semak-semak rupanya para gangster itu sudah melarikan diri.

Wanita itu mengusap dadanya dengan perasaan lega. Lantas ya hendak berjalan menghampiri penyelamatnya tersebut karena ingin mengucapkan rasa terima kasih secara langsung. Tapi siapa sangka, dirinya malah berada di dalam titik yang paling mengerikan.

Orang yang selalu dihindarinya malah ia bertemu sekarang. Jasmine berusaha untuk melarikan diri. Dengan napas tersengal-sengal dan sisa tenaga yang ada, ia pun berusaha untuk berlari.

Tapi keadaan sungguh tidak merestuinya sehingga Jasmine harus terjatuh dan kakinya terluka. Dalam keadaan genting seperti ini tidak ada yang bisa dilakukannya selain menangis.

"Please jangan ganggu gue, gue nggak akan macam-macam. Gue serius, gue bakal minta maaf kalau misalnya menyinggung lo."

Pria itu lantas menghampiri Jasmine dan mengulurkan tangannya. Jasmine tidak mengerti dan menatap ke arah pria itu dengan kening berkerut. Karena sudah sangat ketakutan Ia pun tidak menghiraukannya dan malah berkesot mundur.

Laki-laki itu terheran-heran melihat reaksi Jasmine. Akan tetapi karena ia sudah sangat tidak sabaran, lantas dirinya menarik tangan Jasmine secara paksa.

Jasmine tersentak dan berusaha melarikan diri. Ia pikir laki-laki tersebut akan menjadikan objek pria itu. Jasmine tidak akan tahu bahwa hidupnya semalang ini.

"Maafin gue please."

Tak

Laki-laki tersebut manjitak kening Jasmine cukup keras hingga membuat wanita itu mengedipkan matanya kaget. Ia bertanya-tanya memangnya sekarang situasi seperti apa? Kenapa sangat canggung sekali.

"Berhati-hatilah jika ingin berjalan malam. Lebih baik kau menaiki angkutan umum. Wanita tidak boleh berjalan malam."

Jasmine menatap ke arah pria itu dneha pandang merendahkan ia seakan lupa bahwa dirinya bukanlah apa-apa di mata pria ini. Ia berlaku sok hebat membuat laki-laki tersebut mengangkat satu alisnya.

"Kenapa lo terlalu percaya diri banget? Gue gak tau kalau ada orang kaya lo. Padahal gak ada bedanya dengan mereka."

"Lo masih ingat? Bentar biar gue tebak siapa lo. Lo cewek di SMA 1 Nusa kemarin, kan?" Libra menyeringai dan hal itu membuat tubuh Jasmine menegang.

"Iya emang gue. Lo bajingan banget, gak tau tempat buat kelahi. Kok lo bisa keluar?"

Awalnya Libra terpesona saat pertama kali melihatnya. Ia tak menyangka bahwa akan bertemu wanita itu kembali. Tapi siapa sangka mulutnya sungguh tidak semanis wajahnya. Ia sama seperti yang lainnya memandang dirinya dengan rendah.

Laki-laki tersebut menganggukkan kepala dan kemudian menarik tangan Jasmine.

"Lo harus bayar gue karena luka gue yang ini buat nyelamatin lo."

Jasmine memberikan beberapa lembar uang dengan kasar ke tangan Libra. Laki-laki itu tetap diam dan menahan amarah. Untungnya masih ada kesabaran yang membuatnya tetap bertahan dalam posisi seperti ini.

"Memang wanita sangat sombong."

Jasmine sempat mendengarnya. Ia sengaja bersikap seperti itu supaya dia tidak terlihat lemah di mata pria itu hingga harga dirinya diinjak-injak seperti kain yang tidak berharga.

Libra pun pergi dan tidak peduli lagi dengan namanya Jasmine. Ia pikir wanita itu adalah perempuan terburuk yang pernah ditemuinya.

Setelah pria itu pergi barulah Jasmine bisa tenang. Ia menatap tubuhnya yang acak-acakan dan kemudian menghela napas. Apakah ibunya tetap akan percaya jika ia mengenakan baju yang kusut karena para gengstar itu?

________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Semangat Jaamine, semoga dengan kejadian ini bisa buat Ibumu lebih mengerti kondisi kamu dan ga memaksakan lagi untuk pulang malam2

2023-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!