Hukuman Untuk Sky

"Kak Sky, sudah lama tinggal sama Ibu Sekar?" tanya Shanum berusaha mencairkan suasana karena sejak tadi mereka saling diam. 

"Jangan berbicara ketika makan." Sky memberi perintah tanpa menatap Shanum.

Bocah itu pun hanya mengangguk dan menghabiskan makanannya dengan cepat. Setelah ini mereka masih harus mencari uang recehan untuk disetor kepada Ibu Sekar. Sky membuang bungkus makanan tersebut ke kotak sampah lalu mengajak Shanum untuk kembali mencari uang. 

Sky berdiri di tempatnya tadi untuk mengawasi anak-anak itu sambil mencari uang juga. Ketika melihat Shanum yang sedang meminta-minta membuatnya menghela napas tanpa sadar. Sebenarnya kasihan melihat Shanum yang sedang berperang dengan panasnya terik matahari. Namun, Sky tidak bisa melakukan apa pun.  Padahal dari sekian bocah yang dipungut oleh Ibu Sekar, Shanum termasuk anak yang baik. Dalam hati Sky mendoakan semoga ada orang baik yang akan menemukan ataupun sekadar memungut Shanum. 

Ketika waktu sudah hampir Maghrib, Sky menggiring anak-anak itu pulang ke rumah. Sudah waktunya mereka memberi  setoran kepada Ibu Sekar. Sky menyuruh mereka masuk satu persatu dan saat Shanum hendak masuk paling terakhir, Sky menahan langkah bocah tersebut. Meminta bungkus snack yang dipegang oleh Shanum dan melihat isinya. 

Hanya recehan lima ratusan itu saja tidak seberapa. Kemudian, Sky mengambil recehan dari kantong miliknya lalu memasukkan ke dalam plastik tersebut. Shanum hendak bertanya, tetapi bocah itu langsung didorong masuk oleh Sky karena terdengar suara Ibu Sekar dari jarak dekat.

Shanum bingung ketika melihat anak-anak yang lain berjajar rapi seperti orang yang sedang mengantri. Bola matanya yang bening hanya menatap polos ke arah mereka tanpa ikut bergabung. Namun, tubuh mungilnya terjengkit karena terkejut ketika mendengar suara bentakan salah satu dari mereka yang meminta agar ikut berbaris seperti yang lain. 

Dengan gegas, Shanum pun di urutan paling belakang sebelum akhirnya Sky berpindah dan mengganti posisi Shanum. 

"Kak Sky," panggil Shanum lirih. 

"Diamlah." Sky menjawab ketus. Hal itu pun sontak membuat Shanum menutup rapat mulutnya. 

***

Di saat sedang mengantri, tubuh Shanum gemetaran saat melihat salah satu anak di depannya, sedang mendapatkan pukulan dari Ibu Sekar. Bocah itu merasa tidak tega walaupun anak yang dipukuli itu hanya meringis tanpa berani menangis. 

Shanum takut. Akan mendapat perlakuan yang sama. Seandainya bisa berlari. Ingin sekali pergi menjauh dari tempat itu, tetapi kaki kecilnya belum sanggup jika harus melangkah pergi. 

Tiba gilirannya, Shanum sudah gemetar ketakutan apalagi ketika melihat senyum sinis di bibir Ibu Sekar. Wanita itu mengambil plastik dari tangan Shanum dan menghitung uang di dalamnya. Setelahnya, senyum wanita itu terlihat sangat puas. 

"Kamu baru sehari berkerja, tapi sudah memberiku uang lumayan," ujarnya sambil tersenyum puas. 

Sekar pun meminta Shanum untuk berpindah ke belakang dan mengambil sebungkus nasi yang sudah disiapkan untuk mereka yang bisa memberi setoran cukup banyak. Sementara yang tidak atau yang setoran hanya sedikit maka Ibu Sekar benar-benar tidak akan memberikan jatah makan malam. 

"Sky! Bagaimana bisa kamu hanya dapat segini!" 

Shanum menghentikan gerakannya yang hendak mengambil bungkusan nasi ketika mendengar suara Ibu Sekar begitu menggelegar. Shanum berbalik dan melihat Sky yang sedang mendapat pukulan dari wanita itu.

Tanpa sadar, bulir-bulir bening bocah itu hendak mengalir dari sudutnya saat melihat gagang sapu terus menghantam punggung Sky. Shanum ingin mendekat dan menolong lelaki itu, tetapi tatapan Sky begitu tajam. Seolah memintanya agar tetap berada di tempat. 

Setelah cukup puas, Ibu Sekar pun mengambil sisa nasi bungkus dan membawanya pergi dari ruangan itu. Ketika sudah mendengar bunyi pintu yang dikunci, Shanum segera berlari mendekati Sky yang masih berdiri di tempatnya. 

"Kak Sky, pasti itu sangat sakit. Maafkan aku, Kak." Shanum menangis karena merasa bersalah. 

"Jangan menangis. Kamu tidak perlu minta maaf karena aku tidak papa dan baik-baik saja. Aku bahkan pernah merasakan sakit yang lebih dari pukulan tadi." Sky terlihat memaksakan senyumnya. 

"Coba kalau tadi Kak Sky tidak memberi uang padaku, sudah pasti Kak Sky tidak akan dipukul seperti ini." Shanum masih saja mengeluarkan air mata dan terus merasa bersalah karenanya. 

"Sudah jangan dipikirkan. Aku tidak papa. Lebih baik sekarang kamu makan saja. Kamu hebat bisa bekerja seharian ini," puji Sky. Berjalan menjauh dari Shanum menuju ke pojokan di tempat biasa. 

Namun, langkah Sky tertahan ketika merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Sky tahu siapa yang sedang memeluknya saat ini karena tangisannya terdengar sampai ke telinga. 

"Kak Sky, terima kasih. Kamu sama baiknya seperti Kak Diandra. Biarkan aku memelukmu, seperti apa yang biasa kulakukan setiap Kak Diandra menolongku." 

Sky pun mematung di tempatnya membiarkan bocah kecil itu memeluk tubuhnya erat. Beberapa kali Sky mengerjapkan mata saat merasakan ada rasa hangat di setiap sudutnya. Sky langsung mengusapnya sebelum ada yang melihat kalau dirinya sedang menangis. 

****

#Day5

#Team1

#Absen66

Terpopuler

Comments

💐Nie Surtian💐

💐Nie Surtian💐

😭😭😭

2023-07-29

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😚😚😚😚😚 sediiiihhhhh sakiiitt dadaku

2023-07-07

0

LISA

LISA

aq jg nangis nih..

2023-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!