"papa, ayo kerumah kak maura, ayo pa maura mau ketemu lagi dengannya" rengek maura pada barra yang sedang bersiap
tak marah ataupun kesal barra memberikan penjelasan pada anaknya
"sayang, kita tidak boleh terlalu dekat dengan orang asing oke! kita hanya beberapa hari disini dan juga kita tidak tahu apa niat dia menolong kita.
sekarang kita bersiap dan bawa tasnya. nanti malam kita akan pulang! besok maura sudah masuk sekolah lagi kan" ucap barra dengan penuh kelembutan
ia berjanji akan menjaga dan merawat anaknya hingga tak kekurangan kasih sayang sedikit pun
"iya pa, maafin maura ya pa" ucap bocah kecil yang membenarkan apa kata papanya
"ayo sayang, nanti tunggu dimobil saja ya, papa mau bertemu orang seram nanti maura takut" ucap barra menakuti anaknya agar tak bertemu lagi dengan maura besar
*******
"tama sudah siapkan pengacaranya?" tanya barra saat tiba dirumah maura untuk melanjutkan permasalahan yang masih belum selesai
"sudah pak, semua sudah siap!" jawab tama capat
"jadi begini bapak-bapak, sebelumnya saya infomasikan bahwa sesuai dengan kesepakatan bersama bahwa pabrik kami menerima harga hasil panen baik dari perkebunan sendiri maupun petani sekitar adalah harga yang sama.
ini saya tunjukan buktinya smua lengkap boleh dicek oleh bapak-bapak sekalian
kemudian selanjutnya tidak ada dari perusahaan saya yang akan membagun perumahan maupun villa disekitar desa ini dan menggusur lahan warga.
saya sudah telusuri itu hanya hoax dan saya harap untuk lain kali bapak-bapak tidak mudah terpengaruh oleh isu ataupun berita yang datangnya tidak jelas.
untuk kerugaian pembakaran rmah dinas dan perkebunan saya kali ini saya maafkan, namun jika ada lain kali lagi maka bukan hanya perkebunan tapi rumah warga saya pastikan akan rata dengan tanah
bapak-bapak tidak perlu khawatir pelaku penipuan yang membeli hasil panen mengatasnamakan perusahaan saya sudah ditangkap dan dipenjaran mulai tadi malam, maka kalau ada yang mau mencoba silahkan
sisanya akan diurus oleh pengacara saya! terima kasih!" barra menyelasaikan masalahnya dengan cepat dan tepat dibantu juga oleh tama sebagai asisten yang cekatan
warga yang kemarin berteriak dan hendak mencelakai barra meminta maaf dan memohon agar masih tetap akan membeli hasil panen warga
barra mengiyakan dengan syarat jika mau membantu juga dalam pengawasan perkebunan, karena perusahaan barra banyak yang ingin menyaingi dan juga tak suka melihat kesuksesan yang barra dapatkan
masalah akhirnya selesai dan barra bersiap untuk pulang namun teringat akan satu hal
"kamu temani maura dimobil saya masih ada perlu sebentar" ucap barra pada tama
"oke! jangan lama-lama keburu malam" tama meninggalkan rumah pak bayu
dan menuju mobil yang didalamnya ada maura sedang bermain ponsel agar tak jenuh
"om papa mana? kak maura ada didalam ngga?" tanya maura yang ingin mengucapkan perpisahan pada maura besar
"papa sebentar lagi datang, om ngga lihat kakak yang kamu maksud" jawab tama
dari kejauhan
"maaf pak bisa bertemu maura sebentar?" tanya barra ragu
"maura sudah berangkat ke kota, liburnya sudah selesai" jawab bu ratih
"baiklah kalau begitu saya pamit pak, terima kasih sudah diberikan tempat untuk menyelasikan masalah saya" ucap barra lagi
"sama-sama pak, kami juga hidup disini bergantung pada perusahaan bapak. hati-hati dijalan pak" ucap pak wisnu
"saya pamit" barra meninggalkan kediaman pak wisnu dan bu ratih
"ayo kita pulang!" barra bersemangat setelah dua hari bergelut dengan masalah yang akan sangat mengganggu produksi di pabriknya
tentuanya akan mengurangi cuan miliknya
"papa maura mau kerumah oma, maura mau cerita banyak" ucap maura sebelum terlelap tidur karena perjalanan panjang yang akan ditempuh
"iya sayang" jawab barra dan mengusap kepala maura dengan lembut
"kenapa ngga nikah lagi aja sih bar? kasian anak loe tuh harus ikut-ikut bapaknya" ucap tama memecah keheningan
"kaca nih! bujang lapuk lo kagak nikah-nikah ceramah lagi depan oarng yang udah pernah nikah" jawab barra sewot
"belum ada yang pas aja di hati gue, tapi anak pak wisnu lumayan juga ya kalau dilihat-lihat" ucap tama
yang langsung mendapatkan lirikan tajam
"emang ngga ada gadis lain! ogah gue jauh-jauh kondangan kesana lagi kalau lo nikah sama dia" ucap barra kesal
"siapa juga yang mau ngundang loe. emang kalau maunya sama maura kenapa? loe suka juga ma die?" tama meledek barra
"ngga usah ngaco deh loe, nyetir yang bener jangan cewek aja loe pikirin kerja ngga becus!!'" barra mengalihkan pembicaraan dan memainkan ponselnya
melihat sosial media berharap muncul wajah mama maura, hanya ingin tahu bagaimana keadaan dan kabarnya saat ini
perjalanan lancar dan aman hingga tiba dikediaaman orang tua barra
"mampir dulu nak?" ajak bu sarah pada tama
"ngga usah ma, dia sibuk" jawab barra yang menolak tama mampir
"iya bu, bos saya banyak kasih kerjaan soalnya" balas taman
"kalian ini suka sekali bercanda, ayo mampir ada papanya barra tuh dibelakang" ajak bu sarah
"maura bawa kekamar mama aja barra" teriak bu sarah
"iya ma" barra keluar dari kamar mamanya dan menghampiri papanya yang sedang asik main catur bersama adiknya
"kak, mau kopi?" tanya brian adik barra
"ngga usah palingan juga nyuruh bik asri kan, bukan bikin sendiri" ejek barra
"kalian ini jarang bertemu tapi masih saja suka bertengkar" ucap pak dirman
"iya om, barra memang suka cari masalah soalnya" adu tama
"kamu juga sama saja dengan bosmu!" tak ada pembelaan karena tama juga sudah dianggap anak oleh pak dirman dan bu sarah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
itanungcik
semangat 💪💪💪 maura besar...
2023-05-11
1