Jasmine mengusap kepalanya yang sakit karena dipukul dengan buku yang dibawa temannya. Akibat terlalu bermalasan untuk pergi ke sekolah dengan alasan ngantuk membuatnya sampai berdiri satu jam di depan gerbang sebelum akhirnya diperbolehkan untuk masuk.
Wanita itu menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. Akhir-akhir ini ia sedang tidak bersemangat, mungkin karena ayahnya yang pergi lagi ke luar negeri sedangkan dirinya yang belum sempat berlama-lama bertemu sapa dengan sang ayah jadi merasa ada yang bilang ketika ayahnya pergi.
Jasmine menatap Karina dengan tatapan kucingnya membuat wanita yang memiliki wajah Jepang tersebut hanya bisa menarik napas panjang dan kemudian merubah tatapannya menjadi gemas. Jasmine selalu berhasil menghiburnya.
"Jasmine, lo bisa aja buat gue gak marah, untung gue sabar," ucap Karina sambil mengusap dadanya.
"Ya karena gue cantik," balas wanita itu dengan asal dan kemudian menarik turunkan alisnya menggoda Karina.
Karina kemudian menganggukan kepalanya. Ia sedikit paham dengan otak temannya yang menurutnya berkepribadian ganda, sebab perempuan itu terkadang terlihat anak yang pintar, namun terkadang ia juga terlihat bodoh.
Karina yang sudah terbiasanya dengan sifat Jasmine itu tak lagi heran dengan kelakuannya. Yang ia khawatirkan sekarang adalah apakah ia mampu berdiri di samping temannya ini dengan waktu yang lama? Jujur saja terkadang Jasmine bisa membuat darahnya mendidih.
Karina menarik tangan Jasmine masuk ke dalam kelas. Wanita itu dengan polosnya hanya mengikuti Karina.
Saat ia melewati setiap koridor orang-orang selalu akan berhenti berjalan dan melirik ke arah dirinya. Memang pesona yang dimiliki oleh Jasmine tidak bisa ditampik bahwa ia sangat cantik.
"Gue pusing sama mereka, setiap hari ngeliatin lo doang emang gak capek apa?" tanya Karina bercanda dan sebenarnya ia perempuan pun terkesima dengan kecantikan Jasmine. Ia merasa cemburu orang-orang menatap temannya tersebut.
Jasmine sama sekali tak peduli dan ia menyapa orang-orang yang ia kenal dan mereka sangat bahagia bahwa sapaan mereka dibalas oleh Jasmine.
Jasmine sama sekali tidak risih karena itu menyenangkan bagi dirinya. Ia sedikit bisa mengobati rasa sedihnya paska kepergian sang ayah.
Ia pun mendorong pintu kelas yang masih tertutup tersebut dan temannya yang kutu buku sudah mulai membaca buku. Jasmine tetap santai dan meskipun begitu ia sangat pintar dan selalu juara kelas. Maka dari itu ia menjadi idola di sekolah dan ia pun memiliki fans.
Jasmine bisa dikatakan cewek ideal, cantik, pintar dan berbakat. Sayangnya ia sama sekali tak tertarik dengan hubungan romantis karena wanita itu selalu berpikir bahwa menghabiskan waktu dengan bercinta adalah membuang-buang waktu cara mencari masalah.
"Ck! Pagi-pagi sudah ditekuk aja wajah lo. Ada apaan dah? Ada yang ganggu lo?" tanya Caca seraya menyenggol tubuh Jasmine.
Jasmine mengerucutkan bibirnya dan menatap ke arah Caca dengan wajah cemberut. Ia menggelengkan kepalanya agar Caca tidak mencari masalah dengan murid di kelas gara-gara dirinya.
"Caca? Papa lo sering di rumah gak?"
"Kenapa lagi? Papa lo pergi lagi?" tanya Caca dan menatap ke arah Karina dan wanita itu mengangguk sebagai jawaban menggantikan Jasmine. "Gak usah dipikirkan lah. Ntar juga balik."
"Hm."
Mereka sedang asyik mengobrol hingga tiba-tiba di luar sangat ribut membuatnya mengerutkan kening.
Caca memandang ke arah salah satu siswa yang hendak berlari keluar kelas juga.
"Woy!" Laki-laki itu berhenti dan menatap ke arah Caca, "ada apaan di luar? Kok ribut banget?"
"Itu katanya ada preman geng motor gitu ke sekolah kita negrusuh, kabarnya sih karena bentrok sama salah satu siswa kita makanya mereka sampai cari ke sekolah."
"Siapa? Itu gengnya Bintang? Ck, kenapa tuh anak gak dikeluarkan dari sekolah! Lihat noh, gara-gara dia ribut terus."
"Kita ke sana aja!"
Mereka pun bergegas ke lapangan untuk menyaksikan secara langsung pertikaian tersebut. Jasmine yang tadi tidak bersemangat menjadi sedikit bertenaga ketika ia mendengar keributan.
Ia suka keributan.
Jasmine berusaha menerobos kerumunan orang-orang agar bisa berdiri di depan. Dari dulu ia sangat penasaran siapa anggota dari geng motor teman-temannya Bintang tersebut.
Ia melihat sudah ada polisi yang berdatangan dan menangkap salah satunya. Tak sengaja matanya bertatapan dengan salah satu anggota geng Parsel tersebut.
Tatapan mereka cukup lama saling bertemu. Jasmine memberikan tatapan tidak suka dan jijik sementara laki-laki tersebut sama sekali tidak menunjukkan ekspresi sedikitpun.
"Anjir, gawat. Lo dalam bahaya Jasmine, asal lo tau dia natapin lo sampai segitunya. Jangan-jangan lo diincarnya."
Jasmine membulatkan matanya dan menatap ke arah Karina yang berbicara seenaknya. Akibat perkataan Karina tersebut membuat jantungnya berdetak lebih cepat dan ia ketakutan jika dirinya terancam.
"Karina lu serius dikit, lu jangan nakut-nakutin gue. Sekarang jantung gue sumpah nggak aman banget." Jasmine mengusap dadanya dan meringis ketakutan.
Caca pun meraih tangan Jasmine dan menggenggamnya.
"Tenang aja, asal lo nggak pulang malam-malam aja."
Biasanya Jasmine akan pulang malam karena ia akan ke tempat lesnya. Wanita itu memang terkenal hobi belajar dan sekarang karena ditatap oleh salah satu geng motor itu membuat dirinya tidak tenang.
________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Defi
Itu pasti natap Libra kan Jasmin 🤭
2023-05-06
1