Bab 4. Sang ketua

Di lain sisi, tampak sekelompok pemuda dengan tampang berandal yang pastinya sering berbuat nakal itu tengah berkumpul di pojok belakang lorong sekolah. Lalu, terlihat juga ada kumpulan orang mengantri di depan mereka sembari memberikan sejumlah uang pada mereka secara bergantian. Ya bahkan ada juga yang dengan terpaksa memberikan bekal makan serta minuman pada sekelompok pemuda berandal tersebut.

Namun, suasana disana berubah kacau saat tiba-tiba dua orang pemuda dari kelompok mereka datang membawa seorang lelaki culun berkacamata yang terlihat menenteng laptop di tangannya. Lelaki tersebut diseret paksa untuk menghadap ketua mereka disana dan dengan teganya mereka juga mendorong lelaki itu sampai tersungkur di lantai menghadap ke arah seorang pria dengan jaket hitam khasnya yang menutupi seragam sekolahnya.

"Ada apa ini?" tanya pria berjaket itu dengan santai kepada dua orang anak buahnya.

"Begini kak, dia tadi gak mau kasih uang setoran ke kita dan malah ngelawan sama ngancem mau laporin kita ke guru BK. Makanya gue bawa aja dia kesini biar lu bisa hukum dia, kak!" jelas salah seorang pria yang membawa lelaki culun tadi.

"Okay, gue udah paham sama ceritanya. Sekarang lu berdua bisa pergi, cegat lagi orang-orang yang gak mau datang kesini dan paksa mereka buat bayar uang setoran ke gue!" perintah si pria berjaket.

"Siap kak!" dengan patuh dua lelaki itu berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu untuk melaksanakan perintah dari orang yang biasa mereka panggil sebagai kakak ketua itu.

Ya siapa lagi dia kalau bukan Arkana Putra Armando, sosok pria tampan yang merupakan anak dari pemilik sekolah tempat dimana mereka menimba ilmu saat ini, yaitu SMA harapan indah. Sudah sejak lama Arkana berkuasa di sekolah itu, ia memanfaatkan posisi papanya sebagai pemilik sekolah untuk bisa membuat seluruh murid disana tunduk padanya, tanpa terkecuali.

Bahkan tidak hanya murid, guru-guru disana pun juga tunduk dan takut pada Arkana. Sering sekali ada para murid yang melaporkan penindasan yang Arkana lakukan di sekolah pada mereka, tetapi guru-guru disana seolah membiarkan dan tak mau menindak kelakuan buruk Arkana tersebut. Sehingga Arkana pun semakin merajalela dan merasa kalau semua orang harus patuh terhadapnya.

Kini pria itu bangkit dari singgasananya, ia berjalan mendekati lelaki berkacamata yang masih tersungkur sembari memeluk laptopnya itu dengan tubuh gemetar. Arkana yang melihatnya pun dibuat terkekeh kecil, ia meludah tepat ke wajah lelaki tersebut dan suara tawa langsung terdengar dari para anak buahnya yang berada disana.

"Heh culun! Lu anak kelas berapa? Berani banget lu nentang perintah gue!" sentak Arka pada si lelaki yang kini tepat ada di bawahnya.

"Sa-saya kelas sepuluh kak.." lelaki berkacamata itu tampak gugup saat menjawab pertanyaan dari Arka.

"Oh pantes, yaudah gue maklumin lu yang berani nolak perintah gue karena lu masih terhitung anak baru disini. Tapi, mulai hari ini lu harus nurut sama gue dan gak boleh kayak gini lagi!" tegas Arka.

"I-i-iya kak, sa-saya bakal nurut kok. Tolong maafin saya kak!" pinta si lelaki.

"Okay, gue bakal maafin lu. Tapi dengan satu syarat, yaitu lu serahin semua uang lu ke gue!" ucap Arka.

"I-i-iya kak.." lelaki itu akhirnya bangkit dengan dua lutut sebagai tumpuan, ia merogoh saku bajunya dan mengambil sejumlah uang, lalu ia berikan pada Arka dengan sedikit gugup.

"Ini uangnya kak, silahkan diterima!" ucapnya lagi.

Arka mengambil uang yang ternyata berjumlah lima puluh ribu itu dari tangan si lelaki, tapi rupanya Arka tak terima dengan apa yang diberikan oleh si lelaki padanya, ya Arka merasa kalau uang si lelaki lebih banyak dari apa yang dia berikan saat ini. Maka dari itu, Arka pun kembali menatap lelaki berkacamata tersebut dan membentaknya dengan kasar.

"Heh! Masa cuma segini? Gue yakin dari tampilan lu, pasti uang jajan lu lebih dari ini. Serahin semuanya ke gue sekarang!" pinta Arka.

"Ja-jangan kak! Saya juga butuh ongkos buat pulang nanti," ucap lelaki itu memohon.

Arka memutar bola matanya seolah tak perduli dengan ucapan pria berkacamata itu, dengan teganya ia menarik paksa tubuh si pria dan merogoh seluruh kantong di tubuh pria itu sampai ia menemukan uang lainnya yang lebih banyak dari yang diberikan sebelumnya.

"Nah ini ada, udah sana lu boleh pergi sekarang!" ucap Arka merasa puas.

Bruuukkk

Tubuh lelaki berkacamata itu dilempar begitu saja tanpa berperasaan oleh Arka, tapi dengan cepat lelaki itu beranjak pergi dari sana karena tidak ingin berurusan dengan Arkana lagi. Sedangkan Arka juga kembali duduk di tempatnya sambil tertawa puas dan memegangi uang yang ia dapatkan.

"Hahaha, lumayan masih pagi tapi udah dapat segini. Kalian semua terusin tagih setorannya ke mereka, jangan sampai ada yang lolos!" ujar Arka.

"Siap Arka! Pokoknya lu tenang aja, semua aman di tangan kita!" ucap salah satu temannya yang bernama Fajri.

Tak lama kemudian, seorang lelaki datang dengan nafas terengah-engah dan berhenti tepat di hadapan Arka. Sontak saja Arka merasa kesal dibuatnya, ia menatap jengah ke arah lelaki tersebut sambil mengumpat kesal. Namun, si lelaki yang merupakan temannya itu malah mengambil minuman di meja dan meminumnya sejenak.

"Ahh lega rasanya.." lelaki itu kini merasa lebih tenang setelah meminum air, ia pun kembali menatap Arka sambil tersenyum tipis.

"Ngapain sih lu lari-lari kayak gitu? Ada informasi penting apa?" tanya Arka penasaran.

"Ah iya Arka, itu loh tadi gue ketemu sama cewek cakep banget di depan. Setelah gue tanya, ternyata dia murid baru dari Bandung. Beuh cantik banget gila bro!" jawab si lelaki.

"Hah? Terus apa hubungannya sama gue? Kenapa lu mesti ceritain itu ke gue?" tanya Arka.

Lelaki yang tidak lain adalah Wahyu itu dibuat kebingungan dengan reaksi Arka, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal dan mencoba menjelaskan maksudnya pada Arka agar pria itu tidak salah paham karenanya. Ya Wahyu memang sebelumnya sempat bertemu dengan Kanaya, ia sungguh terpesona pada gadis itu dan ingin menceritakannya pada Arka kali ini.

"Ya gak ada sih bro, gue cuma mau kasih tahu aja. Kali aja kan lu bisa kepincut gitu sama dia, biar hidup lu lebih berwarna bro," ujar Wahyu.

"Emangnya tuh cewek siapa? Terus dia anak kelas berapa?" tanya Arka yang mulai penasaran.

Sontak Wahyu tersenyum mendengarnya, "Nah gitu dong mas bro, kalo gitu ayo gue ajak lu ketemu sama dia langsung biar jelas!" ucapnya.

"Hah apaan?" Arka terkejut mendengarnya.

Baru saja Arka hendak berbicara kembali, tetapi tangannya sudah langsung ditarik oleh Wahyu dan dibawa pergi menuju tempat Kanaya berada. Ya Wahyu sangat ingin mengenalkan Arka pada Kanaya, sebab ia yakin Kanaya mampu merubah sikap arogan Arka yang semakin menjadi-jadi.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

👑@N4ND@👑

👑@N4ND@👑

mampir...

2023-05-02

2

Anwar Kewer

Anwar Kewer

ttp semangat jangan kendur n lanjut thor 😁😁

2023-05-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!