Setelah pesta yang lumayan melelahkan, Yuda pun mengajak anak dan istrinya untuk pergi ke rumah ibunya dan menginap selama satu malam.
Lalu, keesokan harinya, Yuda pun pergi bersama keluarga kecilnya ke rumah orang tua Nadine. Itupun dengan menunda waktu karena Yuda beralasan masih mengantuk akibat kurang tidur.
Jadilah mereka berangkat pukul sebelas siang dengan mobil mereka.
Sepanjang jalan, mereka masih terlihat tertawa karena sang anak yang bertingkah lucu.
Namun, ketika sudah memasuki komplek perumahan ibu Nadine, mood Yuda langsung berubah. Dia banyak diam dan tak memperbolehkan Nadine membuka jendela mobil untuk menyapa para tetangganya.
"Eh, itu mobilnya Yuda dan Nadine, kan?" tanya seorang ibu yang merupakan adik dari ibu Nadine. Ibu Nadine bernama Vina, sedangkan ayahnya bernama Udin.
Adik ibunya Nadine bernama Dira. Memiliki dua orang anak yang masih sekolah dan kuliah.
"Iya, Buk. Kayaknya mereka baru dateng," sahut Dika yang merupakan anak keduanya yang masih sekolah SMP.
"Oh, mau juga mereka dateng, ya. Kirain udah lupa."
"Kok lupa, Buk? Mereka kan belum tua."
"Susah emang ngobrol sama bocah!"
"Ya kan emang bener, Buk." Dika sampai bingung.
"Kalau menurut kamu, Dik. Mereka itu baik, nggak sih?"
"Kak Nadine baik banget, Buk. Tapi, kalo Bang Yuda agak cuek. Kerjaannya cuma duduk doang kalo ada pesta keluarga."
"Ya gitu kalo udah kaya. Nanti kamu kalo udah kaya jangan gitu, ya, Nak. Harus inget sama orang tuamu dan juga orang tua istrimu."
"Emang Dika boleh nikah, Buk? Kan masih bocah," ucap Dika dengan polosnya.
"Kamu itu memang nggak nyambung kalo diajak ngomong. Mending ngomong sama kakakmu."
"Tapi kan Kakak lagi kuliah, Buk."
"Ih, udah, deh, sana jaga pohon rambutan di belakang entar dimakan tupai!"
"Hmm, iya, Buk." Dika berjalan ke belakang rumahnya dan menjaga pohon rambutan yang sedang menunggu untuk siap panen.
Sesampainya Nadine dan Yuda di rumah orang tua Nadine, mereka langsung disambut hangat oleh ibu dan ayah Nadine. Juga adik Nadine bersama anaknya.
"Halo cucu Nenek, apa kabar?" Vina menggendong Ayuna dan membawanya ke dalam. Ayuna tak begitu akrab dengan Vina karena jarang bertemu. Sebaliknya, Ayuna sangat akrab dengan orang tua Yuda yang memang sering mereka temui.
"Kalian nginep, kan?" tanya Vina dengan tatapan penuh harap.
"Kayaknya enggak, Buk, soalnya besok pagi kami mau jalan-jalan."
"Wah, asyik dong jalan-jalan. Kemana?"
"Nggak jauh-jauh, Buk, cuma ke pantai aja."
"Oh, tapi kalian lama di sini, kan?"
"Iya, sekitar seminggu lagi baru pulang."
"Berarti setelah jalan-jalan bisa nginep di sini, dong."
"Ya nggak tau juga, Buk, soalnya kan tempat yang mau didatangi banyak banget."
"Emang mau jalan-jalan tiap hari? Nggak capek?"
"Enggaklah, Buk. Kami kan sering jalan-jalan jadi nggak pernah capek. Maklum, kebanyakan duit jadi bingung harus dibuat apa." Yuda tertawa diikuti senyuman sang mertua. Mereka sepertinya hanya menghargai anaknya sehingga tak terlalu memperdulikan kesombongan menantunya.
"Alhamdulillah, Ibuk seneng kalau kalian nggak kekurangan."
"Iya, Buk, jadi kami nggak membutuhkan bantuan orang lain. Malah kami yang sering dibutuhkan karena sudah kaya. Coba lihat di daerah ini, siapa menantu yang sukses membuat istri bahagia? Cuma saya yang bisa membuat istri saya bahagia dan berkecukupan." Yuda kembali menyombongkan dirinya lagi.
"Oh ya, Buk, gimana kabar anak Tante Lita? Terakhir kami ke sini, dia kayaknya sudah sukses deh," ucap Nadine mengalihkan pembicaraan. Anak Lita yang bernama Lisa adalah wanita pintar yang lulus kuliah meski orang tuanya tidak mampu.
"Iya, Lisa dan suaminya udah sama-sama kerja. Lisa sudah diangkat jadi karyawan tetap karyawan BUMN. Sedangkan suaminya udah kerja online di rumah. Itu, lho yang kamu bilang suaminya nggak berguna. Sekarang tiap bulan mereka bisa ngasih Tante Lita uang dan Tante Lita nggak kekurangan lagi. Padahal dulu, suaminya Lisa itu adalah orang yang sering dihina dan diperlakukan nggak adil di keluarga kita. Tapi lihat sekarang, dia baik banget sama Tante Lita. Ngasih gaji mereka tiap bulan." Vina mulai membandingkan anak adiknya dengan Yuda yang tidak mencerminkan menantu yang baik.
"Ya tapi tetap aja nggak bisa ngasih kehidupan mewah sama istrinya." Kini gantian Yuda yang berpendapat.
"Yang penting mereka hidup berkecukupan. Lisa juga inget orang tuanya. Apalagi suaminya yang nggak menyimpan dendam. Masih tetap peduli pada orang yang meskipun dulu menghinanya."
Ucapan Vina membuat Yuda terdiam. Dia tak mau lagi berdebat karena sepertinya Vina tak juga mau kalah.
'Lihat aja, akan aku pisahkan kalian dari anak kalian. Dia akan jadi milikku selamanya,' batinnya dengan tatapan licik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Yuda terlalu keras kepala.. sampai Nadine tidak bisa tinggal dengan keluarga nya
2024-04-09
0
Yuli maelany
tuh kan emang susah kalo sama sama keras sama sama egois gak ada yang mau ngalah.....
2023-05-05
0