Bram Ketakutan

Matahari yang semakin terik, memaksa Bram membuka kedua bola matanya. Dia pun terbangun dari tidur nyenyaknya tersebut. Tangan Bram langsung meraba ke arah samping tubuhnya. Dia pun berusaha menyentuh tubuh dari Dea. Namun tidak ada Dea di samping kirinya.

Bram menoleh ke arah kiri tersebut, dia melihat ke arah tempat Dea yang sudah tidak ada di sampingnya. Bram terkejut dengan kepergian Dea yang tiba-tiba. Bram semakin panik saat dia melihat kunci kamar yang menggantung di atas pintu. Tentunya Dea sudah kabur dari dalam rumahnya.

Bram langsung melempar semua benda yang ada di dekatnya. Kini Bram dalam bahaya besar, sebab bisa saja Dea melapor banyak kekerasan yang di lakukan oleh Bram selama ini pada dirinya.

Bram memanggil bi Amira, dia ingin memastikan jika Dea benar-benar kabur. Sebab Bram begitu takut akan hal tersebut terjadi. Bram harus bisa mengkonfirmasi kaburnya Dea dari rumahnya tersebut. Hingga Bram bisa meminta balad bantuan dari para bodyguard miliknya dalam mencari keberadaan dari Dea.

Bi Amira yang baru bangun tidur, langsung menghampiri Bram. Dia yang masih terlihat buruk pasca bangun tidur, langsung di bentak dengan begitu kasarnya oleh Bram. Bram menganggap bi Amira sebagai sosok yang tidak baik, sebab dia terlihat tidak konsisten bekerja di rumahnya.

"Kamu baru bangun juga jongkos?" tanya Bram dengan nada membentak.

"I-i-iya tuan." jawab bi Amira dengan penuh ketakutan.

"Dasar pembantu bodoh. Masa kamu baru bangunan jam segini. Kemana Dea?" tanya Bram dengan begitu kerasnya.

Bi Amira yang tidak tahu keberadaan dari Dea, bingung menjawab pertanyaan dari Bram. Dia hanya terdiam saat Bram bertanya keberadaan dari Dea. Seketika satu pukulan di berikan oleh Bram pada bi Amira. Itu sebagai hukuman bagi bi Amira yang tidak bisa menjaga Dea dengan baik. Sehingga Dea bisa kabur dari rumah Bram secara diam-diam. Padahal Bram begitu berharap bi Amira bisa menjaga Dea agar tidak pergi dari rumahnya.

Bi Amira pun langsung di minta oleh Bram untuk segera mencari Dea. Jika bi Amira tidak segera menemukan Dea, tidak di izinkan masuk ke rumah Bram. Sebab Bram menganggap kepergian dari Dea adalah ulah dari bi Amira. Oleh sebab itu Bram meminta bi Amira untuk bisa menemukan Dea segera. Sebelum hukuman yang berat akan di terima oleh bi Amira jika tidak segera menemukan Dea.

Dengan terus mengusap wajahnya yang di tampar keras oleh Bram. Bi Amira berjalan mencari keberadaan dari Dea. Mungkin bi Amira akan mendatangi beberapa lokasi yang selama ini kerap di jadikan oleh Dea untuk sekedar meluruskan kakinya. Mungkin tempat-tempat itu akan menjadi tempat yang di singgahi oleh Dea. Apalagi Dea tidak memiliki banyak uang. Sehingga sudah pasti Dea tidak kabur ke tempat yang jauh.

Bram sendiri benar-benar ketakutan dengan kaburnya Dea dari rumahnya. Bisa saja Dea kembali ke rumah orangtuanya. Sebab Bram yakin, jika Dea kembali ke rumah orangtuanya. Dea mungkin saja akan melaporkan tindakan yang selama ini dia dapat dari Bram. Penyiksaan dan penghinaan yang Dea dapat dari Bram. Akan dia ceritakan semuanya pada kedua orangtuanya. Itu yang membuat Bram begitu takut akan hal itu terjadi. Bram pun berharap Dea tidak akan menceritakan itu semua pada kedua orangtuanya. Walaupun Bram yakin Dea akan menceritakan itu semua pada kedua orangtuanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!