Menikahi Gadis Udik
seorang gadis berusia 18 tahun melangkahkan kakinya di sebuah bangunan megah yang sepi, tiada siapa di sana selain seorang satpam yang tengah mengantarkannya ke suatu tempat.
Gadis itu bernama Fey Anastasya, ia baru lulus SMA bulan ini. karena kondisi finansial keluarganya yang begitu buruk, ia terpaksa harus mencari uang sendiri untuk membantu membiayai perekonomian keluarganya.
Tak di duga, tadi pagi ketika ia sedang berjalan², tak sengaja ia menemukan sebuah koran yang memberitahukan bahwa ada lowongan kerja sebagai pembantu di salah satu unit rumah jalan mawar nomor 9 blok A.
Karena tak ingin menyia² kan kesempatan, bergegas ia mendatangi kediaman rumah tersebut, namun setelah sampai di lokasi ia merasa heran sebab tempat itu begitu sepi, seolah hanya dia sendiri yang melamar, tak ada seorangpun selain si satpam yang kali ini tengah membukakan sebuah pintu besar untuknya.
ketika pintu terbuka lebar, Fey tercengang mendapati ada siluet seorang pria jangkung yang tengah berdiri menghadap ke jendela.
"Silahkan masuk nona" Ucap si satpam dengan ramah mempersilahkan gadis itu untuk segera masuk ke dalam, seolah pria misterius itu telah menunggunya sejak tadi.
Ragu-ragu Fey melangkah maju, saat si satpam kembali menutup pintunya dan meninggalkannya sendirian bersama pria tersebut, seketika saja hawa di ruangan itu berubah drastis. Fey merasakan kedinginan sampai bulu kudunya berdiri.
"Kau ingin uang berapa? " Tanya seorang pria angkuh dengan tubuh yang tetap berdiri membelakangi lawan bicaranya.
Fey tertegun, suara itu mengejutkannya, di tambah lagi dinding ruangan tersebut memantulkan suara hingga membuatnya bergema.
'Dia sedang menanyakan upah gaji ku kah? ... Baru datang langsung di tanyain gaji, apa begini cara orang kaya mencari asisten rumah tangga? '.
Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, Fey malah membatin sambil terus mengamati punggung bidang milik pria tersebut.
"kau tuli ya? " Tukas sang pria karena Fey tak kunjung menjawab.
Namanya Dev harington, pengusaha muda kaya raya berusia 28 tahun. Meski ia selalu menutupi wajahnya dengan masker tapi ia selalu menjadi pusat perhatian para wanita. Di dunia ini tidak ada yang tidak bisa ia miliki, seluruh orang menghormatinya bahkan tidak ada seorangpun yang berani menyinggungnya sama sekali.
Dengan grogi Fey menjawab "Terserah anda saja tuan, berapapun uang yang anda berikan,saya akan menerimanya dengan senang hati".
" 500 juta" Ucap sang pria dengan nada datar.
Fey ternganga mendengar tawaran tersebut 'Astaga... Apa aku tidak salah dengar? cuma jadi pembantu di tawari gaji 500 juta? dia bercanda ya? '.
Fey mengira pria itu hanya mengetesnya saja, dan menganggapnya candaan belaka.
" I-itu terlalu banyak tuan".
"Jadi berapa maumu? " Lagi² dia bertanya.
Fey merasa enggan menyebutkan nominal gaji yang ingin ia Terima, ia takut bila gaji yang ia inginkan terlalu memberatkan sang majikan, lantas ia menjawab "2 juta saja sudah cukup".
" Apa? dua juta? " Dev mengernyitkan alis.
"Kau yakin? " Dev kembali memastikan jikalau Fey ingin berubah pikiran.
"Iya, saya yakin" jawab Fey bersemangat sambil mencengkram ujung bajunya, ia berharap bahwa kali ini ia akan di Terima kerja agar keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bisa terwujud.
'Murah sekali harga diri wanita ini, cuma 2 juta? tukang kebun di rumahku saja gajinya tiga kali lipat dari itu. Hahaha.... Dari mana Will memungut wanita ini?'.
Karena penasaran, ia pun akhirnya membalikkan badan melihat rupa gadis tersebut.
'Cih... Jelek sekali. Apa²an ini, selera Will benar² buruk. Bagaimana bisa dia mencarikan ku wanita yang modelannya begini? , merusak mataku saja'.
Batin Dev mencemooh.
Sorot mata Dev terus mengamati lekuk tubuh gadis yang berada di depannya. Gadis itu nampak sedang tersenyum bodoh kepadanya, sama sekali tidak menarik sedikitpun. Dia memakai pakaian lusuh bak gembel sambil membawa tas selempang di pundaknya. Wajahnya nampak biasa saja tanpa polesan make up sedikitpun. Terlebih lagi potongan rambutnya yang pendek seperti dora membuatnya terkesan seperti anak TK.
"Kau yakin 2 juta saja cukup? kalau kau mau, aku bisa memberimu lebih" Kata Dev sembari mengangkat salah satu alisnya ke atas.
Dev tiba² berjalan mendekat, membuat Fey ketakutan dan refleks mundur ke belakang. Meski pria itu menutup mulutnya dengan masker, namun Fey tetap merasa takut dengan tatapan mata pria itu seolah sedang mendominasi. Ternyata dia hanya ingin duduk di kursi keagungannya, di lihat dari caranya duduk, Fey sudah dapat menebak bahwa dia adalah pria arogan.
"Apa yang bisa kau lakukan? Kelebihan apa yang kau punya hingga aku harus memilihmu? " Di balik masker yang menutupi hidung dan mulutnya, Dev tersenyum sinis.
"Sa-saya bisa melakukan apapun tuan, saya akan mematuhi semua perintah anda. Sa-saya yakin dapat menyenangkan anda dan tidak akan membuat anda kecewa" tak terasa telapak tangan Fey bercucuran keringat hingga membuatnya terbata² menjawab pertanyaan tersebut.
'Menarik' Batin Dev menyeringai.
"Benarkah? Kau yakin? ".
" Sangat yakin tuan" dengan wajah tersenyum Fey menjawab tanpa keraguan.
"Aku harap kau tidak akan menyesali keputusanmu".
'ngapain aku nyesel? kan aku bakal dapet gaji. toh kerjaku cuma beres² rumah doang dan melayanimu makan' pikir Fey yang polos.
"Baiklah, tanda tangan di sini jika kau setuju dengan persyaratannya" Dev menyodorkan secarik kertas kosong dan sebuah pena kepada Fey.
"Ini untuk apa tuan? " Fey mengambil kertas itu dengan bingung.
" Ini sebagai bukti kalau kau setuju dengan perjanjiannya".
"Perjanjian? Perjanjian apa? " Tanya Fey tidak paham.
'Bukankah cuma jadi pembantu, kenapa harus ada perjanjian segala? Aneh'.
"Apa sebelumnya sekretaris will belum menjelaskannya padamu? ".
'Sekretaris will? Siapa dia?. Ah sudahlah, yang penting aku sudah dapat pekerjaan'.
" Ah iya saya akan tanda tangan".
Fey tanpa bertanya lagi langsung tanda tangan di atas materai. Ia tak ingin menyia²kan kesempatan ini, terlebih lagi mencari pekerjaan di jaman sekarang sangatlah susah.
Setelah itu ia pun menyerahkan kertas itu kepada Dev kembali.
Dev tersenyum puas "Besok sore datanglah ke gereja".
Ia mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya lalu menyerahkan kartu kredit tanpa batas kepada Fey " Belilah gaun pernikahan untuk kau pakai besok. Pin nya 762***".
"Gaun pernikahan untuk saya pakai besok? Maksud anda tuan? Saya tidak paham".
" Jangan banyak tanya, aku tidak punya banyak waktu. Aku sangat sibuk" Dev melempar kartu itu ke atas meja, lantas beranjak dari tempat duduknya, ia berniat untuk meninggalkan villa sekarang karena harus kembali ke kantor.
Tangan Fey mengambil kartu kredit tersebut.
"Iya, baik tuan. Besok saya akan datang ke gereja" Kata Fey sambil sedikit berlari mengikuti langkah kaki pria jangkung tersebut.
Sesampainya di halaman villa, sebuah mobil mewah berwarna hitam datang menghampirinya. Sang sopir pun membukakan pintu mobil untuk Dev, pria itu pun masuk kedalam.
"Apa mau ku antar? " Kata Dev menawari.
"Ti-tidak tuan, terimakasih. Saya bawa sepeda sendiri kok. Itu sepeda saya" Jawab Fey sembari menunjuk ke arah sepeda buluk yang terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri.
'Cih.. Buluk sekali sepedanya. Sepeda dan pemiliknya sama² tidak enak di pandang. Hahaha.... Bagaimana bisa wanita sejelek ini kelak akan menjadi istriku?'.
Dengan tatapan dingin Dev menutup kaca mobilnya, meninggalkan Fey sendirian di sana.
'Kenapa ya pria tadi terus²an memakai masker? apa hidungnya nggak pengap? Aku jadi penasaran bagaimana wajahnya'.
Fey mengambil sepedanya, sebelum mengayuh pedal, ia sempat menengok ke belakang 'Villa ini besar sekali, pria tadi pasti kaya raya. Andai saja rumahku sebesar ini, keluargaku pasti tidak akan di rendahkan oleh orang lain'.
Setelah membatin kemudian Fey berlalu pergi, tak lupa ia pun tersenyum ramah ketika berpapasan dengan satpam yang menjaga bangunan mewah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Hatake_Kakashi
ngakak 😆. Astaga aku bayangin nya ini Kakashi karena pake masker sejak kecil 😍
2023-06-23
0