Wajahnya yang penuh dengan luka dan darah itu tidak membuatnya merasa kapok sama sekali. Ia bahkan memasang wajah tengil membuat siapapun pasti akan merasa berapi-api karena terlihat sekali walaupun sudah diujung tanduk akan tetapi ia tetap santai seolah tidak terjadi apapun.
Pun begitu pula dengan teman-temannya. Ia sama seperti Libra karena menjadi tangkapan polisi sudah langganan mereka. Jadi tidak perlu menakuti apapun.
"Kenapa kalian melakukan itu? Apakah kalian merasa hebat karena bisa melakukannya di depan umum? Apakah kalian sudah merasa menjadi orang yang paling kuat? Kalian ini, sudah ditangkap berkali-kali tapi sama sekali tidak ada yang mendengarkan. Kalian pernah dipenjara dan sekarang apakah kalian ingin merasakan pengapnya penjara lagi?" Terlihat bahwa polisi yang menangani mereka sudah sangat kelelahan dengan ulah mereka.
"Bapak memang tidak capek apa selalu aja mengintrogasi kita dengan pertanyaan yang sama?" tanya Oscar tanpa ada rasa bersalah sama sekali.
Sontak amarah polisi yang menangani mereka tersebut langsung tersulut. Ia memandang ke ar Oscar dan hendak memukul kepala Oscar dengan pentungan.
Tapi Oscar rupanya tidak seberani itu dan ia langsung melindungi kepalanya padahal polisi tersebut hanya bercanda.
Venus dan Moran menutup mulut mereka menahan tawa karena Oscar yang pengecut tersebut. Polisi pun mengintimidasi kedua pria itu hingga membuat mereka langsung diam dan memandang ke arah polisi dengan diam.
Hanya Libra yang tak berekspresi apapun. Ia juga tampak santai dan tidak mempedulikan para polisi tersebut. Ia sudah yakin 100% bahwa dirinya pasti akan bebas dan itu tak perlu ditanyakan lagi ulah siapa.
Libra mendecih hingga ruangan yang sempat senyap suara lantas melirik ke arah Libra. Libra seolah tak peduli dan hanya menunggu ia akan dibebaskan.
Polisi juga tidak bisa berbuat banyak kepadanya. Karena semua orang tahu siapa Libra, kenapa dia bisa memiliki power yang besar.
"Libra! Wajah kamu sama sekali tidak takut?" Libra memandang ke arah polisi yang baru saja bertanya tersebut.
Laki-laki itu mengangkat alisnya dan kemudian mengangkat sudut bibir memberikan saringan yang tajam. Meskipun terlihat kejam tapi tidak bisa menampik bahwa wajahnya yang berekspresi seperti itu menunjukkan pesonanya. Siapa yang tidak mengenal Libra dan ketampanannya.
Walaupun tubuhnya kotor penuh darah, dan bau keringat akan tetapi ketampanannya semakin bertambah dan membuat dirinya lebih mempesona.
Mempermainkan wanita? Tentu saja itu hobinya. Karena iya sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang di manapun, pun begitu pula dengan orang yang ia mainkan. Para wanita itu hanya menginginkan ketampanannya bukan kasih sayang yang ia berikan. Semua kasih sayang yang diberikan oleh para wanita itu adalah harapan semu, mereka hanya berakting di depannya.
Itulah kenapa, Libra sama sekali tidak memiliki hati dan ia terkesan sangat dingin. Yang peduli hanya teman jalanan nya hingga semakin ia menurunkan keinginannya mendapatkan sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan semakin lagi ia terjerumus ke dalam lubang kesesatan.
"Saya berbicara sama kamu."
Libra menghela napas panjang dan kemudian menatap polisi itu dengan tajam. Laki-laki itu seakan-akan hendak mengajak duel polisi yang menjaga mereka.
"Kau tahu sendiri, kan? Bahwa mereka sebentar lagi akan datang."
"Saya heran kenapa orang tuamu selalu saja mempertahankan orang sepertimu. Jelas-jelas kamu sama sekali tidak berguna bagi mereka, mereka adalah orang kaya dan memiliki Citra yang lebih baik. Tapi siapa sangka memiliki anak sebejat ini. Apakah kau sama sekali tidak akan pernah menyesal? Orang tuamu terlalu baik hati kepadamu, jika aku adalah Ayah dan ibumu maka aku sudah lama membuangmu," sindir polisi tersebut.
Mereka semua tahu bahwa kehidupan Libra bisa dipilih. Akan tetapi pria itu lebih memilih untuk hidup dalam kesesatan dan kesulitan ekonomi.
"Itu karena mereka bodoh." Satu kalimat itu cukup membuat orang tuanya yang sudah bernegosiasi dengan polisi dan hendak menjenguk anaknya langsung terdiam.
Tangan sang ayah terkepal ingin memukul anaknya. Ia pun maju selangkah mendekati Libra. Libra sendiri tidak akan menyangka bahwa ayah dan ibunya sudah ada di sini.
Mendengar suara bentakan mereka yang sangat familiar di kepalanya cukup membuat dirinya mengerti dan langsung diam.
Sang ayah menarik kerah bajunya. Ia memandangi Libra dengan emosi. Apakah kalian pikir orang tua Libra perhatian kepadanya karena ia selalu membebaskan Libra? Maka jawabannya tidak. Mereka akan memukuli Libra hingga babak belur. Setelah itu menghinanya, dan bahkan meludahinya.
Apakah hidup seperti itu menyenangkan? Mereka menyelamatkannya hanya karena tidak ingin citra mereka buruk.
Semua orang prihatin dengan Libra dan mengerti kenapa Libra sampai kehilangan arah seperti itu.
"Anak sialan! Kamu selalu membuat orang tua mu jantungan. Apakah kamu sama sekali tidak bisa menunjukkan sisi baik mu?"
"Kalian mengenal ku? Sayangnya aku sudah tidak menganggap kalian, jadi kali ini sama seperti hari-hari sebelumnya, kalian percuma datang kemari." Jujur saja Libra kesal dengan orang tuanya.
Andai ia bisa berteriak mencurahkan hatinya yang hancur yang disebabkan oleh mereka, mungkin ia sudah tak bisa menangis lagi karena semua orang sudah mendengar kegundahan hatinya.
Ia ingin melihat wajah ibunya tersebut bagaimana, katanya dia adalah orang yang telah melahirkannya namun perlakuannya ke Libra sama sekali tidak mencontohkan bagaimana sikap seorang ibu kandung.
Karena sudah dinyatakan bebas, jadi Libra tak punya pilihan lain dan meninggalkan sel penjara. Lagipula mereka juga tidak membutuhkan ia berlama-lama di depan mereka.
Melihat ketua mereka pun lantas anggota geng motor lainnya lantas ikut keluar.
Sang ayah menarik napas panjang dan melirik ke arah istrinya yang terdiam dengan air muka yang marah. Ia ingin sekali mencekik anak itu karena sudah membuat istrinya sampai seperti itu.
"Aku akan memberikan pelajaran kepada anak itu. Dia berani menghina mu dan tak memiliki etika."
"Itu karena orang tuanya." Marissa meninggalkan suaminya seperti itu.
Sang suami terdiam seraya mengepalkan tinjunya. Ia menatap ke arah para polisi yang seakan mengejek dirinya. Akan tetapi ia tak bisa melampiaskan amarahnya kepada para polisi tersebut.
Ia lantas menyusul istrinya yang sudah pergi ke mobil lebih dulu.
Sedangkan Libra mengusap wajahnya yang penuh darah. Ia mengambil motornya yang sempat ditahan. Teman-temannya tidak ada yang berani berbicara lebih dulu karena melihat aura yang sangat mengerikan pada Libra. Mereka pikir Libra sangat berbahaya dalam beberapa waktu ini.
"Biarkan dia sendiri," ucap Venus melarang Moran ingin menghampiri Libra.
Moran pun menarik napas panjang dan menganggukkan kepalanya. Mereka memperhatikan Libra yang sangat emosi dan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi membelah gelapnya malam.
_________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Defi
kebanyakan anak2 yang bersikap sesuka hati awalnya karena kurang kasih sayang dan perhatian dari orang tua.. Poor Libra 😥
2023-05-06
0