Pertemuan

Aaaaaaa...

Ratu menutup matanya dengan kedua tangannya sambil berteriak karena terkejut dengan aksi laki-laki yang ternyata pura-pura tertidur itu. Ternyata dugaannya sepertinya benar karena jaket yang digunakan dan postur tubuh laki-laki itu sama dengan yang dilihatnya semalam. Namun yang membuatnya terkejut, entah apa yang direncanakan laki-laki itu hingga mengejutkannya dengan aksi jahilnya.

"Mau ngapain kau kesini?" sentak Lio tiba-tiba.

Lio paling tak suka jika acara tidurnya diganggu, terlebih semalam ia habis kena sial karena dikeroyok oleh beberapa warga disana. Ia yang tengah sembunyi di kebun dari kejaran hantu disangka bahwa tengah mencuri sayur-sayuran yang ada disana. Padahal tangannya saja tak memegang sayuran disana satupun.

"Hei... Kau mau maling sayuran ya disini. Pantas saja setiap hari sayuran disini pada hilang" seru salah satu warga yang melihat dirinya tengah berdiri dibalik pohon kelapa.

Tentu saja seruan itu terdengar oleh beberapa warga yang memang sedang melakukan ronda. Akhirnya mereka main hakim sendiri dengan memukuli Lio tanpa mau mendengarkan penjelasan dari pemuda itu terlebih dahulu. Namun setelah beberapa kali dipukul, Lio akhirnya berhasil kabur dan disinilah ia berada saat ini. Tidur di pojok gang sempit didekat pasar agar bisa menghindari para warga yang malam tadi mengejarnya.

***

"Eng... Enggak, Ratu cuma mau mastiin kalau kamu itu laki-laki yang semalam kabur saat aku mau nolongin. Padahal semalam Ratu itu tanya tentang motor kamu tapi kamunya malah pikir kalau aku hantu" ucap Ratu dengan mengerucutkan bibirnya kesal.

Jika mengingat kejadian semalam, Ratu masih saja kesal terlebih dikira bahwa dirinya hantu. Padahal memakai gamis putih pada malam hari kan tidak ada salahnya. Yang penting ia keluar dengan pakaian yang tertutup. Mendengra ucapan Ratu, sontak saja mata Lio membelalak kaget.

"Oh... Jadi loe yang semalam gue kira hantu sampai harus sembunyi di kebun dan dikeroyok warga. Gara-gara loe nih" kesalnya Lio memarahi Ratu.

Ratu yang baru pertama kali ini dimarahi dan dibentak-bentak oleh oranglain pun ketakutan bahkan langsung memundurkan langkahnya. Terlebih Ratu melihat jika di wajah pemuda itu banyak lebamnya mungkin karena hasil dikeroyok semalam membuatnya merasa bersalah. Ada tatapan kasihan pada pemuda itu terlebih saat ia sedang berbicara pasti ada suara ringisan kecil yang keluar.

"Bukan mahram" seru Ratu saat laki-laki itu hendak menggapai tangannya.

Mendengar seruan gadis didepannya tentu laki-laki itu tak paham terlebih selama ini dirinya sudah sangat jauh dari agama. Saat masuk sekolah pada jam pelajaran agama pun ia lebih memilih membolos. Melihat Lio terdiam, Ratu segera saja melangkahkan kakinya mundur agak jauh dari laki-laki itu. Bahkan kini tak sadar jika keduanya sudah tak berada di gang sempit itu.

"Aku akan membantumu mengobati luka-luka itu, tapi aku harus mencari seseorang yang ku kenal untuk membawamu agar tak terjadi fitnah nantinya jika kita hanya berdua saja" ucapnya.

Sebenarnya Ratu begitu gugup berbincang dengan laki-laki yang tak dikenalnya ini, terlebih ia tak pernah dekat dengan seorang cowok di sekitarnya selain sang ayah. Akhirnya Ratu mengedarkan pandangannya kearah sekitar pasar dan matanya bersibobrok dengan orang yang dikenalnya.

"Ustadzah Siti..." panggil Ratu dengan berjalan mendekat kearah ibu-ibu yang terlihat membawa belanjaan itu.

"Lho Ratu... Ke pasar juga kamu?" tanya Ustazah Siti dengan senyumnya.

Ratu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum ceria. Ustadzah Siti ini juga hampir sama kedudukannya dengan sang ayah di desa ini. Ia merupakan seorang penceramah khusus ibu-ibu yang isi dalam ceramahnya selalu menjadi contoh bagi jamaahnya. Apalagi pembawaannya yang keibuan dan senyum tulusnya membuat semua orang nyaman jika berbincang dengannya.

"Ustadzah, itu ada pemuda yang tersesat di desa kita. Sepeda motornya rusak dan ditinggal di dekat mushola tapi semalam ada kejadian tak mengenakkan. Ia semalam dikira maling terus digebukin sama warga. Ratu boleh nggak kalau bantu dia untuk sekedar obatin? Ditemani ustadzah tentunya" jelas Ratu dengan lembut.

Ustadzah Ratu melihat kearah pemuda yang berdiri lumayan jauh dari kedua perempuan itu. Ia menatap menelisik kearahnya membuat Lio hanya bisa berdiri dengan kikuk. Ustadzah Siti hanya ingin memastikan jika yang ditolong oleh Ratu adalah benar orang baik bukan yang memanfaatkan kepolosan gadis itu. Terlebih tadi pagi ia juga sempat mendengar adanya maling yang digebuki.

"Saya beneran bukan maling, semalam saya itu sembunyi karena takut setan. Masa iya pemuda tampan dan kaya seperti saya bisa-bisanya mau maling" ucap Lio dengan ketus.

"Saya nggak peduli kalau kamu itu tampan atau kaya. Karena disini yang akan saya nilai adalah kaya hati dan ilmu agamanya" ucap Ustadzah Siti dengan sedikit menyindir.

Lio hanya bisa mendengus kesal dengan ucapan wanita paruh baya yang berpakaian gamis dengan kerundung menutupi dadanya itu. Ia merasa di desa ini seperti orang yang tak ada harga dirinya sama sekali padahal di kota ia begitu di hormati.

"Ya sudah ayo Ratu dan kamu, ikut saya ke balai desau untuk mengobati lukamu. Disana juga ada bapak-bapak yang bisa membantu kita untuk mengobatinya, kalau perlu diantar pulang ke planetnya sekalian" ucap Ustadzah Siti.

Ustadzah Siti memang orangnya ceplas-ceplos, namun sebenarnya ia sangatlah baik hati antar sesama. Bahkan kini Ratu sudah menahan tawanya karena melihat Lio ternistakan. Sedangkan Lio kini sudah berjalan pergi mengikuti kedua orang perempuan yang sedang bercengkerama bersama.

***

Tak berapa lama, ketiganya sampai di balai desa dekat pasar. Disana sudah ada bapak-bapak yang memang berkumpul karena ada sesuatu yang ingin dibahas. Melihat kedatangan dua orang perempuan yang mereka kenali tentunya semua segera mempersilahkan untuk duduk.

"Permisi, bapak-bapak. Kami minta tolong untuk mengobati luka pemuda ini kepada kalian" ucap Ustadzah Siti langsung.

Salah satu bapak-bapak menganggukkan kepalanya kemudian mengobati luka yang ada di wajah Lio. Sambil diobati, Lio bercerita mengenai kejadian sebenarnya tadi malam. Bahkan sedari tadi Lio terus curi-curi pandang kearah Ratu. Entah mengapa, ada rasa berbeda yang menelusup dalam hatinya setelah melihat Ratu yang berbeda dari perempuan yang selama ini ada didekatnya.

Namun mendengar celotehan bapak-bapak disana mengenai Ratu yang merupakan anak ustadz dan tetua di desa ini membuatnya sedikit ragu untuk mendekatinya. Terlebih ilmu agamanya sangat dibawah standar yang tentunya bukan masuk idaman mertuanya.

"Oh ya pak, ini desa apa ya? Soalnya saya baru pertama kali kesini" tanya Lio sambil menggaruk tengkuknya tak gatal.

"Desa Rowodangun, nak. Memang letaknya di pinggir kota, mungkin kamu tak sadar jika sudah sampai sini. Mana mungkin tak ada sinyal internet disini juga" jawab salah satu bapak-bapak yang melihat Lio mengotak-atik ponselnya.

Episodes
1 Delio Arga Sanggawa
2 Adinda Ratu Felisya
3 Pertemuan
4 Tidak Bisa Pulang
5 Diajak Ke Masjid
6 Kebiasaan
7 Kegaduhan
8 Masa Lalu
9 Kekesalan
10 Kerjasama
11 Permintaan Maaf
12 Pencarian Lio
13 Membantu
14 Pelayanan Tak Baik
15 Kedekatan
16 Ayah Hakim
17 Mulai
18 Belajar
19 Pertanyaan Mengejutkan
20 Rindu Tak Terbalas
21 Pertolongan
22 Marah
23 Masalah Pemimpin
24 Kekesalan Lio
25 Keadaan Ratu
26 Godaan
27 Masalah Markas
28 Dapat Sinyal
29 Geger
30 Gosip
31 Kerjasama
32 Insiden
33 Perbincangan Seru
34 Ribut?
35 Mencari
36 Akibat
37 Meluruskan
38 Pedas vs Pedas
39 Preman
40 Hikmah
41 Pamit
42 Pergi
43 Kembali Ke Kota
44 Kejutan
45 Aman
46 Pulang Sekolah
47 Mall
48 Permainan
49 Kabar
50 Pembangunan
51 Berkumpul
52 Jangan Buat Khawatir
53 Sekolah Baru
54 Ngeyel
55 Dugaan Sementara
56 Menyalahkan
57 Kepanikan
58 Keributan
59 Kerusuhan
60 Bantuan
61 Kecurangan
62 Progress Pembangunan
63 Kecurigaan Lio
64 Seperti Balapan
65 Farel Ngamuk
66 Laporan
67 Nathan Terluka
68 Menahan
69 Komunikasi
70 Kisah Nathan
71 Ujian Nasional
72 Ujian Nasional 2
73 Perancangan
74 Lesu
75 Persiapan Reuni
76 Reuni Akbar
77 Reuni Akbar 2
78 Pengkhianat
79 Pengkhianat 2
80 Tragedi
81 Ratu Ke Kota
82 Kota
83 Bertemu
84 Perbincangan
85 Kampus
86 Permintaan
87 Mendatangi AREX
88 Masalah Usai
89 Pembully
90 Kekesalan
91 Sidang
92 Keputusan
93 Berbincang
94 Berbincang 2
95 Sabar
96 Kebersamaan
97 OSPEK
98 OSPEK 2
99 Insiden
100 Keren
101 Diomeli
102 Keributan
103 Pulang
104 Santai
105 Masuk Kuliah
106 Penangkapan
107 Penangkapan 2
108 Trending
109 Perselisihan
110 Masalah Kampus
111 Kebersamaan
112 Kepastian
113 Berita Pernikahan
114 Pernikahan
115 Terkejut
116 Pak Hakim Menikah
117 Syukuran
118 Waktu Berlalu
119 Lamaran?
120 Bersatu
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Delio Arga Sanggawa
2
Adinda Ratu Felisya
3
Pertemuan
4
Tidak Bisa Pulang
5
Diajak Ke Masjid
6
Kebiasaan
7
Kegaduhan
8
Masa Lalu
9
Kekesalan
10
Kerjasama
11
Permintaan Maaf
12
Pencarian Lio
13
Membantu
14
Pelayanan Tak Baik
15
Kedekatan
16
Ayah Hakim
17
Mulai
18
Belajar
19
Pertanyaan Mengejutkan
20
Rindu Tak Terbalas
21
Pertolongan
22
Marah
23
Masalah Pemimpin
24
Kekesalan Lio
25
Keadaan Ratu
26
Godaan
27
Masalah Markas
28
Dapat Sinyal
29
Geger
30
Gosip
31
Kerjasama
32
Insiden
33
Perbincangan Seru
34
Ribut?
35
Mencari
36
Akibat
37
Meluruskan
38
Pedas vs Pedas
39
Preman
40
Hikmah
41
Pamit
42
Pergi
43
Kembali Ke Kota
44
Kejutan
45
Aman
46
Pulang Sekolah
47
Mall
48
Permainan
49
Kabar
50
Pembangunan
51
Berkumpul
52
Jangan Buat Khawatir
53
Sekolah Baru
54
Ngeyel
55
Dugaan Sementara
56
Menyalahkan
57
Kepanikan
58
Keributan
59
Kerusuhan
60
Bantuan
61
Kecurangan
62
Progress Pembangunan
63
Kecurigaan Lio
64
Seperti Balapan
65
Farel Ngamuk
66
Laporan
67
Nathan Terluka
68
Menahan
69
Komunikasi
70
Kisah Nathan
71
Ujian Nasional
72
Ujian Nasional 2
73
Perancangan
74
Lesu
75
Persiapan Reuni
76
Reuni Akbar
77
Reuni Akbar 2
78
Pengkhianat
79
Pengkhianat 2
80
Tragedi
81
Ratu Ke Kota
82
Kota
83
Bertemu
84
Perbincangan
85
Kampus
86
Permintaan
87
Mendatangi AREX
88
Masalah Usai
89
Pembully
90
Kekesalan
91
Sidang
92
Keputusan
93
Berbincang
94
Berbincang 2
95
Sabar
96
Kebersamaan
97
OSPEK
98
OSPEK 2
99
Insiden
100
Keren
101
Diomeli
102
Keributan
103
Pulang
104
Santai
105
Masuk Kuliah
106
Penangkapan
107
Penangkapan 2
108
Trending
109
Perselisihan
110
Masalah Kampus
111
Kebersamaan
112
Kepastian
113
Berita Pernikahan
114
Pernikahan
115
Terkejut
116
Pak Hakim Menikah
117
Syukuran
118
Waktu Berlalu
119
Lamaran?
120
Bersatu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!