Pindah Kampus

"Kenapa bisa ada surat ini dari kampus Pi? Memangnya aku salah apa sampai aku dikeluarkan dari kampus?" Tanya Kenzo.

"Kamu masih berani bertanya? Seharusnya Papi yang bertanya dengan kamu Ken, kenapa bisa bisa ada surat dari kampus? Pihak kampus mengeluarkan kamu karena kamu terlibat tawuran. Kamu tawuran lagi? Sudah Papi katakan jangan pernah ikut-ikutan geng motor yang tidak benar. Bukankah kemaren kamu sudah keluar, atau sekarang kamu kembali lagi dengan geng motor itu?" Tanya Bram yang menatap tajam

"Ya memang aku ikut geng motor lagi. Memangnya kenapa? Karena hanya bergabung dengan geng motor aku bisa merasakan bahagia, aku bisa merasakan punya keluarga. Di sana aku punya teman-teman yang peduli denganku, tidak seperti di rumah ini. Papi sama sekali tidak pernah peduli denganku, Papi hanya tahunya marah, marah dan marah tanpa mendengarkan dulu penjelasanku," ucap Kenzo yang meluapkan seluruh keluh kesahnya selama ini.

Lalu ia melangkahkan kakinya hendak pergi meninggalkan Bram.

"Tunggu!" Teriak Bram sembari mengejar anaknya, hingga Kenzo pun memberhentikan langkah kakinya itu.

"Ada apa lagi Pi?" Tanya Kenzo.

"Apa kamu pikir setelah kamu dikeluarkan dari kampus, Papi akan diam saja? Papi tetap ingin kamu melanjutkan kuliah di jurusan bisnis sampai selesai. Karena kamu yang nantinya akan meneruskan bisnis Papi," Kata Bram.

"Sudah aku katakan aku tidak mau Pi, aku tidak mau melanjutkan bisnis Papi karena itu bukan keinginan aku. Bahkan aku kuliah mengambil jurusan bisnis juga karena Papi," ucap Kenzo

"Lantas apa keinginan kamu? Membuat rusuh di jalanan dengan geng motor kamu itu, tawuran atau membuat masalah lainnya dan membuat Papi malu. Iya Ken?" Tanya Bram yang begitu emosi.

"Jadi Papi maunya apa sekarang?" Tanya Kenzo.

"Kamu harus pindah kampus, kebetulan kampus itu adalah milik teman Papi. Papi akan urus semuanya dan besok kamu harus berkuliah di sana. Meskipun kamu harus mengulanginya lagi di semester akhir, tetapi Papi harap kali ini kamu harus lulus. Jangan terus membuat masalah sampai kamu harus mengulanginya terus-menerus," kata Bram.

"Terserah Papi saja," kata Kenzo lalu melanjutkan langkah kakinya itu, ia memilih pergi dan enggan untuk melanjutkan perdebatan dengan sang ayah.

Lalu Kenzo menaiki motornya dan pergi meninggalkan rumah.

Karena anggota dari Geng Motor Eagle adalah mahasiswa dan bekerja, tentunya jika saat ini ia ke markas, tidak ada orang di sana karena sibuk dengan aktivitas pagi mereka masing-masing. Sehingga Kenzo pun memutuskan untuk pergi ke sebuah danau yang biasa ia datangi untuk menenangkan diri.

*****

"Dek, kamu lagi apa?" Tanya Satria.

Satria Hermawan adalah kakak laki-laki Sasa Hermawan dan juga ikut bergabung di salah geng motor yang bernama Geng Motor Warrior, bahkan Satria lah ketua dari geng motor tersebut. Ia menghampiri adiknya yang di saat itu sedang berada di kamar dan tampak sibuk dengan tugas kuliahnya.

"Memangnya Kakak nggak lihat ya aku ini lagi buat tugas. Aku lagi sibuk, lebih baik Kakak keluar deh dari kamar aku. Masuk ke sini juga nggak pakai ketuk pintu dulu, kamar ini 'kan privasi," kata Sasa ketus.

"Ya ampun jutek banget sih kamu sama Kakak sendiri. Lagipula Kakak ke sini karena mau kasih kamu ini," kata Satria yang menyodorkan 2 batang coklat di hadapan Sasa.

Karena ia tahu betul jika adiknya itu sangat menyukai coklat, sehingga wajah Sasa yang tadinya tampak jutek kini berubah menjadi senyum sumringah.

"Uh … Kak Satria baik banget sih, tahu aja kalau adiknya lagi bad mood dan yang bisa mengembalikan mood itu lagi hanya coklat ini," ucap Sasa langsung menyambar coklat dari tangan kakaknya itu.

"Tadi aja ngomel-ngomel, sekarang senangnya minta ampun," cibir Satria.

"Apaan sih Kak, namanya juga cewek. Tapi tiba-tiba Kakak kasih aku coklat ada apa nih? Aku yakin pasti ada sesuatu 'kan?" Tanya Sasa.

"Tahu aja kamu. Kakak mau tanya, bagaimana kabar sahabat kamu, Diandra? Kok dia udah lama nggak main ke sini?" Tanya Satria.

"Mau apa coba Kakak tanya-tanya Diandra? Kakak naksir ya sama Diandra? Menurut aku jangan deh Kak, lebih Kakak mundur dari sekarang, sebelum kakak kecewa," kata Sasa mengingatkan.

"Loh memangnya kenapa?" Tanya Satria, padahal ia belum mengatakan apapun tetapi adiknya itu sudah membuatnya menjadi patah semangat terlebih dulu.

"Karena Diandra bilang dia udah nggak mau kenal sama apapun yang berbau dengan geng motor. Kakak tahu sendiri 'kan adiknya meninggal itu karena dikeroyok oleh geng motor, itu yang membuat Diandra menjadi membenci geng motor Kak, apalagi sampai dia berhubungan sama cowok geng motor. Maupun itu Kakak, sama aja bagi Diandra Kak," terang Sasa.

"Jadi Diandra juga nggak mau lagi kenal sama aku? Tapi 'kan nggak semua anak geng motor itu buruk," ucap Satria.

"Ya nggak tahu deh," ucap Sasa.

"Tolong bilangin ke Diandra ya aku itu nggak sama dengan mereka, aku nggak seburuk mereka kok," pinta Satria.

"Bilang aja sendiri. Sana gih keluar! Aku masih banyak tugas nih," usir Sasa.

Hingga Satria pun keluar dari kamar adiknya itu.

*****

"Makasih ya Papa sayang sudah antar aku pergi ke kampus. Papa hati-hati ya," ucap Diandra.

Karena hari ini Danu sedang tidak terburu-buru pergi ke kantor, sehingga ia pun menyempatkan diri untuk mengantar anak semata wayangnya itu terlebih dulu.

"Iya Sayang, kamu belajar yang benar ya," ucap Danu pula.

"Oke Pa," jawab Diandra, lalu menyalami sang ayah.

Setelah itu, Danu pun langsung saja pergi meninggalkan kampus sang anak dan menuju ke perusahaan tempatnya bekerja.

Saat baru saja melangkahkan kakinya memasuki kampus, Diandra dikejutkan dengan para wanita yang berkerumun serta menjerit begitu antusias, seperti bertemu dengan sang idola. Sehingga membuatnya pun merasa kebingungan dan mencari keberadaan Sasa.

"Diandra!" Panggil Sasa sembari melambaikan tangan kepada sahabatnya.

Segera saja Diandra mendekati sahabatnya itu yang berada tidak jauh dari kerumunan orang.

"Sa, ini ada apaan sih, kok heboh banget?" Tanya Diandra.

Ada cowok pindahan dari kampus A, tapi sayangnya senior kita deh. Orangnya itu cakep banget, dia juga pakai motor sport. Pokoknya keren banget deh. Ayo kamu lihat, aku yakin pasti kamu juga akan tertarik," kata Sasa.

"Motor sport lagi? Mau secakep apapun aku nggak akan tertarik Sa," kata Diandra yang terus saja melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Tunggu Di! Nggak semua cowok yang pakai motor sport itu adalah geng motor," teriak Sasa, akan tetapi sama sekali tidak digubris oleh sahabatnya itu.

Dengan langkah kaki panjang, Sasa mengejar Diandra lalu menarik tangan Diandra dan membawanya menuju ke tempat dimana anak baru itu berada.

"Sasa, apa-apaan sih. Lepasin tangan aku. Aku nggak mau ke sana," tolak Diandra.

"Sudahlah Di, pokoknya kamu harus ikut aku sekarang," kata Sasa hingga Sasa pun sukses membawa Diandra melewati kerumunan orang dan kini mereka berdua sudah berada tepat di depan pria tersebut.

Diandra dan pria itu saling bertatapan dan merasa saling terkejut.

"Kamu?"

"Kau?"

Ucap Diandra dan pria tersebut secara hampir bersamaan.

Bersambung …

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!