Gaun pernikahan

Keesokan harinya Fey pergi ke butik untuk membeli sebuah gaun pernikahan.

'Kenapa ya pria itu menyuruhku membeli gaun pernikahan? Apa dia nanti sore akan menikah? Tapi aku kan cuman pembantunya, kenapa dia harus repot² membelikan ku gaun?. Wah Senangnya... Belum apa² saja aku sudah di undang ke acara pernikahannya, memang pria baik'.

Begitulah kira² jalan pikiran si udik yang bernama Fey. Sebenarnya author mau kasih tau kalo dia itu salah tangkap tentang perkataan Dev kemarin. Tapi author yang imut ini tak bisa berbuat apa².. 😅

Fey masuk ke dalam butik tersebut, ia di layani oleh salah seorang staf yang ada di sana.

"silahkan masuk mbak, Ada yang bisa saya bantu? " sambutnya ramah.

" Anu... Saya mau beli gaun yang bagus" Jawab Fey canggung.

"Mari saya perlihatkan gaun yang bagus untuk anda" Kata pelayan tersebut sembari murah senyum. Ia merekomendasikan beberapa gaun indah untuk Fey. Fey pun dengan malu² mencobanya.

"calon suaminya nggak ikut datang, mbak? " tanya pegawai tersebut.

" ha? calon suami?... Saya tidak punya calon suami" ucap Fey sambil tertawa canggung.

'tidak punya calonnya kok beli gaun nikah? buat apa? ' pelayan itu cuman dapat membatin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalau saya boleh tau harga gaun ini berapa? " Tanya Fey canggung.

"Cuma 100 juta saja".

" Hah? Seratus juta? " Ulang Fey terkejut.

'Astaga mahal sekali. Aku harus hati² saat melepas gaun ini, kalau sampai rusak matilah aku, aku tidak akan mampu membayarnya' Jiwa miskin Fey meronta².

"Apa ada yang lebih murah? " Tanya Fey kemudian.

Pelayan itu tertegun sesaat.

"Maksudku yang biasa saja, tidak perlu mewah²" Lanjut Fey menjelaskan.

"Baik mbak, mari saya tunjukkan. Yang ini mungkin cocok untuk anda, warnanya juga pas untuk kulit anda yang putih".

" Benarkah? Berapa harganya? ".

" Cuma lima juta saja".

'Astaga... Cuma lima juta saja? Cuma??... Bahkan aku harus bekerja sampai 3 bulan agar mendapatkan uang segitu'.

"Baik saya ambil yang ini saja".

Setelah dari butik, Fey langsung kembali ke rumah. Setelah memarkirkan sepedanya di depan rumah halaman rumahnya, tiba² ia di hampiri bapak² teman kerja sang ayah sekaligus tetangganya.

" Fey, ayahmu......" Ucap bapak itu terengah-engah karena habis berlari.

"Ayah kenapa pak? ".

" Ayahmu masuk rumah sakit".

"Apa?! kok bisa? " Kata Fey terkejut.

"Saat di kontruksi tadi ayahmu tertimpa balok, sekarang dia sudah di bawa ke rumah sakit terdekat" Jelas sang bapak.

Fey buru² memberi tau ibunya dan menyusul ayahnya ke rumah sakit. Kata sang dokter ayahnya harus segera melakukan operasi bedah otak untuk melakukan dekompresi otak yang mengalami pendarahan.

'Ya Tuhan... Dari mana aku bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi ayah'.

Fey begitu sedih, ia duduk sendirian di lorong rumah sakit sambil menangis tersedu².

Memikirkan tagihan rumah sakit membuat kepalanya terasa ingin pecah.

Tak terasa hari telah menjelang sore, mengingat ia harus pergi ke gereja, Fey pun memutuskan untuk segera pulang, meninggalkan ayahnya di ruang ICU sendirian tanpa ada pihak keluarga yang menemani.

Sonia yang sempat datang memutuskan untuk pulang duluan, sedangkan Laura pergi entah kemana bersama teman²nya sejak dari tadi pagi.

__________

Sesampainya di rumah ia melihat ibunya sedang berbincang dengan Geri, seorang rentenir di kampungnya yang sudah berusia 35 tahun.

"Enak saja mau pinjam uang lagi, hutangmu yang kemarin saja belum kau lunasi! " Ujar Geri.

"Tolonglah tuan, ini demi membayar biaya rumah sakit suami saya. saya janji saya pasti akan membayarnya" Kata Sonia sembari mengetupkan kedua telapak tangannya untuk memohon.

"Mau kau bayar pake apa? Daun? Cih...! " Ucap Geri mencela.

"Saya butuh uang tuan... tolong kasihanilah saya" ujar Sonia sambil memelas.

" Aku akan meminjami mu uang asal kau menyetujui Fey menikah denganku" Lanjutnya.

Sonia tercengang "bukankah anda sudah punya dua istri? ".

" Itu bukan urusanmu. Pokoknya aku ingin menikahi Fey".

"Baik tuan, sa-saya setuju" Lontar Sonia tanpa berpikir panjang. Ia tak peduli dengan perasaan Fey, yang ia pikirkan sekarang hanyalah uang.

"Besok aku akan kesini melamarnya, dan ini uang tiga puluh juta, ambillah" Geri menyerahkan sebuah amplop coklat yang berisikan uang sesuai keinginan Sonia.

Fey pun datang menghampiri "Ada apa ini bu? Itu apa? Ibu hutang uang lagi? " Tanya Fey ketika melihat ibunya tampak sumringah memegang sebuah amplop.

"Hey cantik, tunggu abang melamar mu besok. C'k... " Kata Geri menggoda sembari menyentuh dagu Fey secara singkat. Fey dengan kasar menepis tangannya ' menjijikkan'.

Geri pun kemudian pergi dari sana sembari tertawa senang.

"Melamar? Apa maksudnya bu? Tolong jelaskan".

" Ibu berhutang lagi dengannya, sebagai gantinya dia ingin menikahi mu. Jadi kau harus bersiap² karena besok dia akan datang melamar mu" Ucapnya dengan enteng.

"Apa? Di lamar?!...Ibu setuju? ".

" ya mau gimana lagi, dia pengen istri dan kita butuh uang".

"Fey tidak mau bu. Fey tidak mau menikah dengan orang itu. Dia sudah tua, dia sudah punya dua istri" Tolak Fey keras.

" Ayahmu masuk rumah sakit, jika ibu tidak meminjam uang dengannya lalu bagaimana cara kita membayar biaya rumah sakit itu. Memang kau bisa membayarnya? Tidak kan!.. Apa kau ingin ayahmu mati? ".

Fey menangis "Pokoknya Fey tidak mau! Jangan paksa aku bu!! ".

" Plakk! " Sonia pun dengan keras menampar pipi Fey.

"Kau kami rawat sejak kecil, aku memberimu makan dan tempat tinggal. Sudah seharusnya kau balas budi".

" Apa susahnya menikah dengan pria itu, walaupun dia tua, tapi dia kaya raya, hidupmu akan terjamin"

" Aku ini juga putrimu,bu. kenapa aku di perlakukan berbeda??. Ibu selalu pilih kasih. Sejak kecil ibu lebih menyayangi Laura, ibu seperti tidak pernah menganggap ku. Aku diam saja saat ibu lebih memilih membiayai kuliah Laura, aku berusaha mencari uang sendiri agar bisa kuliah juga. Aku juga punya hati, aku juga punya masa depan... Aku ingin menikah dengan orang yang ku cintai hiks...hiks...,Kenapa bu, kenapa? Apa yang salah denganku?! " Ucap Fey mengeluarkan semua unek²nya.

Sonia diam saja menatap mata Fey dengan dingin, seolah sorot matanya menunjukkan kebencian yang mendalam pada gadis ini.

"Cukup Fey. Jika aku tidak menyayangi mu sudah ku buang kau sejak bayi".

Terpopuler

Comments

Arandiah

Arandiah

ngik ngik 😭. polos banget dia 🤣🤣🤣

2023-06-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!