Bab 5. Pertemuan pertama

Arka masih dibawa paksa oleh Wahyu untuk mencari Kanaya di sekitaran lorong sekolah, mereka terus mengitari tempat itu sampai hampir seluruhnya sudah mereka lewati. Namun, hingga kini mereka masih belum menemukan keberadaan Kanaya dan itu tentunya membuat Arka jengah karena ia merasa telah dibohongi oleh temannya itu. Arka pun meminta berhenti dan melepas paksa tangannya dari cengkraman lelaki itu.

Wahyu sendiri juga tak mengerti mengapa saat ini ia tak bisa menemukan keberadaan Kanaya, padahal sebelumnya ia bertemu dengan gadis itu disana dan bahkan sempat mengobrol dengannya walau hanya sebentar. Wahyu pun yakin kalau Kanaya pasti masih ada di sekitar sana, dan ia ingin Arka terus ikut dengannya untuk mencari gadis itu.

"Lu tuh mau ngerjain gue ya? Lu bilang ada cewek cantik disini, tapi mana ha? Yang gue dapetin daritadi tuh paling cewek-cewek burik, terus sama guru yang nyebelin!" sentak Arka.

"Eee gue juga gak tahu bro, tadi sih gue lihat dia ada disini. Gue malah sempat kenalan sama dia kok," ucap Wahyu kebingungan.

"Ah halu kali lu! Lagian mana mungkin sih ada cewek cantik di sekolah ini? Gue gak percaya sama ucapan lu, dah lah mending gue balik ke markas buat hitung duit!" ucap Arka kesal.

"Eh tunggu dulu bro, ayo kita cari ke tempat lain! Siapa tahu tuh cewek ada disana," pinta Wahyu.

"Apaan sih, yu? Gue males ikut sama lu, udah mending lu cari aja sendiri dan kalo ketemu baru lu bawa dia ke markas!" ujar Arka.

"Ta-tapi bro—"

"Gak ada tapi tapi, gue mau cabut sekarang. Sana lu cari aja sendiri tuh cewek halu lu!" sela Arka.

Arka yang kesal pun pergi dengan cepat meninggalkan Wahyu sendirian disana, tampak Wahyu mengacak-acak rambutnya karena gagal menahan Arka untuk tetap disana bersamanya. Wahyu juga heran mengapa Kanaya tiba-tiba hilang dan tidak dapat ditemui, padahal tadi mereka berpapasan disana dan saling berkenalan.

"Aaarrrgghhh sue banget deh emang! Kemana sih tuh cewek? Gak tahu apa dia kalo gue mau kenalin dia ke cowok ganteng di sekolah ini?" geram Wahyu.

Akhirnya Wahyu memilih meneruskan pencarian di sekitar area sekolah, ia berharap dapat menemukan Kanaya dan membawanya ke markas sesuai permintaan Arka tadi. Karena Wahyu sudah tidak tahan lagi dengan sikap sahabat masa kecilnya itu, yang semakin hari justru semakin menggila dan bertindak seolah dirinya adalah seorang raja.

"Duh mana sih ya..??"

Arka yang berniat kembali ke markasnya, malah tak sengaja mendengar suara itu dan membuatnya penasaran. Pria itu langsung mencari asal suara tersebut dan berhasil menemukan sosok wanita yang tengah kelimpungan di pinggir lapangan, sontak Arka menatapnya bingung karena tak biasa ada perempuan yang berdiam diri disana.

Tak lama kemudian, mata Arka menangkap sebuah bola yang terlihat mengarah ke tubuh si wanita. Arka pun panik dan berteriak keras bermaksud memberitahu wanita itu untuk menghindari, sambil dirinya juga berlari mendekati wanita itu dan berusaha menolongnya agar tidak terkena bola yang sedang mengarah dengan cepat itu.

"HEY AWAS!" teriak Arka disertai langkah seribu dan dengan cekatan ia berhasil menarik lengan wanita tersebut.

Bruuukkk

Tapi naas, meski berhasil menghindar dari bola, justru kini Arka dan gadis itu terjatuh ke sisi lapangan dengan posisi Arka berada di bawah dan tubuhnya ditindih oleh gadis itu. Beruntung kepala Arka tidak membentur tempat duduk di belakangnya yang terbuat dari batu, tapi tetap saja posisi mereka saat ini cukup membuat jantung Arka berdebar kencang tak karuan.

"Anjir lah, ternyata benar kata Wahyu kalau ada cewek cantik di sekolah ini!" batin Arka yang mengagumi kecantikan gadis di atasnya.

"Ish lepas!" namun, gadis itu merasa risih dan langsung bangkit dari posisinya sembari menatap jengah ke arah Arka.

"Lu ngapain sih tarik-tarik gue? Mau modus ya? Dasar cowok!" sentak si gadis.

Arka yang sudah berdiri pun mengernyit heran dengan sikap gadis itu, "Hah? Gue tadi nolong lu loh, kalo gak ada gue pasti lu udah kena bola itu tuh!" ucapnya seraya menunjuk ke arah bola yang menyangkut di sela-sela tanaman.

"Halah alasan aja lu! Gue tahu semua cowok tuh sama aja sikapnya!" cibir si gadis.

Arka menggeleng-geleng bingung, ia sungguh terkejut melihat sikap gadis itu yang benar-benar membuatnya kesal. Baru kali ini ada gadis yang berani bersikap seperti itu padanya, tapi entah mengapa Arka malah merasa kagum dan senang melihatnya. Mungkin karena selama ini semua gadis banyak yang hanya tunduk padanya.

Lalu, tampak sekumpulan orang yang tadi tengah bermain bola di lapangan pun bergerak menghampiri Arkana. Mereka terlihat khawatir saat mengetahui bola yang mereka tendang tadi nyaris saja mengenai tubuh Arka, maka dari itu mereka berniat meminta maaf karena tidak ingin membuat masalah dengan pria itu.

"Eh Arka, kita minta maaf ya? Tadi kita gak sengaja tendang bola kesini, lu gapapa kan?" ujarnya.

Arka manggut-manggut pelan, "Iya gue gapapa, tapi mending kalian minta maafnya ke cewek ini deh karena dia yang hampir kalian lukain tadi!" ucapnya.

Setelah mengatakan itu, Arka pun berbalik dan pergi begitu saja dari sana. Entah kenapa kepergian Arka justru membuat si gadis merasa bersalah, ia baru sadar kalau yang ia lakukan tadi pada Arka adalah salah dan ia mungkin saja telah membuat hati lelaki itu hancur karena ucapannya tadi.

"Hai! Kita minta maaf ya soal tadi? Kamu gapapa kan?" ucap si lelaki pemain bola.

Namun bukannya menggubris mereka, gadis itu justru melangkah pergi menyusul Arkana untuk berupaya menahannya. Tentu saja sekumpulan pemain bola itu merasa bingung dibuatnya, mereka kompak garuk-garuk kepala sebelum akhirnya memutuskan kembali bermain dan melupakan itu.

"Hey tunggu!" gadis itu berteriak memanggil Arka berharap agar pria itu mau berhenti dan berbicara dengannya lagi.

Benar saja, Arka pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah si gadis. Ia memicingkan mata ketika melihat gadis yang tadi ia tolong itu kini mendekatinya, ia tak mengerti mengapa malah gadis itu menemuinya lagi, padahal tadi gadis itu sudah memarahinya.

"Ada apa?" tanya Arka dingin.

"Yah elah sok dingin banget sih lu! Gue mau minta maaf soal tadi, gue nyesel udah marah-marah sama lu padahal lu mau tolong gue tadi!" jawab si gadis.

"Ohh, iya." sikap dingin Arka kali ini justru membuat amarah gadis itu memuncak.

"Haish, untung lu tadi yang udah nolongin gue, jadinya gue gak bisa marah sama lu lagi!" ucap gadis itu sembari mengelus dadanya.

"Yaudah, ada lagi?" tanya Arka lirih.

Gadis itu menggeleng, "Enggak sih, tapi omong-omong kenalin nama gue Kanaya!" ucapnya seraya mengulurkan tangan ke arah Arka.

Arka melirik sejenak tangan mulus gadis itu, sebelum ia perlahan menyentuhnya sembari mengenalkan diri pada si gadis. "Arkana." begitulah kata singkat yang ia ucapkan.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!