Hari sudah siang, ketika Jamin sampai membawa Taupan ke sebuah lokalisasi yang terpencil di bantaran kali. Jamin tampak bersemangat, tapi Taupan malah mencium bau busuk yang entah bersumber dari mana.
"Kau kenapa Pan?" tanya Jamin.
"Aku mencium bau busuk. Hih! Bau sekali."
"Mungkin itu cuma bangkai tikus di kolong sana," tunjuk Jamin ke lantai yang diinjaknya. Lantai yang terbuat dari kayu.
Seorang mucikari menghampiri Jamin dan Taupan yang sedang duduk di beranda depan di atas dipan.
"Hey, kalian mau apa kemari, tersesat yah?"
"Sembarangan! kami mau kawin, mau apalagi coba kami jauh-jauh datang kemari," jawab Jamin. "Pan, keluarin duit kau," ucap Jamin dengan nada sombong. Taupan pun mengeluarkan segepok uang dari saku kirinya. Ibu-ibu menor itupun melunak.
"Ya sudah, ayo masuk, pilih sendiri," ucap Ibu-ibu menor itu sambil membukakan pintu.
Begitu pintu terbuka, Jamin langsung sumringah, melihat dan mencium aroma wanita-wanita seksi yang sedang bercanda dengan sesamanya. Tapi Taupan malah mencium bau busuk yang semakin menusuk hidung.
"Kamu kenapa sih," heran Jamin melihat roman Taupan yang bergidik ngeri.
"Ayo masuk!" ajak Jamin membawa bahu Taupan.
semakin dekat dengan para wanita seksi itu, Taupan semakin tidak kuasa menahan mual karena bau busuk. Taupan pun muntah dan membuat seisi rumah bordir itu jadi aneh.
"Teman kamu mabuk yah?" ucap salah satu wanita menor itu.
Taupan tak tahan lagi dan berlari keluar. Jamin pun mengejar karibnya itu.
"Kau ini kenapa sih? Bikin malu saja," ucap Jamin penuh rasa kecewa.
"Tubuh mereka bau busuk, seperti bangkai," jawab Taupan sambil menghela napas. mereka sudah jauh dari deretan lokalisasi itu.
"Kamu ini ada-ada saja, kau sekarang seperti bapakmu, aneh." mendengar ocehan itu Taupan jadi menyadari sesuatu.
"Jangan-jangan?"
"Jangan-jangan apa?!"
"Aku pulang dulu!" tukas Taupan, otaknya menemukan sesuatu. Taupan berlari, kencang sekali. Mau tidak mau, Jamin pun mengikuti.
"Hey, tunggu Taupan! pelan lah dikit!"
Taupan berlari seperti kijang yang lincah. Bahkan di dalam hutan kemudian, akar-akar besar itu dengan mudah ia loncati. Jamin tertinggal jauh.
Sesampainya ke dalam gubuknya, ia mengobrak-abrik ruangan dan mengumpulkan kitab-kitab kuno koleksi bapaknya.
Satu jam kemudian Jamin baru tiba dan mendapati Taupan sedang membaca kitab besar yang terbuat dari kulit pohon. Pohon yang langka, mungkin sekarang sudah punah.
Jamin langsung mengambil minum dan terduduk lunglai. Keringat mengucur dari tubuhnya.
"Kencang kali kau berlari." Taupan tidak menanggapi, ia tetap serius membaca kitab-kitab itu.
"Bapak kau mana?" tanya Jamin. Taupan tetap serius dengan kitab-kitab itu. Dari dulu Jamin ingin sekali membaca kitab-kitab itu. tapi bapaknya Taupan selalu melarang. Sedikit banyak Jamin mengerti tulisan kuno itu. Dulu waktu mengajari Taupan membaca, ia juga di ajari Taupan cara membaca untaian tulisan kuno itu.
"Bapakku ditangkap polisi, mungkin sekarang dia sudah dihukum mati," ucap Taupan tiba-tiba.
"Bukannya bapak kau sakti? Kok bisa-bisanya tertangkap?"
"Bapak sudah tidak tahan, dunia sudah semakin bau busuk katanya," Jamin jadi berpikir, ilmu Kanuragan macam apa yang menjadikan pemiliknya jadi aneh macam itu, paling tidak penciumannya jadi bermasalah. Bagaimana bisa dunia yang segar tenteram ini jadi tercium bau. Bahkan, pe**cur-pe**cur aduhai itu tercium bau busuk seperti bangkai oleh karibnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Davis Sampaulus
lnjt
2022-03-03
1
Echa Jogja
mambu tempe bosok ...🤣🤣🤣
2021-09-16
1
Hadi Ghorib
,,,aslinya busuk. syahwat yg menutupi jd harum
2021-06-09
1