Pengaruh alkohol serta pil setan yang sudah ia tenggak, membuat Sean menjadi tidak karuan. Otaknya sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Hingga sesuatu yang menjijikan terlintas di pikirannya tatkala melihat seorang wanita muda tengah berjalan ke arahnya.
"Kemarilah, Sayang! Datanglah padaku," gumam Sean yang sudah berada di bawah pengaruh minuman memabukkan itu. Ia menyeringai licik sambil memperhatikan Sri yang tidak sengaja bertemu dengannya.
Sri sama sekali tidak memiliki firasat buruk terhadap Sean sebab ia yakin bahwa Sean adalah lelaki yang baik, yang tidak akan melakukan perbuatan jahat kepada dirinya.
Sri melemparkan senyuman ketika berpapasan dengan Sean. Sementara lelaki itu sudah mempersiapkan dirinya untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terbayangkan oleh Sri sebelumnya.
"Hei!" panggil Sean ketika Sri melewatinya.
"Saya, Tuan?" tanya Sri dengan sedikit gugup. Teringat ia pernah punya sedikit masalah kepada lelaki itu.
"Ya, Sayang. Kamu," jawab Sean sembari mendekat.
Sean yang sudah dikuasai oleh nap*su setan, tiba-tiba menangkap tubuh mungil Sri. Sri tentu saja tidak tinggal diam. Wanita muda itu mencoba berontak. Namun, sayangnya kekuatan wanita itu tidak sebanding dengan kekuatan Sean.
"Tuan, lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan padaku? Lepas!" pekik Sri dengan setengah berteriak.
Takut suara teriakan Sri kedengaran oleh penghuni lain di rumah mewah itu, Sean pun segera membekap mulutnya dengan tangan.
"Diam! Sebaiknya kamu ikut aku, Sayang!" bisiknya sambil menyeringai.
"Ehmmm!" Sri masih mencoba berteriak minta tolong. Namun, sekuat apa pun ia berteriak, suaranya tetap tidak terdengar.
Sean yang sudah gelap mata, menyeret tubuh mungil Sri masuk ke dalam kamar tamu yang sebelumnya ia tempati. Sri sempat menahan pergerakan Sean dengan memegang gagang pintu. Namun, dengan beringas Sean memukul tangan Sri hingga gadis itu meringis kesakitan.
"Jangan macam-macam padaku, Sayang. Sebaiknya kamu temani aku malam ini," bisiknya lagi, di samping telinga Sri.
Sean berhasil memasukkan tubuh mungil Sri ke dalam kamar lalu melemparkannya ke atas tempat tidur. Sementara Sri masih tergeletak di atas tempat tidur sambil meringis kesakitan, Sean berlari menghampiri pintu kamar dan menguncinya.
"Sekarang kamu sudah tidak bisa ke mana-mana lagi, Sayang." Sean menyeringai lalu berjalan menghampiri tempat tidur.
Sri yang ketakutan segera beranjak dari tempat tidur dan mencoba menjaga jarak dari lelaki bertubuh besar itu.
"Jangan mendekat, Tuan Sean. Atau aku akan berteriak sekencang mungkin biar semua orang mendengarmu," ancam Sri dengan wajah memucat menatap Sean.
Bukannya takut, Sean malah tergelak. "Berteriaklah, Sayang. Apa kamu pikir orang-orang akan mendengar teriakanmu dari dalam kamar ini? Kamu salah, Sayang. Sekeras apa pun kamu mencoba berteriak, suaramu tidak akan pernah terdengar oleh siapa pun di luar sana. Kamu paham maksudku 'kan, Sayang?"
Sri makin panik. Ia tidak menyangka bahwa niatnya membantu Lea, malah membuatnya mengalami peristiwa yang menakutkan seperti sekarang ini. Di saat Sean masih mencoba mendekati Sri, Sri berlari menghampiri pintu. Ia mencoba membuka kunci tersebut tetapi tidak bisa. Ia tidak mengerti bagaimana cara membuka pintu kamar itu.
"Sialan! Bagaimana cara membuka kuncinya?" gumam Sri sambil memutar-mutar gagang pintu.
Sean tersenyum licik dan kembali menghampiri Sri. "Kenapa, Sayang? Kesulitan untuk membukanya?"
Sean menarik tubuh mungil itu lalu membawanya dengan paksa ke tempat tidur. Sri kembali berontak. Ia terus mencoba melawan walaupun ia tidak yakin bisa mengalahkan tubuh besar itu. Hingga akhirnya Sean pun kehabisan kesabarannya. Ia melemparkan tubuh mungil itu dengan sangat kasar ke atas tempat tidur.
Tubuh mungil Sri terpental dari tempat tidur super empuk itu menuju lantai kamar. Bukan hanya itu, kepala Sri membentur keras ujung nakas hingga membuat wanita muda itu tidak sadarkan diri. Tubuhnya tergolek lemah di bawah tempat tidur.
Sean yang sudah dikuasai oleh hawa nap*su, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Ia mengangkat tubuh Sri lalu meletakkannya ke atas tempat tidur. Sean menatap tubuh Sri yang tergolek di atas tempat tidur layaknya sebuah daging steak yang siap untuk dinikmati.
Dengan tergesa-gesa, Sean melepaskan pakaiannya hingga tak bersisa satu helai benang pun kemudian melemparkannya ke sembarang arah. Bukan hanya itu, ia juga melepaskan pakaian yang dikenakan oleh Sri sambil menelan salivanya dengan susah payah.
"Cepat, Sean! Cepat," gumam Sean yang sudah tidak sabar ingin mencicipi rasa tubuh mungil itu.
Setelah berhasil melepaskan seluruh pakaian yang dikenakan oleh Sri, Sean tanpa ragu mulai melakukan penyatuan antara tubuh Sri dan dirinya. Ia menghentak-hentakkan tubuhnya dengan kasar di saat si Junior kesusahan menembus benteng pertahanan milik Sri yang memang tidak pernah tersentuh itu.
Setelah beberapa menit mencoba, akhirnya Sean berhasil menyatukan tubuh mereka dengan secara paksa. Tampak darah segar mengucur keluar dari sela-sela kaki Sri. Namun, Sean tidak peduli. Ia terus melanjutkan aksi menjijikannya.
Sean menggoyangkan tubuhnya tanpa henti di atas tubuh Sri yang tidak sadarkan diri. Pengaruh pil setan itu membuat Sean begitu bergairah melakukannya. Ia membolak-balikkan badan Sri yang tidak berdaya itu dan melakukannya dengan berbagai macam gaya.
"Oh, enak sekali!" racaunya dengan mata terpejam.
Sementara itu.
"Mana Sri? Kok, belum muncul juga sampai sekarang?" gumam Lea sambil memperhatikan sekeliling.
"Maafkan saya, Nona. Saya kelamaan, soalnya perut saya sakit sekali," ucap seorang wanita dari belakang tubuh Lea.
Lea bergegas berbalik lalu menatap wanita itu. "Eh, Mbak. Sekarang bagaimana perutnya? Masih sakit? Jika ya, sebaiknya kamu beristirahat saja dan jangan lupa minta obat sama kepala pelayan," ucap Lea.
"Tidak kok, Non. Sekarang sudah tidak sakit lagi." Wanita itu tersenyum lalu meminta si kecil yang masih berada di pelukan Lea.
Perlahan Lea menyerahkan bayinya kepada wanita itu. "Mbak lihat Sri, gak? Tadi aku memintanya untuk menyusulmu ke dalam, tapi hingga sekarang ia masih belum kembali. Apa dia sudah pulang, ya?" tanya Lea dengan wajah bingung.
"Loh, saya tidak melihatnya, Non," jawab Babysitter itu.
"Oh, baiklah kalau begitu. Mungkin dia tersesat. Aku akan segera menyusulnya ke sana," ucap Lea lalu segera berlalu pergi meninggalkan bayinya bersama babysitter untuk ditidurkan.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
𝗸𝗮𝘀𝗶𝗮𝗻 𝗦𝗿𝗶....𝗱𝗶 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘀𝗲𝗱𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻.𝗦𝗲𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝗸𝗼𝘀𝗮𝗻𝘆𝗮
2023-11-11
0
Leerienna
Lea ga tau kalo Sri lagi dimangsa sama srigala jadi-jadian
2023-05-07
2
Puja Kesuma
melakukannya kau keenakan sean tp setelah sadar kau malah menyalahin sri..mmg dasar sean minta di tabok
2023-05-02
1