Tak lama, Alice pun tiba. Ia melihat ibu tini sedang menulis di papan tulis. Ia pun mengambil kesempatan dengan mengendap-endap agar ibu tini tidak mengetahui bahwa ia telat masuk ke kelas. Namun, Hans yang melihat hal tersebut pun segera berteriak untuk memberitahu ibu tini bahwasanya Alice terlambat "buk, Alice telat" ujar Hans yang membuat langkah kaki Alice terhenti. "Sialan!!" Ujar Alice bergemerutu. Mendengar hal tersebut, ibu tini segera berbalik dan menjewer telinga Alice
"Aw, maaf buk. Ini terakhir deh" ujar Alice sembari meringis agar ibu tini tak menjewer nya lagi. "Hah, ngomong apa? Dari kemarin kamu bilang begitu tapi gak berubah-ubah" ujar ibu tini sembari menambah kekuatan nya
"Ampun buk, bener ini yang terakhir" ujar Alice sembari melipatkan tangannya untuk memohon kepada ibu Tini. Melihat hal tersebut, ibu Tini pun melepaskan Alice dan membiarkan nya untuk mengikuti pelajaran
Alice kembali ke kursi nya dan melirik ke Hans dengan sinis dan kesal. Namun, Hans hanya membalas dengan senyuman untuk mengejek nya. Raya yang melihat hal tersebut pun segera pindah tempat ke sebelah Alice. "Al, dia siapa Lo? Kok kayaknya udah akrab" ujar Raya sembari berbisik. "Dia anak temen mama gue! Ngeselin orang nya. Jauh-jauh deh Lo dari dia. Ntar hari-hari Lo buruk kalo Deket dia" ujar Alice sembari mengeluarkan alat tulisnya
"Ntar kenalin gue sama dia dong" ujar raya sembari tersenyum melihat ke arah Hans yang membuat Alice berlaga mual "buat apa? Ntar Lo nyesel kenal dia. Dia itu ngeselin tau" ujar Alice sembari melirik ke arah Hans dengan sinis
"Itu yang di belakang lagi bahas apa? Sini maju dan jawab soal di papan tulis!" Ujar ibu Tini dengan tegas membuat raya dan Alice buru-buru berakting seperti sedang menulis
"Ayo sini!! Jawab soal nya" Tambah ibu Tini sembari bersandar di papan tulis menunggu raya dan Alice maju ke depan. "iya buk" jawab raya dengan santai melangkahkan kaki nya ke depan dan mengambil spidol yang diberikan ibu Tini untuk menjawab soal yang diberikan.
"Eh, gue gimana? Gue kan goblok" gerutu Alice dengan ragu mengikuti langkah kaki raya dari belakang.
Singkat cerita, Raya menjawab soal yang diberikan ibu Tini dengan mudah dikarenakan ia juga merupakan siswi berprestasi. Ia dan Naya berkompetisi merebutkan posisi untuk mewakili sekolah nya dalam lomba sains yang akan di adakan.
Sedangkan Alice yang tak dapat menjawab soal yang diberikan pun akhirnya dihukum dengan berdiri di depan selama mata pelajaran selesai
Tak lama, lonceng pun bunyi yang menandakan waktu nya istirahat. Semua murid pun berduyun-duyun keluar dari kelas untuk pergi ke kantin. "Al, kenalin dong" ujar raya menepuk pundak Alice sembari tersenyum melihat ke arah Hans
"Ya udah, tapi jangan nyesel ya. kalo tu orang buat hidup Lo usah" jelas Alice dengan berat hati menghampiri Hans di ikuti oleh raya dan Noni
"Hai" sapa raya dengan Angun sembari duduk di depan Hans yang sedang menikmati makanannya. Namun, Hans tak menjawab dan mengabaikan nya
"Gue Raya bestie nya Alice" tambah nya sembari menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Namun, dengan dingin Hans pergi meninggalkan raya bersama teman-temannya. Naya dan teman-temannya yang menyaksikan hal tersebut pun tertawa terbahak-bahak membuat wajah raya memerah karena malu
"Sabar Ray, Hans emang gitu orang nya" Jelas Alice sembari mengelus pundak Raya sembari duduk di kursi dan memesan makanan
"Cie, ada yang habis di tolak nih!! Ughh, panas ya" ujar Sisil sembari mengipasi dirinya. Jelas bahwa Sisil tengah mengolok-olok raya yang membuat raya tak dapat menahan diri dan mulai menyerang nya. Sisil yang tak terima pun membalas serangan raya dan akhirnya perkelahian Jambak menjambak pun terjadi
"Sisil, Sisil stop" ujar Naya berusaha melerai perkelahian antara raya dan Sisil. Namun mereka mengabaikan nya dan terus bertengkar. Sedangkan Maya dan Noni menjadi supporters yang membuat suasana semangkin panas .
"Sisil go Sisil go" ujar Maya yang sibuk bertepuk tangan untuk mendukung sahabatnya
"Ayo raya, Kalahkan si Kamseupay sisil ini" ujar Alice dan Noni meneriaki raya untuk memberinya semangat sembari bertepuk tangan
"kalian apaan sih! kok malah di support gitu! bantu lerai dong" ujar Naya yang kesal Melihat Maya, Noni dan Alice. "Biarin, Kalian rakyat jelata emang pantes digituin biar gak ngelunjak" jawab alice sembari tertawa kecil
"Apa Lo bilang! rakyat jelata! O M G hello! ngaca dong" ujar Maya sembari berdiri dan mendekati Alice
"Apa maksud Lo bilang gitu! dasar kampung" balas Alice yang ikut berdiri sembari melipatkan tangannya di dada.
Maya yang tak terima pun segera menyerang Alice dengan menarik rambutnya dan pada akhirnya, Mereka pun ikut bertengkar sepeti Raya san sisil
"Kok malah saling Jambak sihh" ujar Naya yang bingung harus menghentikan siapa "Noni, Bantu gue dongg" ujar Alice yang kewalahan menghadapi teman-temannya yang Masih saling menjabak
"Ih dasar kampung!!" ujar Noni tanpa sadar ikut menarik rambut Sisil dan Alice dengan keras.
"Woy, rambut dia aja! rambut gue jangan" ujar Alice berteriak kepada Noni sahabatnya
"oh iya Sorry-Sorry" ujar Noni sembari melepaskan tangannya dan melanjutkan menarik rambut Sisil berserta Maya Untuk membantu sahabatnya
"Main keroyokan Lo ya!! nih rasain" ujar Sisi menarik rambut Noni dan Alice secara bersamaan. Sedangkan Naya yang Bingung pun akhirnya pergi ke ruang guru untuk meminta bantuan. Keributan yang dibuat raya pun berhasil menarik perhatian para muird. Mereka pun berkumpul untuk menonton pertunjukan tersebut termasuk Hans yang tengah santai menaikkan kaki nya ke atas meja sembari menyeruput soda
"Stopp!! kalian... hentikan..." ujar Ibu Ami si guru killer yang datang setelah mendengar laporan dari Naya
"Kalian pikir ini ring tinju main jambak-jambakkan gitu" ujar ibu Ami dengan kesal sembari memisahkan mereka agar berhenti bertenngkar
"Buk, mohon maaf. ring tinju gak main jambakkan" ujar Mayaa dengan lugu membuat ibu Amy salah tingkah
"Diam!! " ujar ibu Ami yang malu karena salah
"Pokoknya kalian saya hukum dengan lari mengelilingi lapangan 10 kali" Tambah ibu Ami sembari menarik tangan Alice,raya,Noni dan Sisil. Sedangkan Naya membubarkan para murid yang masih setia menonton perkelahian tersebut
Singkat cerita, Mereka pun di hukum dengan lari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali Dipantau langsung oleh ibu Ami agar tak melakukan kecurangan. Disisi lain, Naya tengelam dalam lamunannya dan tanpa sadar mencoreti buku nya sampai tak tersisa selembar pun. Melihat hal tersebut, Hans menghampiri nya sembari meletakkan susu strawberry di atas meja yang membuat Naya tersadar kembali
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments