Bertemu Lagi

Bukan hanya Sasa saja yang terkejut melihat sahabatnya itu mengenali pria yang saat ini seakan menjadi idola mendadak para wanita di kampus, tetapi juga dengan para wanita yang ada di sana. Ada yang terlihat tidak suka atau iri dan ada juga yang merasa kagum karena Diandra yang terkenal dingin kepada pria bisa mengenali pria tersebut.

"Kamu pria resek di jalanan itu 'kan?" Tanya Diandra ingin memastikan jika ia tidak salah lihat.

"Apa kau tidak salah bicara? Kau saja yang waktu itu sengaja ingin mencari gara-gara denganku. Aku tahu kalau aku ini tampan, jadi kau ingin mendekatiku dengan cara yang berbeda saja 'kan? Dasar wanita gila, aku tidak menyangka bisa bertemu lagi denganmu di sini," kata pria tersebut.

"Aku yang tidak pernah menyangka, kenapa kamu bisa ada di kampus ini? Oh iya, aku yakin pasti sebelumnya kamu telah membuat masalah 'kan di kampus lama, atau kamu ketahuan karena telah ikut tawuran di jalanan waktu itu, maka itu kamu dikeluarkan dari kampus A dan sekarang kamu pindah ke sini," ucap Diandra asal.

Akan tetapi siapa yang menyangka jika ucapan Diandra itu adalah benar adanya, sehingga membuat pria itu bungkam dan menatap Diandra dengan tajam. Persis saat pertama kali mereka bertemu di persimpangan jalan.

"Di, kamu jangan berbicara seperti itu dong. Tapi aku nggak menyangka, ternyata kamu udah kenal sama dia," kata Sasa.

"Aku tidak kenal dengannya," ucap Diandra dan pria tersebut secara bersamaan.

Sehingga Sasa pun tersenyum melihat ke arah keduanya secara bergantian.

"Kenapa kamu senyum-senyum?" Tanya Diandra dan pria itu lagi dan secara bersamaan.

"So sweat, kompak banget sih kalian berdua. Awas loh bisa aja baru ketemu seperti Tom and Jerry, tapi aku yakin kalau nantinya kalian berdua bakalan jodoh," kata Sasa.

"Jangan asal bicara ya kamu," kata Diandra kesal, lalu ia pun pergi meninggalkan kerumunan orang di sana termasuk sahabatnya itu.

"Maaf ya pria tampan, sahabatku memang seperti itu," ucap Sasa, lalu ia pun pergi menyusul Diandra.

"Di, tunggu!" Panggil Diandra.

Sementara itu para wanita yang tadi berkerumunan pun tampak bubar, karena sang idola juga hendak mencari ruang dekan dengan diantar oleh salah satu mahasiswi tadi.

*****

"Di, tunggu dong. Kamu nih kenapa sih, kok sepertinya kamu sebel banget ketemu sama cowok itu. Memangnya kamu tahu dari mana kalau cowok itu anak geng motor?" Tanya Sasa yang saat ini sudah berada di depan kelas bersama Diandra.

"Aku yakin Sa dia itu pasti anak geng motor, udah terlihat kok dari songongnya, sama sekali nggak punya sopan santun. Aku pernah ketemu sekali sama dia waktu aku telat, lamu ingat 'kan? Dan dia yang udah bikin aku semakin telat. Aku 'kan udah cerita sama kamu," kata Diandra.

"Oh … jadi pria resek yang kamu bilang sudah menghalangi taksi yang waktu itu kamu naiki, dia?" Tanya Sasa.

"Iya memang dia Sa, dan aku nggak nyangka bisa bertemu kembali dengan pria seperti itu. Ih, apes banget nasib aku. Nggak tahu deh entah mimpi aku tadi malam, padahal tadi itu aku senang banget karena diantar Papa ke kampus. Eh cowok itu malah membuat mood aku rusak aja," kata Diandra.

"Sudah, sudah. 'Kan udah aku bilang, kamu itu nggak boleh terlalu benci dengan cowok itu, nanti kamu bisa jatuh cinta loh sama dia," ujar Sasa.

"Nggak akan, kamu pegang kata-kata aku. Aku Diandra, nggak akan mungkin pernah jatuh cinta sama anak geng motor," ucap Diandra.

Lalu mereka berdua pun segera saja masuk ke dalam ruangan, karena sebentar lagi kelas akan dimulai.

*****

Sementara itu, pria yang tadi baru saja datang ke kampus tempat dimana Diandra berkuliah saat ini sedang menemui dekan di ruangannya.

"Kenzo, saya harap kamu tidak akan membuat masalah di sini. Jika bukan karena orang tua kamu adalah teman baik pemilik kampus ini, kamu juga tidak akan mungkin diterima di sini, apalagi alasan kamu dikeluarkan dari kampus sebelumnya karena kamu terlibat tawuran. Itu sama saja kamu membawa pengaruh buruk di kampus ini, saya harap kampus ini tidak ada akan ada yang tahu tentang hal itu," kata dekan.

"Iya Pak, Bapak tenang saja. Lagipula apa yang dikatakan oleh kampus sebelumnya itu tidak benar, saya sama sekali tidak ikut tawuran. Waktu itu saya hanya datang untuk menolong teman saya, ya mana saya tahu kalau saya malah dikatakan terlibat di dalamnya," kata Kenzo.

"Anak zaman sekarang, sudah membuat kesalahan tetapi tidak mau mengakui kesalahannya," kata dekan.

"Terserah Bapak saja mau menilai saya seperti apa. Tapi itulah kenyataannya," kata Kenzo.

"Ya sudah sekarang kamu ke kelas saja Seperti yang saya katakan tadi!" Titah dekan.

"Baik Pak, saya permisi," ucap Kenzo, lalu ia pun keluar dari ruangan tersebut.

*****

Saat Kenzo memasuki kelas yang dimaksud oleh dekan sesuai dengan materi kuliahnya pada hari ini, tiga orang pria yang merupakan anggota dari geng motor Warrior yaitu Satria dan dua sahabatnya Joe dan Endru sangat terkejut melihat kehadiran Kenzo. Mereka tidak menyangka jika musuh bebuyutan mereka saat ini bisa berada di dalam kelas yang sama.

"Kau? Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Satria yang langsung saja menghampiri Kenzo bersama dua sahabatnya itu.

"Memangnya kenapa? Apakah kampus ini milik nenek moyangmu?" Tanya Kenzo.

"Kurang ajar," umpat Satria yang saat itu hendak memukul Kenzo. Akan tetapi di saat itu pun dosen telah tiba, sehingga ia mengurungkan niatnya.

"Ada apa ini? Duduk!" Titah Dosen. Anak baru perkenalkan diri kamu dulu."

Dosen tersebut memang sudah mendapatkan informasi jika hari ini akan ada anak baru, yang pertama kali akan masuk ke dalam kelasnya.

Segera saja Kenzo berdiri di depan para mahasiswa dan mahasiswi tersebut untuk memperkenalkan dirinya. Para wanita tampak bersorak bergembira melihat kehadiran pria tampan yang sangat memikat para wanita tersebut, bahkan di antara mereka ada yang sudah bertemu dengan Kenzo sebelumnya saat di luar tadi. Tetapi tidak dengan para pria yang terlihat tidak suka dengan kehadiran Kenzo, terlebih lagi Satria, mengingat hubungan yang tidak pernah baik dengan pria tersebut.

"Sepertinya kau sudah mempunyai saingan di kelas ini. Lihat saja para wanita sepertinya sudah berpaling darimu," kata Endru.

"Ya sepertinya sainganmu semakin berat untuk mendapatkan Diandra. Aku yakin pasti Diandra juga ikut naksir dengan Kenzo," sambung Joe pula yang membuat emosi Satria pun terpancing.

"Itu tidak akan mungkin, bukankah sudah aku katakan Diandra tidak menyukai apapun yang berbau geng motor," kata Satria dengan kesal.

Bersambung …

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!