TIGA

Sudah dua hari sejak kejadian bos nya mengultimatum Yuma. Sejak hari itu pula, dia gelisah. Kadang jika Della mengajaknya jalan-jalan atau sekedar belanja di luar, dia enggan untuk ikut. Pikirannya suntuk, dia sedang berpikir keras bagaimana supaya lekas dapat uang.

"Nanti rencananya aku mau nelpon kontak orang kaya yang kau kasi ke aku, siapa tahu dia mau menerima aku jadi pengasuh orangtuanya." Kata Yuma kepada Della.

"Telponlah beliau, namanya Mr Gerry Louise. rejeki kan gak ada yang tahu." Balas Della.

Setelah tekadnya bulat, Yuma menelpon nomor tadi.

Y : Hallo...

G : Hallo, saya bicara dengan siapa?

Y: Em... Maaf tuan, saya Yumaira, saya dapat nomor tuan dari teman saya Della, yang waktu itu sempat mengembalikan dompet tuan yang jatuh.

G :Oh... Iyaa, saya ingat. Ada apa?

Y: Teman saya bilang, tuan butuh pengasuh untuk orangtua tuan. Saya berminat tuan.

G: Anda sudah pengalaman belum? Sebab mama saya ini sudah tidak bisa jalan. Jadi semua kebutuhannya memang anda yang akan layani. Termasuk mandi dan buang airnya.

Y: Saya pernah dulu mengurus nenek mamak saya di kampung sebelum meninggal, beliau sakit juga. Saya harap itu bisa jadi pertimbangan.

G: Oh, baiklah. Soal gaji?

Y : Saya ikut arahan tuan saja dulu.

G: Saya gaji kamu 9 juta. Kamu mau?

Y : Siap tuan. Saya mau.

G: Besok kamu ke sini. Biar saya kirim alamat

Y: Baik tuan.

Deg...

Jantung Yuma berdebar kencang, jujur saja dia kaget mendengar penawaran barusan yang dia dengar dari tuan tersebut. Gajinya ternyata lumayan. Dengan senyum yang merekah dan semangat yang tinggi, Yuma berniat besok akan langsung kesana, ke alamat yang sudah di kirim oleh calon majikannya itu kepadanya.

"Della, aku besok ke sana, lumayan gajinya. Mau ikut?" Kata Yuma kepada Della selepas pulang kerja.

"Gak deh Yum, besok aku ada janji, semangat yaa...!" Kata Della kemudian sambil ikut senang karena temannya itu bersemangat.

☆☆☆☆

Yuma hari ini ijin tidak masuk, setelah mendengar ocehan bos nya selama sejam lebih karena dia mendadak meninta ijin tidak bisa kerja, akhirnya telpon di matikan juga oleh bosnya itu. Tapi Yuma sudah tidak mau tahu dan tidak mau ambil pusing lagi. Niatnya cuma satu, lekas berhenti dari restoran itu dan memulai pekerjaan barunya sebagai seorang pengasuh orang tua.

Angkot yang Yuma tumpangi sudah berhenti di depan sebuah rumah berpagar tinggi yang mewah. Bahkan tembok pagarnya penuh dengan ukir-ukiran yang indah. Dari luar, rumah bagian dalam tidak dapat di lihat sangking tingginya pagar itu dan luasnya halaman rumah.

Yuma berdiri saja di depan pagar rumah dekat dengan pos penjaga.

Seseorang keluar ketika menyadari ada yang berdiri di dekat pos penjagaan.

"Maaf anda cari siapa?" Kata sang penjaga yang menghampiri Yuma.

"Saya mau ketemu tuan Gerry Louise. Benar ini rumahnya?" Yuma balik bertanya. Sang penjaga melirik penjaga yang lain lagi dan memandangi Yuma seperti sedang menyelidiki sesuatu.

" Anda dari mana?" Tanya penjaga yang satunya lagi.

"Saya mau melamar jadi pengasuh orangtua tuan Gerry." Balas Yuma.

Kemudian tak selang berapa lama, seorang penjaga masuk lagi ke dalam pos jaganya dan menelpon ke dalam rumah. Setelah menutup telpon, dia kembali menghampiri Yuma.

"Oh.... Iya mbak, silahkan masuk." Kata penjaga itu kemudian. Yuma akhirnya di giring masuk ke dalam setelah pintu pagar di buka sedikit.

Mata Yuma terbelalak, sunggu kaya raya! Yuma sampai berkali-kali menggosok kedua matanya seolah tak yakin dengana apa yang dia lihat di depan matanya itu. Rumah itu tampak sangat mewah, air mancur besar sangat indah terletak di sentral halaman rumah dengan banyak ikan hias warna-warni. Bahkan lampu-lampu tamannya pun terbuat daru besi ukiran yang sangat mewah. Tidak ada rerumputan yang tinggi atau bergelombang, semua rata, terurus dengan baik dan hijau.

Yuma bahkan merasa capek juga berjalan di halaman yang luas itu, padahal dia baru saja berjalan sebentar mengikuti arahan sang penjaga. Sesampainya di gedung rumah, masih lagi dia di bawa berputar-putar sangking besarnya rumah itu.

Setelah memasuki beberapa pintu dan melewati beberapa jendela, akhirnya Yuma dan penjaga sudah sampai di sebuah pintu.

"Ini ruang kerja tuan Gerry. Silahkan masuk, mbak sudah di tunggu." Ucap sang penjaga, Yuma mengangguk lalu masuk ke dalam setelah pintu di buka.

Seorang pria berdiri sambil menghadap ke belakang dan sibuk memberi makan ikan di akuarium yang sangat besar. Pria itu kemudian menyadari keberadaan Yuma di tempat itu lalu menoleh ke depan.

"Ah.... Selamat datang, silahkan duduk." Kata pria itu begitu melihat Yuma di depannya. Yuma segan juga untuk memulai perbincangan lebih lanjut sampai akhirnya keheningan pecah juga oleh suara pria yang di sebut sebagai tuan Gerry itu.

"Berapa usiamu?" Tanya pria itu sambil melirik Yuma dengan kedua matanya yang indah.

"Dua puluh lima tahun, pak." Jawab Yuma dengan pandangan menunduk, enggan untuk menatap mata lawan bicaranya.

Sang tuan mengitari sofa panjang tempat Yuma duduk, mungkin sedang menyelidikinya atau menimbang-nimbang penampilannya apakah menyakinkan atau tidak untuk dia rekrut kerja.

"Anda yakin untuk kerja di sini mengurus mama ku?" Tanya tuan Gerry belum puas dengan kesungguhan niat Yuma.

"Yakin pak, kebetulan tempat kerja saya yang lama kurang cocok dengan saya." Jawab Yuma lebih menggebu.

"Kurang cocok? Hmmm? Jadi kalau ternyata di sini nantinya Anda kurang cocok dengan kerjaannya, bagaimana?" Tanya pria itu.

"Saya yakin, pak, saya pasti cocok." Jawab Yuma optimis, dalam hatinya uang yang di tawarkan sangatlah menggiurkan, kalau pun ternyata kerjaannya tidak enak, dia rela menahan hati demi uang segitu pikirnya.

"Oke, oke baiklah. Besok kamu sudah bisa langsung kerja. Ayo saya antar ke kamar mamaku."Kata tuan Gerry dan mendahului melangkah di depan Yuma.

Yuma mengikuti langkah kaki majikannya itu sambil sesekali curi pandang ke sekeliling rumah yang luar biasa mewahnya. Hampir setiap sudut nampak berkilau sangking bersihnya. Nuansa eropa sangat kental di setiap sisi dalam rumah. Yuma takjub, dia baru kali itu masuk ke dalam rumah seorang milyarder.

Mereka berdua tiba di sebuah kamar yang berpintu sangat besar. Begitu pintu di buka, nampaklah seorang wanita tua yang hanya terduduk saja bersandarkan bantal di tempat tidurnya yang mewah.

"Kau datang, nak?" Wanita itu menyambut kedatangan putera satu-satunya itu dengan senyum tipis.

"Iya mama, ini adalah pengasuh mama yang baru. Namanya Yumaira. Besok sudah bekerja." Kata Gerry yang langsung mendekati pinggir tempat tidur dan meraih jemari mamanya itu.

"Cantik sekali kamu. Semoga kamu kuat menjagaku." Kata mama Gerry sambil memandangi Yuma dengan lembut.

"Iya, nyonya." Jawab Yuma.

"Jangan panggil aku nyonya, panggil saja ibu." Kata wanita yang masih sangat cantik itu.

"Iya, ibu." Ucap Yuma pelan.

Terpopuler

Comments

😺 Aning 😾

😺 Aning 😾

ini pasti jebakan betment

2023-06-07

1

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

semoga mama Gerry sayang sama yuna

2023-05-26

1

Tanata✨

Tanata✨

Aku mampir lagi, semangat kakak👍
aku next baca lagi kapan-kapan.

2023-05-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!